Part 9

770 130 0
                                    

"Fred! George!" Rose berlari menghampiri kedua anak laki-laki yang sudah menunggu dibawah menara jam dengan wajah kusut.

"Kau kemana saja, Rosie?" George dari nada bicaranya jelas dia berusaha menahan marah.

"Sedetik lagi, dan kami sudah pergi dari sini." Fred mengimbuhi.

Rose membungkukkan badannya dan mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. "Maaf." Ujarnya singkat. Kemudian dia menegakkan badannya menatap Fred dan George.

"Ada..."

"Bukan masalah serius. Sekarang ada apa kalian memanggilku ke sini?" Rose segera memotong kalimat Fred setelah tanpa sengaja mendengar isi pikirannya.

Fred dan George berpandangan. Rose melirik mereka berdua. "Aku tidak akan membaca pikiran kalian lagi. Ayo cepat katakan!"

"Ah! Sulit sekali untuk tidak melakukannya..." gumam Rose yang didengar si kembar.

"Melakukan apa?" tanya George. Rose menggeleng dan tersenyum getir. "Membaca pikiran. Aku lelah, Georgie..."

"Sulit sekali untuk tidak melakukannya. Apalagi ditempat penuh manusia seperti ini." Rose menghela nafas. Dia duduk dibawah menara jam.

Fred menatap George dan menaikkan sebelah alisnya. Kemudian mereka menatap gadis itu. "Kau mengeluh?" Fred keheranan. "Tidak biasanya..." ujarnya lagi.

"Kau pasti kesulitan. Bagaimana hari-harimu di Hogwarts?" tanya George.

Rose mendengus. "Jangan tanya. Aku sama sekali tak tahu cara berteman. Aku mendengar beberapa orang mengatakan aku sombong dan dingin saat berpapasan dengan mereka dan mereka bilang seharusnya aku ditempatkan di Slytherin."

"Omong kosong macam apa itu?" George menghela nafas keras.

"Kau sudah..." "Sudah. Percy menyebalkan sejak jadi prefek. Dia tak mendengarku. Dia bilang, aku harus mematuhi aturan." Rose mengomel.

"Rose... kau baru saja mengatakan tak akan membaca pikiran kami." Fred berujar pelan. Membuat Rose segera tersadar dan memukul pelan kepalanya. "Aduh... benar-benar, deh!"

Fred dan George terdiam. Mereka saling melempar isyarat sesuatu. Fred terlihat menyembunyikan sesuatu.

"Apa yang kalian lakukan?" Rose menatap keduanya.

"Tidak. Kami hanya..."

"Menyembunyikan sesuatu." George segera memotong kalimat Fred. Saudara kembarnya langsung menatapnya sambil melotot.

"Lebih baik kukatakan daripada dia membaca pikiran kita." Jawabnya membela diri.

Fred kemudian menatap Rose. "Ada sesuatu yang mau kami berikan, tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat."

Fred berdiri dan mengulurkan tangannya pada Rose. "Waktunya makan malam. Kita harus ke aula."

Rose menatap Fred, kemudian dia menerima uluran tangannya. Anak laki-laki itu membantunya berdiri. Lalu mereka bertiga beranjak ke aula besar untuk makan malam.

"Kami akan membantumu berteman, gadis kecil." George mengedipkan sebelah matanya.

"Terima kasih." Rose tersenyum.

Ketika mereka memasuki aula dan mendekati meja Gryffindor, seruan Ron segera menyambut mereka. "Merencanakan sesuatu lagi?" tanyanya.

Mereka bertiga menggeleng serempak. Percy menatap ketiga anak yang baru datang itu. "Awas saja kalau kalian membawa Rose mengacau. Ingat bagaimana dia mengajak Ginny mencuri sapu terbang dirumah tiga tahun lalu untuk pergi jalan-jalan? Aku sangat yakin itu ide kalian."

ROSEMARY POTTER and The Year She Found HerselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang