Hari keberangkatan ke Hogwarts...
Stasiun King's Cross.
"Dorong trolley-mu lebih cepat, Rosie!" George menggoda gadis kecil yang terlihat kesusahan mendorong trolleynya yang berisi koper-koper dan kandang kucingnya.
"Kau bicara dengan siapa, Georgie? Aku tak bisa melihat seorang pun." Fred terkikik menimpali kejahilan saudara kembarnya.
Rose menghentikan trolley-nya sejenak. Menarik nafas, dan kembali mendorongnya.
"Berat?" tanya Ron. Rose mengangguk.
"Orang bisa mengira trolley itu jalan sendiri tanpa ada yang mendorongnya." Fred menyenggol sikut George.
Rose memutar bola matanya sebal. "Tak bisakah kalian diam jika tak membantuku?"
"Pindahkan saja sebagian ke trolley Fred dan George." Ron menatap Rose.
"Ide yang bagus, Ronnie." Rose tersenyum jahil. Si kembar kemudian menatap Ron dengan garang.
"Fokuslah dengan trolley kalian, atau kalian akan menabrak seseorang atau sesuatu." Molly bergegas melangkahkan kakinya mendahului anak-anaknya.
"Penuh sekali tempat ini." Ginny melihat sekeliling.
"Penuh dengan muggle, tentu saja." Molly terus melangkah dengan cepat.
"Peron berapa?" tanya wanita gemuk itu pada Percy.
"Peron 9 tiga perempat." Jawabnya.
Sesampainya di sebuah peron antara peron 9 dan 10, Molly menatap Percy. "Baiklah, Perce, kau duluan!"
Percy segera berlari ke tembok dan menembusnya. Ginny menatap ibunya. "Apakah aku bisa..."
"Tidak, tidak. Kau belum cukup umur. Diam saja di sini." Ujar Molly. "Fred, kau berikutnya!"
"Aku bukan Fred, aku George!" Fred protes.
"Yang benar saja, katanya kau ibu kami?" George menimpali.
Rose menatap Ron. "Dan terjadi lagi..." gumamnya dengan nada sebal.
Molly mendengus. "Ah baiklah, maaf... Cepat George!"
Anak laki-laki itu mendorong trolleynya mendekati peron. "Aku hanya bercanda. Aku memang Fred!" Setelah mengatakannya dia segera berlari menembus tembok untuk menghindari omelan ibunya. Kemudian saudara kembarnya segera mengikuti.
Molly menatap Rose. Dia menyunggingkan senyum kecil. "Takut, Rose?" tanyanya.
"Uhm... Aku hanya agak gugup." Jawabnya.
"Kau pasti bisa. Fred dan George menunggumu dibalik tembok ini. Ayo cobalah!" Molly menepuk bahu gadis kecil yang nampak berkulit sedikit lebih coklat dibanding saudara-saudaranya yang lain.
Rose mengangguk dan mendorong trolleynya mendekati peron. Kemudian, setelah menghela nafas panjang, Rose berusaha mendorong trolley yang menenggelamkan dirinya itu berlari kearah tembok. Sedetik kemudian, dia sudah berada di sisi lain tembok, dengan peron bertuliskan angka 9 tiga perempat. Rose terdiam sejenak sembari menatap sekelilingnya. Menatap keramaian, serta kereta yang akan membawanya ke Hogwarts.
"Sampai kapan kau akan berdiri di situ?"
"Menunggu Ron menabrakmu?" tanya Fred dan George.
Rose yang masih memegangi gagang trolleynya, menatap si kembar. Kemudian mendorong trolley dengan kaki kanannya sekuat mungkin untuk membantu menggerakkannya. Karena tubuhnya yang kecil tidak kuat mendorongnya hanya dengan kedua tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSEMARY POTTER and The Year She Found Herself
Fanfiction[BOOK 1] Mengetahui dirinya adalah satu dari Dua Potter yang Hidup, membuat Rose harus merelakan kenyataan bahwa keluarga yang selama ini mengasuhnya bukanlah keluarga yang sebenarnya. Sama seperti Harry yang dititipkan pada keluarga pamannya, Dumbl...