24. (NAVER) LEAVE YOU

9.2K 701 41
                                    

Sekalinya aku pergi, aku takan peduli - Anonim

.
.
.
.
.
.
.
.

Happy Reading
.
.
.

Mereka semua sudah duduk melingkar di meja makan, hari ini andreas dan juga ruri mulai masuk sekolah. Kedua putranya itu begitu senang hingga pagi-pagi sekali keduanya sudah bangun dan pergi mandi.

"Siapa langit?" Tanya bumi yang memegang ponsel andini, pergerakan andini menghidangkan makanan untuk kedua putranya terhenti.

"Langit?" Tanya andini dan kembali menyajikan soup dikedua piring putranya.

"Kamu ada sesuatu dengan dokter langit?" Tanya bumi kembali, andini baru ingat mungkin nomer baru yang mengatas namakan langit adalah dokter spesialis ibu mertuanya.

"Tidak" jawab andini pendek, dia masih malas bersitatap dengan suaminya

Bumi berdehem, istrinya itu tengah merajuk sejak semalam. Dia juga baru tersadar dari tidurnya tadi pagi. Bisa-bisanya dia semalam hilang kontrol hingga mengucap kata rindu ke andini, bumi jadi kesal dengan dirinya sendiri.

"Bagaimana dokter itu bisa mempunyai nomer ponselmu?" Tanyanya lagi, andini diam. Dia tidak ingin berbicara satu katapun kesuaminya. Dia bahkan tidak tahu bagaimana langit dapat ponsel barunya.

"Makan dulu mas" bumi mendengus kesal, istrinya ini benar-benar bisa mempengaruhi mood bumi pagi ini.

"Blokir nomer telvonya, kalau bisa minta dia untuk tidak menghubungimu lagi" andini hanya mengganguk tanpa melihat kearah suaminya.

"Kamu dirumah saja, anak-anak berangkat kesokalah untuk hari ini biar sama papanya" perintahnya kemudian menaruh ponsel andini dan mulai memakan nasi yang disiapkan andini untuknya.

♧♧♧

Andini sudah berada didepan rumah, dia merapikan baju dan juga kedua tas anak-anaknya.

"Nanti sekolahnya yang pintar jangan nakal, dengarkan guru kalau sedang mengajar. Mengerti?" Andreas dan ruri mengganguk patuh

"Nanti kalau sudah selesai minta ibu guru untuk menghubungi bunda ya?" Sebenarnya dia ingin mengantar hari pertama kedua putranya untuk kesekolah, tapi karna dia sedang malas berdepat dengan suaminya, andini mimilih diam dan mengalah.

"Nanti bekalnya dimakan, bagi sama teman-temannya"

"Iya bunda" andini tersenyum, selagi menunggu bumi bersiap-siap mengambil berkasnya andini menata bekal makanan kedalam tas kedua putranya.

"Sudah siap?" Ujar bumi dibelakang andini, andreas dan ruri mengganguk semangat. Dia mencium tangan andini lalu mencium pipinya dan berlari menuju mobil papanya.

Bumi berdehem, dia mengelurkan tanganya dan disambut andini. Ketika bumi ingin mendaratkan ciuman di dahi istrinya andini segera mengelak

"Hati-hati mas" setelah mengatakan itu dia segera masuk kedalam rumah, mengabaikan bumi yang menatapnya.

Hari ini bumi sengaja tidak membawa sopir, dia ingin menghabiskan waktu dengan kedua putranya.

Woman At The CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang