Part 19

446 84 3
                                    

Seminggu berikutnya, Ron mengajak Rose menyelinap dimalam hari setelah semua orang tertidur. Dia ingin menunjukkan naga milik Hagrid yang dia ceritakan. Selama ini Rose tak pernah punya waktu untuk mengunjungi pondok Hagrid bersama mereka karena sibuk membuntuti Snape dan Quirrell. Rabu malam itu, akhirnya Ron memutuskan meminjam jubah gaib Harry untuk menyelinap.

Mereka mengendap-endap, melangkah dengan sangat hati-hati. Setelah berhasil keluar dari kastil dengan selamat, kedua anak itu mempercepat langkah mereka. Kabar baiknya, Hagrid sudah setuju untuk mengirim naga itu pada Charlie di Rumania.

"Charlie sudah menerima suratnya, belum, sih? Sudah seminggu belum juga dia menjawab. Panjang Norbert sekarang sudah hampir sama dengan rumah Hagrid!" Ron mengoceh.

"Norbert? Hagrid menamainya begitu?" Rose mengulangi.

"Ya. Dia sinting. Masa dia menyebut dirinya 'Mama' didepan Norbert?"

Rose tertawa mendengarnya. Langkah mereka berhenti didepan pintu pondok Hagrid. Ron mengetuk pintunya dan memanggil raksasa itu dengan suara pelan.

"Hagrid, ini kami!"

Suara barang-barang berjatuhan memekakkan telinga mereka. Tak lama pintu pondok terbuka dan Hagrid sudah berdiri dibaliknya. Ron dan Rose segera melangkah masuk.

"Lihat!" Ron menyibak jubah gaibnya dan menunjuk ke seekor naga yang tengah memakan bangkai-bangkai tikus. Hagrid segera menutup pintu pondoknya.

Rose mematung, matanya terbelalak. Dia tak pernah melihat naga sedekat ini. Bahkan meski ia tahu, Charlie sangat menyukai naga. Charlie pasti akan melarangnya berinteraksi tanpa pengawas.

Naga berwarna hitam itu memiliki sepasang sayap yang terlihat jauh lebih besar dari badannya yang kurus. Moncongnya panjang dan memiliki dua lubang hidung besar. Dua tanduk tumbuh diatas kepalanya dan Rose bisa melihat matanya yang menonjol dengan sangat jelas, berwarna jingga.

"Kuharap Charlie segera membalas surat itu." Rose masih mematung. Matanya tak lepas dari naga itu.

Hagrid mendekati Norbert dan mengambil satu bangkai tikus. "Mau coba beri dia makan?"

Rose dan Ron menelan ludah. Wajah Rose sudah sangat menyiratkan bahwa dia tak akan mau memberi Norbert, atau siapalah itu namanya, makan. Anak perempuan itu melirik Ron sambil menggeleng pelan.

Hagrid masih mengacungkan bangkai tikusnya kearah mereka. "Ayo, Ron, cobalah!" Kali ini dilemparkannya bangkai itu pada Ron yang langsung memasang wajah jijik saat menangkapnya secara spontan.

Akhirnya pelan-pelan Ron melangkah mendekati Hagrid dan naganya. Rose bergidik ngeri. Dengan ragu, Ron menyodorkan bangkai tikus ditangannya pada Norbert yang langsung mencaploknya. Ron terperanjat dan mundur kebelakang.

"AWW!!"

Rose terkejut mendengar teriakan Ron. Dilihatnya anak itu memegangi tangan kanannya yang mengeluarkan banyak darah. Norbert sepertinya juga terkejut karena teriakan Ron. Bayi naga itu mengerutkan badannya kearah Hagrid.

"Ah, kau membuatnya ketakutan, Ron!" Hagrid marah.

Rose mendelik. "Hagrid! Kau tak lihat tangan Ron terluka karena Norbert?"

"Dia kan masih bayi, lagipula cara Ron memberinya makan, salah." Hagrid mengelus-elus naganya.

Rose mendengus kesal. Kemudian meraih lengan Ron dan mendudukkan Anak laki-laki itu dikursi. Rose menggenggam tangan kanan Ron yang penuh darah dan mengangkatnya. Kemudian dia menatap Ron dengan wajah pucat.

"Kenapa, Rose? Kau bisa mengobatinya, kan? Seperti saat aku berkelahi dengan Malfoy?" Ron menatap anak perempuan itu.

Rose menggeleng pelan. "Maaf, Ron." suaranya parau. "Lukamu cukup parah. Kita harus membawanya ke Madam Pomfrey."

ROSEMARY POTTER and The Year She Found HerselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang