11. SPECIAL PART BUCINNYA BUMI

12.9K 763 6
                                    

Special part buat kalian karna kemarin mas bumi naik peringkat ke #11 yuhuuuuu~~ jangan lupa ya untuk selalu berikan vote dan komentar kalian, selalu aku ingtakan untuk kritik dan masukan sangat membantu saya untuk menentukkan alur ending cerita ini 🙏🤞👌

Happy reading 💐🦋
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bumi keluar kamar dengan tampilan yang sudah rapi dan terlihat segar. Menyusuri seluruh ruangan rumah dia tidak melihat kedua putranya dan juga ardito.

Bumi duduk disofa dan menyalakan televisi 42 inch. Dia menoleh ketika mendengar kedua suara nerisik putranya memasuki rumah.

"Assalamualaikummmm..." teriak ruri dan andreas kompak, kedua anak itu berlari masuk kedalam rumah dengan tubuh keduanya yang basah dan baju yang kotor. 

"Papaaaaa..." ruri dan andreas mendekat ke bumi, anak itu cengegesan menunjukkan gigi mereka yang tidak rapi.

Andini yang baru keluar kamar kaget melihat tampilan kedua putranya, dia mengelus dadanya. Ardito memasuki rumah dengan santai tanpa rasa bersalah.

"Lu apakan saja kedua anak gue?" Tanya bumi

"Ck.. lu harusnya berterimakasih sama gue. Dari tadi siang sampai sore pintu kamar kalian kunci, lu bayangin aja bagaimana nasibnya anak-anak kalian" ardito berdecak, dia memandang wajah bumi jengkel.

"Pulang sana.." Usir bumi

"Muka lu mupeng banget. Lu demen apa doyan sampai lupa sudah punya bontot dua" ledek ardito, bumi menonyor kepala sahabatnya.

"Mulut bisa dijaga tidak..." bumi menatap tajam ardito

"Kak andre, adek ruri ayo masuk kedalam, mandi, setelah itu sholat ashar" andini membawa kedua putranya meninggalkan kedua pria dewasa yang masih memperdebatkan hal yang tidak penting. 

"Ck.. siapa dulu yang gembor-gembor bilang kalau tidak akan pernah sudi menyentuh istrinya.." ledek ardito, bumi mengeram

"Bisa diam tidak?"

"Gue pulang.."

"Pulang sana, muak gue liat muka lu.. "

"Gue siap gantikan lu, kalau sewaktu-waktu andini memilih pergi dari lu.."

"Jangan mimpi, tidak akan pernah"

Ardito tertawa, dia puas mengerjai bumi, dia senang membuat bumi emosi "gue balik dulu, trimakasih sudah bersedia nampung gue"

♤♤♤

Ruri menangis dipangkuan bumi, sedari tadi dirumah sampai sekarang anak itu masih sesenggukan. Hari ini bumi akan melakukan perjalanan bisnis ke surabaya untuk dua hari.

Bumi sudah melarang andini dan anak-anaknya untuk mengantarnya kebandara, tapi melihat ruri yang tidak mau lepas dari tubuhnya membuat dia mau tidak mau untuk mengijinkan mereka mengantarkan dia kebandara. Ponsel bumi berbunyi, nama sekertarisnya terpampang dilayar.

"Halo"

"Iya, tunggu disana"

"Sebentar lagi, saya sudah hampir sampai"

"Siapkan semuanya, setelah saya sampai kita langsung masuk" bumi mematikan ponselnya, dia mengelus kepala ruri lembut, anak itu masih sesenggukan.

Bumi melirik andini, wanita itu menatap jalanan luar. Bumi Menyentuh jari andini yang berada di pahanya, dia meremas lembut jari istrinya, bumi tersenyum memamerkan gigi rapinya ketika focus andini beralih padanya dan senyum lembut balasan dari istrinya. Andini melepaskan dengan pelan sentuhan bumi dari jarinya kemudian kembali melihat jalanan luar.

Bumi tidak suka perasaan seperti ini, dia tidak suka dengan penolakan. Sikap andini sejak tadi pagi berubah, bumi menyadarinya. Andini yang lembut dan selalu memperhatikanya seolah menjauh.

Perjalanan bumi hari ini terasa berat, dia menghela nafas panjang ketika mobil yang mengantarnya sudah memasuki area bandara.

Keluar dari mobil dia melihat sekretarisnya yang berlari kecil menghampirinya. Andini keluar diikuti andreas yang mengandeng tangannya.

"Sudah check in?" Tanya bumi, lelaki yang lebih muda darinya itu mengganguk dan mengambil koper milik bumi.

"Aku berangkat dulu ya.." andini mengganguk tanpa mengeluarkan satu kata pun, dia mengambil tangan bumi dan mencium tangan itu. Bumi akan mendaratkan ciuman di dahi istrinya tapi wanita itu melengos menolaknya. Bumi menghela nafas gusar, dia tidak tahu apa salahnya.

"Papa berangkat dulu ya.." andreas mengganguk, anak itu sudah biasa ditinggal papanya urusan bisnis untuk waktu yang lama. Bumi mencium wajah putranya dengan sayang, dia beralih keruri, anak itu masih bergelanyut manja digendonganya.

"Papa pergi dulu ya.." anak itu menggeleng kuat, menyembunyikan wajahnya di cerucuk leher bumi.

"Hanya dua hari, setelah itu papa janji akan pulang" anak itu menangis kembali, bumi dibuat binggung dengan putra keduanya.

"Nanti papa janji, setelah pulang kita beli apa-pun yang adek ruri mau.." rayu bumi, anak itu kembali menggeleng.

"Mau sama papa hikss .. hikss.." Bumi menatap andini, meminta bantuan wanita itu untuk meyakinkan putranya.

"Sini sama bunda.." andini mencoba mengambil tubuh ruri yang menempel kuat ditubuh bumi.

Anak itu menjerit tidak terima ketika dipisahkan dari papanya. Andini mengehela nafas lega ketika tubuh ruri sudah berpindah kepelukannya. Ruri memeluk tubuh andini erat dan menyembunyikan wajahnya didada bundanya.

Bumi mengelus rambut ruri, anak itu menolak sentuhanya. Bumi menghela nafas sedih. Tiga minggu ini dia habiskan hanya berdiam dirumah dan menghabiskan waktunya dengan anak dan istrinya. Biasanya dia akan selalu melakukan perjalanan bisnis setiap satu minggu sekali, tapi beberapa minggu ini dia memilih untuk diwakilkan. Sebuah pencapaian fantastis yang baru bumi lakukan, dia tipe lelaki yang tidak pernah betah berlama-lama dirumah.

Rumah yang biasaya terlihat sepi dan dianggapnya neraka, mampu membuatnya betah berlama-lama berdiam disana sejak kehadiran andini dan ruri.

"Papa berangkat ya nak.." bumi mencium kepala ruri dan beralih mencium andreas.

Bumi berjalan menjauh, dia mendesah berat ketika andini mengabaikanya "Mas.." dia berhenti ketika mendengar suara lembut istrinya, bumi berbalik dan melihat senyum tulus istrinya "Hati-hati.. cepat pulang" bumi berjalan mendekat lalu memeluk andini, dia daratkan beberapa ciuman mesra diseluruh wajah istrinya. Andini tersipu malu-malu saat orang berlalu lalang memperhatikan mereka.

"Aku akan segera pulang.. tunggu aku" bisiknya ditelinga istrinya yang tertutup scarf.

♧♧♧

Yuhuuuuu~~ part ini emang sengaja saya buat pendek karna di part ini menunjukkan sedikit kebucinan mas bumi. Kalian suka mas bumi yang gimana bray? Yang so cool, egois, pendiam atau manis kaya gini? Tunggu yaaa.. ini belum masuk konflik. Cerita ini dari awal memang konsepnya seperti ini gaes, bumi yang mencoba menyembuhkan luka trauma yang diberikan orang terdekatnya. Hope you like it brayyy.. jangan lupa untuk selaliu kritik dan sarannya ya 🙏 terimakasih yang sudah meningglkan jejak kalian 🙏

Jawatimur, 15 februari 2021 (21.35 WIB)

Woman At The CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang