Part 15

596 101 0
                                    

"Kenapa kau tidak mengajakku?" Ron berseru kesal.

Mereka sedang sarapan ketika Harry bercerita semalam dia berpetualang sendiri dengan jubah gaib yang didapatnya saat natal ke area terlarang perpustakaan untuk mencari Nicolas Flamel. Namun sebuah buku menjerit mengejutkannya dan membuat dirinya hampir tertangkap basah oleh Filch dan kucingnya, Mrs. Norris. Harry berlari menyusuri lorong hingga menemukan sebuah cermin ajaib di sebuah ruang kelas tak terpakai.

"Kau benar-benar bisa melihat orang tuamu?" Tanya Rose pelan. Harry mengangguk.

"Kurasa aku juga melihat kedua orang tuamu, karena semalam aku bisa melihat seluruh keluarga Potter." Ujar Harry.

Rose terdiam menatap Harry. Harry kemudian berkata lagi, "Kita bisa ke sana lagi malam ini bersama-sama. Kau, aku, dan Ron."

"Kalau aku mau, kan?"

Ron dan Harry terperangah dan seketika menatap gadis itu. "Kau tak mau lihat orang tuamu? Tanya Ron.

"Aku, kan, sudah melihatnya di foto setahun yang lalu, saat ayah dan ibu memberikan foto mereka sebagai hadiah Natal." Rose menjawab.

"Tapi ini berbeda, Rose. Kau bisa berdiri disebelah orang tuamu. Merasakan mereka ada didekatmu." Harry menegaskan.

Rose menggeleng pelan. "Kurasa aku belum siap, Harry."

Harry dan Ron berpandangan. Tanpa sepatah katapun, mereka melanjutkan sarapan mereka. Rose menoleh kearah Percy yang sedang asyik mengobrol dengan Fred dan George.

Selesai sarapan, mereka berpisah. Harry, Ron, dan Percy memilih kembali ke asrama sedangkan si kembar membawa Rose berjalan-jalan mengelilingi kastil.

"Besok kami akan melakukan perjalanan ke Hogsmeade dan membeli semua barang yang ada di Zonko's Shop!" Fred tampak bersemangat.

"Hei, jangan lupakan teko teh penggigit hidung yang akan Rose gunakan untuk mengerjai Filch!" George menimpali ocehan saudara kembarnya. Kemudian dia melirik Rose.

"Kau kenapa, sih?" tanya George. Rose menoleh pada anak laki-laki itu.

"Kenapa apanya?"

"Diam saja dari tadi. Tumben."

"Oh, bukan. Hanya... memikirkan bagaimana caranya aku bisa ikut kalian." Jawab Rose asal-asalan.

"Kalau menurut aturan, sih... Kau harus menunggu sampai kelas tiga untuk bisa pergi ke Hogsmeade." Fred sedikit membungkukkan badannya dan mengalungkan lengannya pada leher Rose.

"Tapi aku tahu kau tidak suka 'menurut aturan'" Fred nyengir dengan tatapan jahil.

"Freddie, tidak..." George menggeleng.

Fred menegakkan badannya dan menatap saudara kembarnya, "Kenapa Georgie? Itu akan menyenangkan!"

"Hukuman kalian di dapur setelah melempari Quirrel dengan bola salju belum juga berakhir dan kalian akan membuatku pergi bersama kalian?" Rose menceramahi mereka berdua.

"Oh, kau membaca pikiran kami lagi..." George berujar datar.

"Tetapi menurutmu menyenangkan, bukan, Rosie?" Fred merangkul George dan tersenyum lebar.

Rose menghela nafas pelan. "Ibu bilang dia tidak mau menerima surat tentang kalian dari sekolah lagi, kan?"

"Ibu tak akan tahu soal ini." Fred dan George mengedipkan sebelah matanya pada gadis kecil didepan mereka.

"Yah.. sejujurnya aku memang ingin mencoba hal-hal baru. Kau tahu, memberi pelajaran pada Malfoy." Rose menaikkan sebelah alisnya.

Fred dan George terbelalak. "Benar! Anak itu memang harus diberi pelajaran!"

ROSEMARY POTTER and The Year She Found HerselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang