"Kalo gue egois? gue pastikan hari ini Lo akan jadi milik gue seutuhnya!" ragam kata-kata yang terlontar dari mulut Erick sukses membuat Elvara terdiam dan menunduk.
***
"jangan senyum ke cowo lain!"
"Jangan lirik-lirik cowok lain! Gue ga suka,"
"Ik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ya Tuhan, gina bahagia banget😭 gina mengucapkan terimakasih kepada kalian semua yang telah membaca cerita ini❤️ Avvv sayang banget 🥰
Heyy Yoo guys
Pukul berapa saat kamu membaca part ini?
Apa zodiakmu?
Update modal hotspot hehe
"Jadi hari ini kita gak ke apartemen?" tanya gadis itu dengan polos, matanya mengerjap memperhatikan wajah Erick secara detail.
Erick mengangguk, ia harus merelakan Elvara tinggal di kontrakan ini karena neneknya. Erick harus sering berada di rumahnya jika ada neneknya, ia tidak bisa membiarkan jika neneknya curiga.
"Jangan nakal, Gue sekarang harus rajin ada rumah soalnya." Erick mengulas senyum tipis sembari mengusap lembut rambut hitam Elvara.
Erick dan Elvara kini telah berada di depan tempat tinggal Elvara, mereka berdua masih mengobrol tanpa berniat masuk ke dalam. Erick masih berada di atas motornya, duduk dengan manis. Sedangkan Elvara berdiri di dekat laki-laki itu.
"Kenapa kamu harus rajin di rumah? Kamu udah baikan sama ayah kamu?" tanya Elvara sedikit penasaran, namun rasa curiga lebih mendominasi pada dirinya.
Erick terdiam sejenak, "Ngga kok, intinya Lo jangan pernah ke rumah gue tanpa sepengetahuan gue! Cari aman aja," pinta Erick dengan tegas.
Elvara menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ada rasa penasaran yang benar-benar membuatnya ingin tahu kenyatannya. Hari ini itu benar-benar berbeda menurutnya, seperti tingkah ibunya yang berbeda, serta Erick yang membiarkannya di rumah.
Seharusnya Elvara senang karena di berikan sedikit kebebasan, namun mengapa ia merasa sedikit sedih? Gadis itu benar-benar terlihat bergantung pada sosok Erick.
"Ya udah, gue pulang. Jangan berani-beraninya Lo nyobak selingkuh, gue bantai selingkuhan lo nanti!" papar Erick membuat bulu kuduk Elvara merinding seketika, dasar Erick.
"Iya, siap!" lugas gadis itu dengan kekeuh.
Erick tersenyum smirk. "Bagus, gue suka sama Lo yang nurut gini."
Erick mencium pipi Elvara lalu melesat memakai helmnya dan pergi meninggalkan Elvara yang masih terpatung atas kejadian tadi. Tak lama, Elvara tersenyum tipis merasa debaran jantungnya yang menggila, serta pipinya yang merona.
