Elvara Jane Aurora
"Lebih baik aku diam, daripada aku bertanya namun tidak mendapatkan jawaban"
Deg
Hati Lena kian berpacu cepat, badannya terasa lemas. Ternyata Lauri masih mengenalinya? Lena akan menghadapi masalah besar jika seperti ini.
Nenek Lauri berdiri, lalu menghampiri Lena yang masih terdiam di tempatnya. "Setelah semua masalah yang datang bersumber dari keluarga sialanmu, kau masih berani untuk bekerja disini? Tidak tau malu sekali anda." Lauri mendecih tak percaya, wanita tua itu terlihat benar-benar marah.
"Maaf, tapi alangkah baiknya jika kita melupakan masa itu." Lena yang tadinya menunduk, memberanikan diri untuk membalas tatapan nenek Lauri.
Dada nenek Lauri bergemuruh, pertanda bawa wanita tua itu marah mendengar jawaban lawan bicaranya. "Melupakan? Apa kau tau seberapa besar kesalahanmu karena telah berbicara seperti tadi? Seharusnya kau introspeksi diri, saya curiga jika anda mempunyai niat jahat juga seperti dulu!" Tekan nenek Lauri terdengar serius.
Lena terdiam, lalu perlahan ia menghela napasnya. "Jangan samakan saya dengan dia, nyonya Laurisa Ansley. Dia tidak seburuk yang kau kira." Setelah mengucapkan itu, Lena pergi berlalu meninggalkan nenek Lauri yang masih naik pitam.
Aletta yang sendari tadi menyimak pertengkaran ringan itu nampak penasaran, sedangkan Erick hanya diam. Merasa bersalah karena lupa menyembunyikan Lena dari neneknya.
Nenek Lauri kembali duduk, raut wajahnya masih terlihat marah. Namun, melihat ekspresi penasaran dari Aletta, membuat nenek Lauri tersenyum hangat. Seolah tidak terjadi masalah sedikitpun.
"Nenek kenapa marah sama bik Lena? Padahal bik Lena baik dan selalu menjaga Aletta," tanya Aletta terdengar parau.
Nenek Lauri berusaha menahan semua bara api emosi yang menguasainya, jujur ia terdengar marah setelah mendengar pendapat cucunya tadi. "Kamu tidak perlu tau, belum saatnya kamu tau," sahut nenek Lauri.
Manik mata nenek Lauri teralihkan kepada Erick, pemuda itu sendari tadi hanya diam. Tidak ada rasa penasaran, dan nenek Lauri merasa sedikit janggal karena hal itu.
"Mengapa kamu hanya diam, sayang? Apa kamu tau suatu fakta?" tanya nenek Lauri penasaran.
Erick tersentak mendengar pertanyaan neneknya, ia kemudian tersenyum tanpa beban. "Tidak, nek. Aku lebih baik diam dari pada bertanya namun tidak mendapatkan jawabannya," ujar Erick.
Nenek Lauri ber oh ria, "Perlahan, kau pasti tau dan mengerti keadaannya." Nenek Lauri meneguk air mineralnya dengan nikmat.
Aletta dan Erick hanya mengangguk, tepatnya hanya Aletta yang mengangguk. Karena Erick, sudah mengetahui fakta yang sebenarnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
ERICK: MY BADBOY
Teen Fiction"Kalo gue egois? gue pastikan hari ini Lo akan jadi milik gue seutuhnya!" ragam kata-kata yang terlontar dari mulut Erick sukses membuat Elvara terdiam dan menunduk. *** "jangan senyum ke cowo lain!" "Jangan lirik-lirik cowok lain! Gue ga suka," "Ik...