Part 7

1K 186 21
                                    

Langit sudah gelap diluar ketika kereta yang mereka tumpangi berhenti di sebuah stasiun. Harry, Ron dan Rose, baru saja hendak keluar dari kompartemen ketika seorang bocah laki-laki berambut pirang keemasan dengan kulit pucat, berdiri di depan pintu bersama dengan dua bocah laki-laki lain berbadan besar. Harry dan Rose segera mengenali anak laki-laki pucat itu.

"Anak-anak di kereta bilang, Harry Potter ada di kompartemen ini. Ternyata itu kau ya?" Anak itu menatap Harry dengan penuh minat.

"Ya." Jawab Harry singkat. Matanya menatap dua anak berbadan besar di kanan kiri anak pucat itu.

"Oh, ini Goyle dan ini Crabbe." Anak pucat itu mendekati Harry. "Aku Malfoy. Draco Malfoy."

Ron terbatuk, menutupi tawanya yang hampir meledak. Anak pucat pirang bernama Draco itu menoleh dan menatap Ron tajam.

"Kau pikir namaku lucu? Kurasa aku tak perlu bertanya siapa kau. Ayahku bilang semua Weasley berambut merah dan punya bitnik-bintik di pipi. Bahkan mereka mempunyai anak lebih banyak dari yang sanggup mereka tanggung. Tak heran kau menggunakan jubah bekas kakak-kakakmu!"

Ron mengepalkan tangannya. Rose yang menyadari itu segera memegang tangan Ron. Menahannya agar tak meluapkan amarah.

Anak itu menatap Rose. "Dan kau... Pasti anak Potter yang diasuh oleh keluarga Weasley, ya? Ayahku bilang malang sekali nasibmu. Oiya, kalau aku jadi kau, mungkin aku sudah minggat ketika tahu aku diasuh oleh keluarga urakan seperti mereka."

Ron kali ini berdiri. Wajahnya sudah semerah rambutnya. Rose tak menahannya kali ini.

"Kau mau berkelahi denganku?" tanyanya sambil tertawa. Kemudian Draco kembali menatap Harry yang wajahnya menyiratkan keterkejutan dengan kata-kata Malfoy tentang Rose.

"Beberapa keluarga penyihir lebih baik dari lainnya, Potter. Jangan salah berteman. Aku bisa membantumu dalam hal ini." Malfoy mengulurkan tangannya mengajak Harry bersalaman.

Harry hanya menatap anak itu tanpa balik mengulurkan tangan. "Kurasa aku bisa menilainya sendiri." Jawabnya dingin.

Wajah Malfoy berubah mendengar ucapan Harry. Rona merah menguasai pipinya.

Dari luar terdengar orang berteriak. "Anak-anak tahun pertama, kumpul di sini!"

Rose segera mendahului Ron dan Harry keluar dari kompartemen, menabrak Malfoy dan melewati Goyle begitu saja. Harry dan Ron mengikuti Rose meninggalkan ketiga anak itu di kompartemen.

Draco yang geram kemudian berteriak. "Bersikap sopanlah Potter, jika tak ingin bernasib sama dengan orang tuamu!"

"Abaikan saja!" Rose terus berjalan tanpa menoleh kebelakang.

Harry memperhatikan wajah gadis itu. Sama seperti Ron, wajahnya sudah semerah labu. Harry memberanikan diri bertanya. "Apa maksudnya tadi, kau... Rosemary Potter?"

Rose tak menjawab. Dia melangkah semakin mendekati sekumpulan anak kelas 1 yang sedang mendengarkan seorang pria raksasa. Rupanya dialah yang tadi berteriak-teriak memanggil anak kelas 1. Melihat wajah Rose yang masih menahan marah, Harry tak berani bertanya lagi. Dia kemudian memutuskan untuk berlari kearah raksasa itu dan memeluknya.

"Semua oke, Harry?" tanya raksasa brewokan itu.

"Wooahhhh" Ron mendongak menatap pria itu. "Namanya Hagrid." Ujar Rose datar.

Ron mendengus. "Kau membaca pikirannya saat kita baru saja tiba?"

Rose memutar bola matanya. "Memangnya dia akan memikirkan namanya sendiri? Ayolah, Ron, katanya kau mendengar semua pembicaraanku dengan Fred dan George di ilalang."

ROSEMARY POTTER and The Year She Found HerselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang