09. BUMI DAN PERTAHANANYA

12.7K 747 13
                                    

Warning !!! Harap bijak dalam memilih bacaan. Adegan (17++) dosa ditanggung masing-masing pembaca, silahkan skip jika ada adegan dewasa yang kalian tidak suka 👌🙏

♡♡♡

Andini membuka semua yang dibawakan nadia, dari mulai buah-buahan, bahan-bahan memasak, ubi, dan masih banyak yang nadia bawakan untuknya.

"Tolong untuk rambutan, salak, semangka, sama pisang nanti disajikan dan dibagikan didepan sama bagi-bagi sama tetangga ya bi, kalau masih ada sisa taruh dikulkas saja, untuk bahan masak taruh ditempat biasa, ubinya nanti biar saja yang urus.." Bi tarmi mengganguk lalu mengerjakan perintah andini.

"Ini semua dari kebun sendiri mbak?" Tanya tarmi

"Iya alhamdullilah, tapi ada yang dari kebun orang juga yang menjalin kerjasama dengan pondok, biasanya kalau lagi panen seperti ini pondok kebagian setengahnya" jelas andini yang menaruh kuah asem-asem ikan manyung kedalam panci untuk dihangatkan.

"Titip dulu ya bi, saya ganti baju sebentar. Apinya saya kecilkan.." bi tarmi mengganguk.

Andini masuk kedalam kamar, dia menaruh tas jinjing pakain milik kedua putranya didekat lemari, kedua anaknya masih tertidur pulas. Dia membuka lemari lalu mengambil baju ganti lalu masuk kedalam kamar mandi untuk berganti baju.

Selesai berganti dia kembali kedapur dan menyiapkan makanan untuk suaminya, dengan telaten sambil menunggu kuahnya mendidih dia membelah semangka memotongny kecil-kecil lalu menaruhnya kedalam piring sisanya dia taruh dalam kulkas. Bau maskulin tercium kedalam indra penciumanya, dia melihat bumi berjalan kearahnya, terlihat lebih segar dengan memainkan ponsel, rambut disisir rapi, memakai pakain casual, terutama bau harum parfum yang disukai andini.

"Mau makan sekarang mas?" Bumi menaruh ponselnya dimeja makan, dia menarik kursi dan duduk disana menatap andini sekilas. Lelaki itu berujar "iya" lalu kembali fokus dengan ponselnya.

Andini mematikan kompor dan mengambil kuah kepala ikan manyung yang dibawanya tadi lalu menaruhnya kedalam mangkuk dan menaruhnya dimeja makan dekat bumi, andini juga mengambilkan nasi suaminya.

"Saya permisi mengantar ini kedepan dulu mbak.." tarmi ijin keluar karna tidak ingin menggangu andini dan bumi

"Oh iya bi, diteruskan nanti saja" jawab andini.

"Makan dulu mas.." menaruh nasi didepan bumi. Lelaki itu menaruh ponselnya dan menyantap makanan yang disiapkan andini. Wanita itu menuang minum kedalam gelas dan menaruhnya disamping bumi. Ponsel bumi berdering, andini melirik sekilas nama wanita yang tertera dilayar, ketika bumi akan mengangkatnya andini segera secara reflek mencegah tangan bumi untuk mengambilnya.

"Mas..." cegahnya

"Makan dulu.." lanjutnya, andini kecewa ketika lelaki itu mengabaikan perintahnya, namun senyumnya mengembang ketika bumi menolak panggilan itu dan mematikan ponselnya, lelaki itu kembali melanjutkan makananya.

Setelah selesai mengahabiskan nasi dipiring, bumi memakan buah semangka yang disiapkan andini.

"Nanti malam setelah anak-anak tidur tunggu dikamarku, aku akan keluar sebentar, ada sesuatu yang perlu diurus"  mengelap mulutnya dengan tissue lelaki itu berdiri membuat andini juga ikut berdiri.

"Ponsel mas bumi..?" tanyanya dengan menyodorkan ponsel yang dimeja

"Tidak perlu, bawa saja. Jika kamu takut aku akan bertemu dengan wanita lain kamu pegang saja ponselku" andini membeku, dia tidak menyangka bumi akan melakukan hal seperti ini.

"Mas.." andini mendekat, diciumnya tangan bumi "Hati-hati, cepat pulang mas" bumi mengganguk dan mencium kening wanita itu, membuat kerja jantung keduanya berdetak kencang saling berlomba.

Woman At The CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang