Part 12

638 125 4
                                    

Rose menyelesaikan PR mata pelajaran pertahanan terhadap ilmu hitam sendirian seraya duduk dijendela kamarnya. Ia memilih untuk kembali ke asrama bersama si kembar setelah pertandingan Quidditch berakhir. Sedangkan Harry, Hermione, dan Ron masih asik mengobrol dengan Hagrid.

Gadis itu melihat seekor burung hantu berwarna coklat terbang menembus tiupan angin dan hujan salju tipis kearahnya sebelum kemudian berhenti didepan jendelanya. Burung itu membawa sepucuk surat. Ia segera meletakkan bukunya dan membuka jendela kamarnya.

"Astaga, dingin sekali!" Ujarnya ketika angin dan salju itu menyapa kulitnya yang tak terbalut baju hangat.

Rose cepat-cepat mengambil surat itu dan kembali menutup jendelanya. Dia menatap burung hantu yang kemudian terbang menjauh dari jendelanya.

"Kau dapat surat?" Tanya Lavender. Rose mengangguk.

"Dari siapa?" tanya Padma.

Rose mengedikkan bahunya. "Aku belum tahu." Gadis itu kemudian membuka suratnya.


Rose, temui kami di hutan terlarang sekarang.

Jangan ajak siapapun!

Fred & George


"Apa? Ini kan sudah hampir gelap?" Rose keceplosan.

"Ada apa?" Parvati menatapnya.

Rose cepat-cepat menyimpan suratnya ke dalam saku. Dia beranjak mengambil jaket dan syalnya. "Bukan apa-apa. Hanya Fred dan George."

"Kau mau keluar?" tanya Lavender ketika melihat Rose mengenakan jaket dan syalnya.

"Tapi dingin diluar. Lagipula sebentar lagi gelap." Padma menaikkan selimutnya sampai hampir menutup seluruh badannya.

"Kau akan melewatkan makan malam, Rose." Parvati mengimbuhi.

Rose telah selesai memakai jaket dan syalnya. Dia tersenyum, "Tidak, aku akan menyusul bersama mereka. Baiklah aku pergi dulu." Rose meninggalkan kamarnya dan bergegas menuruni tangga asrama.

Dia melihat Percy sedang duduk dengan Oliver Wood di ruang santai Gryffindor. Dia menghela nafas keras saat Percy dan Wood menyadari dirinya ada di sana.

"Kau mau kemana?" tanya Percy.

"Hanya jalan-jalan." Jawab Rose.

"Selamat atas kemenangannya, Wood!" Rose memalingkan tatapannya pada kapten Quidditch yang sedang duduk santai dengan Percy.

Oliver Wood tersenyum lebar. "Terima kasih, Rose. Kau tahu, Potter adalah seeker yang hebat. Bahkan di pertandingan pertamanya."

"Rosemary Potter, aku sedang bicara padamu." Percy menatap galak anak perempuan didepannya.

Rose terkesiap. Percy tak pernah memanggilnya Rosemary sebelumnya. "Aku pergi."

"Rose!" teriak Percy.

Wood menatap Rose yang berlalu. Kemudian berpaling pada Percy. "Sudahlah, dia kan sudah bilang hanya ingin jalan-jalan."

"Sebentar lagi gelap dan dia akan melewatkan makan malam." Percy keluar asrama mengejar Rose.

"Sekarang aku yang sendirian?" keluh Wood.

Rose melangkah dengan cepat menuruni tangga besar. Dia tak tahu Percy menyusul dibelakangnya. Ketika Rose melewati koridor lantai bawah sayap timur dan menuju keluar kastil, Percy segera menariknya.

"Katakan kau mau kemana?"

"Kau mengikutiku?!" seru Rose. Gadis itu terkejut.

"Kau tahu ini hampir gelap dan diluar dingin. Kau bisa sakit." Percy melunakkan kalimatnya membuat Rose tertegun.

ROSEMARY POTTER and The Year She Found HerselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang