17. VESPA

9.3K 536 4
                                    

Happy reading, di part ini hayuk kenalan sama anak asuhku terbaru. Hope you like it gaes 🙏🙏
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pukul tujuh pagi bumi keluar dari kamarnya dengan wajah yang berseri, senyum lebar tidak lepas dari bibirnya.

Berjalan, dia mendekati sofa ruang tengah yang sudah ramai dengan kedua putranya. Andreas dan ruri sedang menyusun lego, keduanya tampak serius dengan kegiatan mereka masing-masing.

Diedarkan pandanganya ke seluruh ruangan, dia belum melihat istrinya. Wanita itu sudah pergi dari kamarnya ketika bumi terbangun.

Bumi duduk di sofa dekat kedua anaknya, mereka belum sadar akan keberadaan ayahnya. Bumi terenyuh, dia melihat andreas yang begitu akrab dengan saudara tirinya, dia juga begitu sigap sebagai seorang kakak, tak hentinya dia tersenyum ketika melihat putranya begitu sabar membantu ruri menyusun legonya.

Ruri, anak itu juga tampak bahagia jika berada didekat andreas. Bumi begitu kagum dengan andini, wanita itu mampu membuat dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal kini begitu saling menyayangi dan membutuhkan diantra keduanya.

Berpindah tempat, bumi mendekat kearah kedua putranya yang duduk dilantai.

"Biar papa bantu" ujarnya, kedua bocah itu saling pandang. Andreas memilih mengabaikan bumi. Sedangkan ruri, dengan wajah tampak malu-malu membawa legonya yang belum tersusun rapi kedekat bumi, ruri begitu senang ketika ayahnya berada dirumah.

Andreas melirik ruri, adik tirinya itu begitu senang dengan kehadiran bumi. Berbeda denganya, dia tidak suka melihat bumi jika dia harus melihat wajah ibu tirinya itu murung jika mengigat bumi.

Merasa diperhatikan, bumi melirik andreas yang diam-diam mengawasinya. Andreas membuang muka ketika bumi menatapnya.

"Dimana bunda andre?" Tanya bumi, dia mencoba mencairkan suasana tidak menyenangkan antara anak dan ayah.

Andreas diam, dia menutup mulutnya rapat-rapat.

"Kakak ?" Sahut ruri, andreas melirik ruri sekilas dan melanjutkan menyusun legonya.

"Kak andre sariawan ?" Tanyanya, andreas begitu gemas dengan ruri. Kenapa anak itu tidak berpihak saja denganya. Andreas menggeleng menjawab pertanyaan ruri.

Sebelum ruri mengajukan pertanyaan lagi, dia segera memotong dan mengengam pergelangan tangan ruri.

"Ruri apa tadi kata bunda sebelum ke pasar? Ayo kita mandi sebelum bunda datang" ruri mengganguk, andreas membawa ruri pergi tanpa melihat raut wajah bumi.

Seulas senyum keluar dari bibirnya, baginya ini adalah pagi terbaik yang pernah dilewatinya. Melihat kedua putranya yang begitu akrab dan juga penyatuan yang membuatnya tidak pernah puas untuk selalu menyentuh dan menyentuh istrinya. Bumi lama-lama bisa gila jika mengigat bagaimana wajah sayu andini ketika berada di puncak. Dia merasa sebagai lelaki yang begitu dibutuhkan ketika bersama istrinya.

♡♡♡

Andini begitu gelisah, sebuah pil yang sudah dibelinya dari apotik sudah diminum dari tiga puluh menit yang lalu. Hari ini adalah masa suburnya, dia tidak ingin apa yang ditakutinya terjadi.

Meremas pil yang tersisa beberapa tablet, dia meneteskan air matanya. Sebuah video yang pernah dikirimkan seseorang sebelum keberangkatan bumi keluar kota padanya berputar dikepalanya. Andini terisak, dadanya begitu sesak. Dia ingin berteriak namun hanya kata "astagfirullahalazim" yang keluar samar-samar dari bibirnya.

Andini terkejut ketika ada seseorang yang duduk disebelahnya menarik kursi dengan kasar. Menghapus air matanya, dia melirik lelaki yang duduk disebelahnya sedang menyalakan rokok dibibirnya.

Memakai maskernya, dan merapikan air putih dimeja dia bergegas bangun.

"Woe.. bagi duit loe.." lelaki yang tidak dikenalnya itu ikut berdiri ketika andini bangun dari tempat duduknya.

"Pakai bengong lagi, lu kira guwe setan?" Ujar lelaki itu, membuang putung rokoknya dengan kasar lelaki itu mendekat ke andini. Andini terkejut dengan kata-kata kasar lelaki itu, dia mengelus dadanya.

"Maaf.. permisi.." andini bergegas meninggalkan lelaki itu. Dia takut dengan tampilan sangar dan juga tatapan menusuknya.

Andini kaget ketika lelaki itu menarik pergelangan tanganya, dia menjerit sekilas. Bau rokok begitu menusuk dari tubuh lelaki itu membuat andini mual.

Andini mencoba melepaskan cengkraman lelaki itu yang semakin kuat.

"Jangan macam-macam anda, saya akan berteriak kalau anda tidak melepaskan saya sekarang juga" Andini begitu panik, dia dengan sekuat tenaga mencoba melepaskan cengkraman lelaki itu dari pergelangan tanganya.

"Wow.. Wow.. calm down baby, silahkan berteriak. Jika ada yang bertanya kenapa maka akan guwe jawab kalo elo mencoba membunuh bayi kita sayang" jawabnya, andini terlihat syok ketika lelaki itu menatapnya dengan senyum smirknya.

"Lepas,, lepaskan saya, tolong.. kita bukan mukhrim"

"Ouuu manis sekali, siapa namamu cantik?" Tubuh andini gemetar ketika lelaki itu semakin merapatkan tubuh keduanya. Andini ingin berteriak lalu menangis sekencang mungkin, tapi daerah ini masih begitu sepi hanya ada mobil dan motor yang berlalu lalang dengan kecepatan tinggi.

Satu tetes air mata lolos dari pelupuk matanya "Tolong lepaskan saya, jika anda mengiginkan uang maka akan saya berikan" andini masih begitu susah melepaskan cengkraman dari lelaki itu.

"No no no no.. sekarang uang tidak penting, beritahu dulu siapa namumu cantik" lelaki itu dengan lancang menghapus air mata yang keluar dari pelupuknya. Andini melengoskan kepalanya, sumpah demi apapun dia tidak ikhlas ada yang menyentuh wajahnya kecuali suaminya. Dan lelaki ini dengan lancangnya menyentuhnya. Genggaman dikedua tangan andini mengerat.

"Come on bro.. sudah main-mainnya, kita sudah tertinggal jauh" andini terkejut, ketika ada orang yang tengah berdiri disampingnya sambil membenarkan resleting celananya.

Dilihatnya tampilan lelaki dari atas kebawah itu yang kurang lebih sama dengan lelaki didepanya ini.

"Guwe pastikan, kita akan bertemu lagi cantik. Save my name saputro. Ingat namaku baik-baik cantik" bisiknya ditelinga andini, lelaki itu kemudian melepaskan cengkramanya dan berlalu pergi mengendarai vespa buntutnya bersama temanya.

Andini terisak, apakah ini sebuah peringatan dari tuhan karna dia tidak berpamitan terlebih dulu dengan suaminya. Apakah ini peringatan dari tuhan karna dia berusaha untuk membuat penyatuan itu tidak berhasil.

Mengeluarkan ponselnya dia memesan aplikasi layanan taxi online. Setelah memesan taxi online dia melihat bungkus tablet obat yang masih tersisa banyak berada diatas meja. Pantas saja lelaki itu tahu apa yang andini minum, dia begitu ceroboh.
.
.
.
.
Yeaaaaaa update lagi, jangan lupa masukan dan likenya ya gaes 🙏 selamat hari raya idul fitri bagi yang menjalankan 🙏🙏

Jawatimur, 12 Mei 2021 22.59

Woman At The CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang