10. BAGIAN B

12.3K 761 5
                                    

Di BAB 10 ini aku bagi dua bagian, di BAB ini bakalan muncul adegan dewasanya (21+). Harap bijak dalam memilih bacaan 🙏💚💐🌹

Happy Reading ......

Bumi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, andini dan nina duduk dibangku tengah, andreas duduk didepan dengan memainkan game diponselnya, ruri duduk dikemudi dengan bumi, anak itu merengek kembali ingin duduk dengan papanya.

"Sabar ya mbak... insyaallah setiap masalah pasti ada jalan, saya berdoa semoga mbak nina dan calon bayi sehat sampai nanti lahiran" andini mengusap bahu wanita itu, nina mengganguk. Bumi melirik kedua wanita itu dari kaca spion tengah. Bumi mengenal wanita itu, dia mengenal jane dan juga nina. Jane adalah salah satu teman wanitanya diranjang sedangkan nina adalah sekertaris pribadi ardito sahabatnya.

"Mbak nina rumahnya dimana?" Tanya andini

"Saya turun dikomplek perumahan zambrud saja bu. Saya mau pulang kerumah ibu dan bapak saya. Maaf pak bumi sudah merepotkan bapak" Bumi berdehem. Nina begitu sungkan dengan sahabat bosnya. Dia malu ada orang lain yang megetahui masalah rumah tangganya.

Bumi memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah orang tua nina. Nina meminta bumi untuk menurunkannya didepan gang tapi andini menyuruh suaminya untuk terus mengantar nina sampai depan rumah orang tuanya.

"Terimakasih bu andin, pak bumi. Maaf merepotkan"

"Andini saja mbak, jangan sungkan untuk menghubungi saya. Insyaalah jika saya bisa membantu mbak nina saya akan bantu" Nina mengganguk, dia merasa sungkan dengan andini. Istri dari sahabat bosnya begitu baik, bahkan dia tidak sungkan untuk menampung orang rendah seperti nina. Dia merasa bumi beruntung mendapatkan wanita seperti andini yang memiliki jiwa sosial tinggi terhadap sesama wanita dan  juga baik dalam bertutur kata, dia iri dengan kebaikan dan kecantikan hati andin.

◇◇◇

Bumi memarkirkan mobilnya kedalam garasi. Mereka semua masuk kedalam rumah melalui pintu garasi.

"Om ardiiii..." andreas berlari melihat om kesayangan berbaring disofa ruang tengah.

Ardito melirik bumi yang tengah mengendong seorang bocah..

"Anak siapa yang kamu culik?" Canda ardito

"Anakku.." bumi menimpali, lelaki itu mendudukan ruri disofa panjang dekat dengan ardito, andreas anak itu tengah bermanja-manja dengan om kesayanganya.

"Ck.. anak orang disayang-sayang, anak sendiri dibuang-buang" ledek ardito, Bumi hanya mengangkat bahu tanpa peduli dengan ucapan sahabatnya.

"Pusing banget kepala gue.. serasa mau pecah" keluhnya, ardito memijat kepalanya sambil menyandarkan kepalnya di bahu sofa

"Apalagi sekarang?" Tanya bumi, memperhatikan wajah ardito yang cukup keruh.

"Dani tetep kukuh meminta cerai, kalau guwe tidak mau menceraikan dia, berarti guwe harus siap mencari wanita lain untuk dinikahi. Gilaaaa bro... lu tau sendiri guwe cinta banget sama dia, bagaimana bisa guwe menikah lagi?"

"Gegara penyakit sialan itu, dia tidak bisa hamil dan sekarang dia meminta guwe untuk poligami" lanjutnya, ardito memejamkan matanya. Menghirup nafas panjang untuk sedikit mengalihkan sesak didadanya.

"Diminum dulu mas.." Ardito membuka matanya ketika mendengar suara wanita. Dia menatap terkejut wanita cantik tertutup hijab merah tengah tersenyum padanya.

"Mbak andin?" Tebak ardito

"Iya mas" andini membawa nampan dan langsung duduk didekat bumi yang menatapnya bertanya.

Woman At The CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang