08 ADA RASA?

11.4K 819 14
                                    

Andini terbangun ketika dia mendengar sayup-sayup suara mengaji dari speker masjid masuk kedalam kamarnya, dia bangun dan menatap jarum jam pendek yang menunjuk kearah pukul 03.45, Mengehala nafas pendek dia menoleh kebelakang, bumi dan andreas masih tertidur saling memeluk satu sama lain.

Dia berjalan dan mengambil mukena baru dilemari setelah mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Andini melangkah keluar kamar dan menutup pintu secara perlahan, wanita itu melihat putranya yang sudah bangun dan tidur disofa depan sambil melihat televisi.

Andini mendekat, duduk disana sambil menggangkat kepala putranya untuk tidur dipahanya. Diusapnya kening putranya dengan sayang.

"Cerita apa semalam sama mbah kung?"

"Cerita nabi musa yang dikejar sama firaun bunda, bunda ruri juga mau tongkat seperti nabi musa yang bisa membela laut wusshhh begitu bunda?" Tanyanya polos dengan tangan melakukan gerakan membelah laut dan matanya masih ke acara televisi pagi, andini tersenyum mendengar pertanyaan polos ruri.

"Ayo ke masjid dulu biar nanti tidak telat" andini megangkat tubuh anak itu untuk duduk, dia merapikan baju dan juga sarung yang dikenakan ruri lalu memberikan ciuman sayang pada putranya.

"Kakak?" Ruri bertanya, di sudah mulai terbiasa sholat dengan kakaknya ketika dirumah.

"Kakak semalam sakit, jadi kakak sholatnya nanti dirumah" sambil mengangkat ruri untuk berdiri.

"Suamimu tidak sholat nduk?" Tanya nadia yang keluar dari arah dapur sudah terlihat rapi dengan mukenanya, andini membalas dengan senyum. Mengerti arti senyum andini, nadia hanya mampu menghela nafas. Ketiganya berjalan beriringan menuju ke masjid area pondok.

♤♤♤

Pukul lima pagi andini dan ummi nadia kembali ke rumah, ruri memilih tinggal bersama mbah kungnya dan juga para santri untuk melakukan ritinitas mengaji dipagi hari setelah selesai sholat subuh.

Masuk kedalam kamar dia melihat dua cucu adam itu masih tertidur pulas, dengan posisi tidur andreas yang membelakangi bumi sedangkan ayah anak itu dengan posisi tengkurap.

Andini mendekat, dia mengelus halus wajah andreas lalu mengecup pipinya lembut. Anak itu menggeliat, matanya mengerjap pelan, andini tersenyum lembut dengan gerakan masih memijat pelan alis putranya.

"Subuh dulu nak.." ucapnya lembut, andreas mengganguk kemudian bangun dan langsung duduk dipangkuan andini, menyandarkan kepalanya manja didada sang bunda.

"Subuh dulu yuk.." andini memeluk andreas erat sambil mengoyangkan pelan tubuh anak itu kekanan dan kekiri.

Selesai menggambil air wudhu andreas memakai sarung dibantu andini, bocah laki-laki itu kemudian melaksanakan sholat shubuh. Andini menatap suaminya ragu, walaupun hubungan mereka tidak dikatakan baik-baik saja, andini berharap hubungan pernikahan mereka akan mengalami peningkatan.

Digoncangkanya tubuh suaminya "Mas.. mas bumi.. mas.." butuh extra tenaga untuk membangunkan bumi, andini menghela nafas pendek, kembali dia goncangkan tubuh suaminya "Subuh dulu mas.. mas.. mas bumi.." Bumi mengeliat, dia menggeram kesal. Ditatapnya andini dengan kesal.

"Subuh dulu mas.." ucapnya dengan senyum tipis dibibirnya, bumi berdecih kemudian dia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan kembali tidur. Andini menghela nafas sedih, dia alihkan pandanganya ke andreas yang sudah sampai di tahiyat akhir. Bibirnya mengembang, senyum cantik muncul ketika menatap andreas yang sudah menyelesaikan tahiyat akhir.

♡♡♡

Pukul 07.00 pagi bumi terbangun, dia menguap dan membalikkan tubuhnya terlentang, dipandanginya langit-langit Kamar, setelah cukup lima menit dia mengembalikan seluruh kesadarannya, bumi turun dari tempat tidur. Matanya mengelilingi ruangan kamar yang sudah sepi dan terlihat rapi, dia menatap satu set pakaian yang sudah tertata rapi beserta handuk dimeja nakas.

Woman At The CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang