19. MASIH ADA (LANGIT)

8.1K 540 26
                                    

Alloha, sesuai janji ya. Ini nulisnya cepet-cepetan. Semoga kalian suka part ini. Jika ada yang menemukan kesamaan jalan cerita/tokoh ailahkan langsung chat author 🙏 dilarang keras untuk meng-copy cerita ini. Hope you like this gaes, terimakasih atas dukungan dan support kalian 🙏🌹💖💖
.
.
Happy Reading 🦋
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini adalah jadwal amira untuk check up bulanan di Rumah Sakit, dia meminta andini untuk menemaninya.

Bumi adalah salah satu donatur tetap dirumah sakit ini, dia juga memiliki empat puluh lima persen saham disinia sehingga amira terdaftar sebagai pasien kelas vvip dan mendapat prioritas pelayanan utama.

Andini duduk disebalah amira, sedangkan andreas dan ruri sedang melihat-lihat berbagai jenis ikan di aquarium besar yang disediakan management rumah sakit di depan ruangan poli.

"Jangan di tunda-tunda lagi, jika memang sudah siap segera berikan mama cucu.." ujar amira, andini tersenyum manis menanggapinya, dia menggengam lembut tangan kriput amira.

"Insyaallah ma, doakan ya.."

"Kalian tidak sedang menundanya kan?"

Andini kembali tersenyum, dia dan bumi belum memikirkan untuk memiliki bayi. Sebenarnya, Dia belum siap jika ada bayi ditengah-tengah mereka.

Setiap tengah malam andini akan selalu mendapatkan kiriman foto juga vidio bumi bersama dengan wanita yang berbeda tiap hatinya. Andini tidak tahu siapa yang mengirimkanya, dan bagaimana mereka mendapatkan nomer ponselnya.

"Sedikasihnya saja ma, andini dan mas bumi tidak menunda" dia tidak ingin amira kecewa, dia tidak ingin amira mengetahui fakta bahwa andini beberapa kali menggunakan pil pencegah kehamilan setelah selesai berhubungan dengan suaminya.

"Kalau begitu program saja, mama kenal dokter terbaik disini-" belum selesai amira berbicara, seorang perawat memanggilnya untuk segera masuk keruangan.

"Ny. Amira silahkan masuk, dokter langit sudah datang" amira berdiri di ikuti dengan andini.

"Kak andre.. adek ayo masuk" andini memanggil kedua putranya. Kedua saudara itu berlari menuju andini. Sebelum masuk ruangan Poli dokter spesialis penyakit dalam ia memperbaiki letak masker kedua putranya lalu menggandeng keduanya untuk masuk.

♡♡♡

Andini dan kedua putranya duduk disamping amira. Dia melihat wajah dokter yang menangani amira. Ditatapnya lekat-lekat wajah tampan didepanya, andini seperti pernah melihatnya. Mendapatkan tatapan balik, andini merasa malu, dia menundukkan kepalanya.

"Selamat pagi tante ami, sehat hari ini?" Tanya lelaki dengan name tag dr. Langit W. P, Sp. PD.

"Alhamdullilah sehat dok.." lelaki itu tersenyum, dia melirik sedikit kearah andini lalu berdehem.

"Sepertinya saya baru melihat wanita cantik disebelah tante, boleh saya berkenalan ?" Amira tertawa, andreas dan ruri diam melihat amira yang tertawa geli.

"Maaf sebelumnya dokter, perkenalkan ini andini menantu saya.." amira menatap andini dan tersenyum "Andini ini dokter langit, dokter langit ini yang menjadi spesialis mama sejak lima tahun yang lalu" andini mengganguk, dia menatap dokter ber jas putih itu dan menangkupkan tanganya memberi salam.

"Lalu kedua bocah tampan ini adalah cucu tante?" Langit kembali bertanya sambil mengisi lembar kunjungan amira.

"Iya-"

"Hello boy, siapa namanya?" langit mengulurkan tanganya ke andreas, anak itu menatap langit lama kemudian memalingkan wajahnya dan mengambil ponsel ditangan andini.

Woman At The CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang