Part 2

1.3K 221 14
                                    

"Kau sudah mendapatkan tongkatmu?" tanya Charlie pada Fred dan George ketika mengantarnya membeli perlengkapan siswa baru Hogwarts.

Si kembar menunjukkan tongkatnya. Charlie mengangguk. "Buku-bukumu?" tanyanya lagi.

"Kami belum mendapatkan buku Fantastic Beast and Where to Find Them yang ditulis oleh Newt Scamander." Fred menjawab.

"Sebenarnya apa pentingnya buku itu? Kau tahu kami tidak akan membacanya." George bergumam pada kakaknya yang kini sudah menginjak tahun ke 7.

"Kapan aku bisa mendapatkan tongkatku sendiri?" Rose menatap ketiga kakaknya.

"Tunggu saat kau akan pergi ke Hogwarts." Jawab Charlie santai.

"Aku sudah tak sabar." Ujar Rose.

"Kudengar Dua Potter yang hidup akan segera pergi ke Hogwarts. Aku tak sabar melihat hal-hal hebat yang akan mereka perbuat." seorang anak laki-laki berkulit hitam berambut keriting dan anak laki-laki lain yang berwajah Asia, berjalan dengan cepat melewati mereka. Rose hampir saja tertabrak jika George tidak segera menariknya.

"Perhatikan langkahmu! Kau hampir saja menabrak adikku!" serunya. Fred dan Charlie ikut menatap kedua bocah itu.

"Oh maaf, kami tidak melihatnya." Ujar si anak berkulit hitam.

"Kau tidak apa-apa?" tanya anak laki berwajah Asia tadi. Rose mengangguk.

"Sudahlah, kalian boleh pergi." Charlie menengahi, kemudian dia menatap George dan berkata pelan. "Jangan buat masalah!"

"'Jangan buat masalah' katamu? Rose hampir saja tertabrak." Fred membela saudara kembarnya.

"Itu bukan masalah besar. Mereka, kan, hanya jalan kaki! Kalian boleh membesarkan masalahnya jika mereka menggunakan sapu terbang." Charlie meninggikan nada suaranya.

Arthur dan Molly mendekati mereka berempat, diikuti oleh Ron yang menggandeng Ginny.

"Kau membuatku terlihat seperti bocah." Omel Ginny.

"Kau memang bocah." Jawab Ron.

"Kita hanya beda 1 tahun!" Ginny menatap kakaknya kesal.

"Diamlah, anak-anak!" Molly menatap anak-anaknya yang saling beradu argument. Ron menutup mulut sebelum sempat menjawab ocehan Ginny.

Melihat Ron yang merengut, Rose segera menghampiri saudara laki-lakinya sambil terkikik. "Punya kabar baik?" tanyanya.

Ron mendengus. "Apapun selain pembicaraan tentang Dua Potter yang hidup."

Rose menatap Ginny sesaat sebelum kembali menatap Ron. "Aku juga mendengar hampir semua orang membicarakannya."

"Kau penasaran?" tebak Ron. Rose menggeleng cepat. "Belum."

Arthur yang tak sengaja mendengar obrolan Rose dan Ron menarik lengan istrinya dan memberikan isyarat bahwa mereka harus segera pergi dari sana.

"Mengapa? Biasanya kau mudah tertarik oleh suatu hal." Sindir Ron.

"Kurasa itu hanya obrolan anak-anak besar." Jawab Rose cuek.

"Jika kalian sudah mendapatkan seluruh keperluan kalian, kita harus segera pergi." Molly meraih daftar keperluan dari tangan Fred.

"Satu buku belum kami dapatkan." Jawab Fred.

"Charlie akan mendapatkannya untuk kalian." Molly menatap Charlie.

"Jaga adik-adikmu, Charlie. Ayah harus segera pergi ke kantor, jadi harus kubawa ibu dan adik-adikmu yang lain pulang lebih dulu." Arthur menepuk pundak Charlie.

ROSEMARY POTTER and The Year She Found HerselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang