14. TASTE

10.3K 561 29
                                    


NOTE : Karena banyaknya typo di part ini, dan juga banyaknya pengulangan kata, part ini bakalan direvisi secepatnya, trimakasih yang sudah memberikan supportnya 🙏 harap maklum, typo berterbangan 🙏
.
.
HALLO BROO, ada yang kangen sama Mas Bumi ??? Jangan lupa selalu vote ya biar authornya semakin semangat buat UP.
Happy reading
.
.
.
.
.

Menghilangkan kebosanan bumi bermain game di ponselnya, akhir-akhir ini dia senang bermain game karna kedua putranya. Bumi menunggu mamanya di ruang tunggu bandara, dia berpesan ke sekertarisnya rangga untuk mengantar mamanya kebandara sedangkan dia berangkat lebih dulu.

Jadwal pulangnya sebenarnya malam hari karena masih ada sesuatu pekerjaan yang harus dia urus. Tapi, bumi mempercayakan dan menyerahkan semuanya ke rangga, akhirnya dia mengambil penerbangan pagi jam sepuluh, moodnya memburuk sejak tadi pagi, dia hanya ingin pulang dan menjernihkan emosi dalam dirinya, dalam otaknya dia hanya butuh satu tujuan yaitu "rumah".

Matanya mengitari ruang tunggu, Bumi melihat amira berjalan mendekat kerahnya dengan memamerkan senyum tulusnya.

Bumi terkesiap ketika seorang wanita berjalan cepat dan menabrak amira, bumi bangun dari duduknya dan berjalan cepat membantu amira berdiri.

Wanita itu terkejut ketika tubuhnya menabrak wanita paruh baya didepannya, ponsel yang sejak tadi menjadi fokusnya ikut terjatuh.

Wanita itu terpukau dengan sosok tegap yang dibalut kemeja putih melekat pas ditubuhnya kini membantu wanita itu berdiri. Matanya memancarkan kekaguman ketika melihat wajah tampan serta tegas bumi, jantungnya tiba-tiba bedetak lebih dari normal.

"Maaf saya tidak sengaja.." ujar wanita itu sambil ikut membantu amira berdiri, dia melirik sekilas bumi yang berwajah datar.

"Tidak apa-apa sayang.." jawab lembut amira dengan memperlihatkan senyum tulusnya

"Lain kali perhatikan sekitar anda.." sambung bumi lalu membantu amira duduk dibangku tunggu. Wanita itu terkesiap mendengar suara berat bumi, entah kenapa dia merasa malu dengan sindiran yang di alamatkan bumi untuknya, ada desiran aneh didalam tubuhnya ketika mendengar suara berat lelaki itu.

Bumi menatap heran wanita didepanya, dia menilai penampilan wanita itu dari atas yang memakai scarf warna merah dipadukan dengan kaos lengan panjang yang kebesaran dan juga celana jens yang terlihat membalut pas ditubuhnya dan juga tas punggung warna hitam yang membuat gadis didepanya semakin terlihat manis, wanita itu masih diam ditempat dengan wajah menunduk. Mengernyitkan alis binggung bumi berdehem membuat wanita itu tersadar lalu bertingkah malu-malu. 

"I-ya" cicit wanita itu. Bumi bisa mengenali sikap wanita yang berada didepanya saat ini. Dia tersenyum samar, foramen laki-lakinya muncul seketika.

"Anda?" Bumi bertanya membuat wanita itu mengernyitkan dahinya "Maksud saya nama anda?" Lanjut bumi dengan memamerkan senyum menawannya.

"Nada.." jawab nada dengan suara yang dibuat semanis mungkin. Bumi mendekat, melihat tidak ada oergerakan dari wanita itu, dia berbisik ditelinga nada "Nama yang cantik, secantik orangnya" Nada terkesiap, aliran darahnya berdesir cepat, jantungnya memompa lebih dari biasanya. Dia belum pernah merasakan perasaan seperti ini, dia juga tidak pernah membiarkan lelaki sedekat ini dengannya, tapi harus nada akui dia begitu menyukai sensi menyenangkan yang ditimbulkan lelaki ini atas dirinya. 

"Bumi ayo.." amira memanggil namanya, bumi berbalik, dia berjalan menjauh dari nada. Bumi tidak akan melepaskan mangsa yang dia dapat hari ini. Bumi  berbalik melihat wanita itu masih diam terpaku, bumi tersenyum misterius dia merasa tertantang dengan wanita yang baru dikenalnya. 

Woman At The CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang