Pagi itu Revi ditawari Dave untuk diantarin ke sekolah. "Ayok Rev, abang besok harus cabut lagi nih ke Singapur. Kamu gak mau abangmu yang ganteng ini anterin kamu?." Ia telah siap diatas motornya.
"Kepedean lo, bang. " Revi duduk di belakangnya.
"Gak usah pegangan sama gua. Gua jiji."
"Bodo!." Revi semakin memeluk erat abangnya dari belakang sambil tertawa.
"Ih buset jijik ah!." Dave berusaha melepaskan pelukan Revi."Hahahaha." Tawa Revi lalu menggaplok helm Dave.
"Adek setan!."Sementara itu. Di dalam ruang inap Karin, ada dokter muda yang tampan sedang menjaga dan mengobati luka Karin di pagi hari. Ia membuka gorden kamar Karin. Karin yang masih koma, tak tau betapa indahnya mentari di pagi hari. Andre membiarkan terang menyinari ruangan yang diisi oleh Karin dan satu pasien lainnya di sebelah Karin. Andre masih teringat jelas bagaimana ia memeriksa keadaan Karin pertama kali di dalam mobil ambulance. Di dalam keadaan kritispun ia tetap mengigau memanggil ayah dan ibunya. "Sayang sekali, orangtuamu tak tertolong. Bahkan tak ada sanak saudara yang menolongmu saat kejadian suram itu." Ucap Andre dalam hati.
Andre meninggalkan ruang Karin. Ia harus menangani pasien lainnya.
Pada siang hari hingga sore hari, Revi menjaga dan mengganti pakaian Karin serta membuang kotoran Karin. Ia juga mengelap tubuh Karin karena tidak bisa mandi. Ia juga mengobati luka bakar Karin di hampir seluruh badan Karin. Mendoakan Karin. Tak lupa di akhir, Revi membacakan Karin dongeng anak-anak.
Sudah hampir seminggu Revi dan Andre menjaga dan merawat Karin. Tapi mereka tak juga bertemu satu sama lain. Orang tua Karin pun mulai curiga mengapa Karin selalu pulang sore. Sementara Karin selalu berganti-ganti alasan yang membuat orang tuanya makin bingung dan penasaran.
Tibalah hari Minggu, dimana Revi tidak bekerja. Tapi tidak buat Andre. Revi di siang itu izin sama orang tuanya untuk bertemu kawan lamanya yang lama tak bertemu. Ia terpaksa berbohong karena ia merasa belum tepat memberitahukan semua yang terjadi pada orangtuanya.
Ia berjalan menuju kamar inap Karin. Ia melakukan hal yang biasa ia lakukan untuk merawat Karin. Saat membaca dongeng, Revi mengantuk. Ia tak sadar tertidur di sebelah Karin dengan posisi duduk. Buku dongeng itu menutupi setengah wajahnya.
Setelah memeriksa pasien, Andre kembali ke ruang kerjanya untuk minum sejenak. Ia melihat jam tangannya. Sudah pukul 6 sore, waktunya Andre memantau keadaan Karin. Satu-satunya pasien anak kecil yang mampu menggugah hatinya.
Ia memasuki ruang inap Karin dan sangat terkejut saat melihat seorang wanita dewasa tertidur disebelah Karin dengan wajah tertutup setengah oleh buku dongeng anak. Rambut wanita itu panjang lurus, menggunakan celana panjang dan kemeja biru. Sangat formal. Andre mendekatinya dan langsung menarik buku itu. Seketika Revi kaget tapi tak sanggup membuka matanya. "Hah, siapa?. Aku ngantuk tau. "
"Heh kamu siapa? Dateng-dateng malah tidur disini?." Andre menatap wanita itu. Ia tampak cantik. Hidung mungil, wajah bulat dan pipi cubby.
"Mmm." Revi berusaha membuka matanya yang masih ngantuk.
"Heh kok kamu disini?. Orang yang nyolot waktu itu kan?." Ujar Andre
"Hah? Kok kamu bisa disini?. "
"Lah iya aku dokter disini. Malah nyolot."
"Kok nyolot? Aku kan nanya."
"Dah jelas pake jas dokter malah nanya. Kamu tuh siapa tiba-tiba nongol disini?. "
"Tiba-tiba?. Aku dah hampir seminggu jenguk dan merawat Karin."
Mereka saling bertatapan sinis. Kemudian seorang bu dokter yang memasuki tirai Karin berdiri di hadapan mereka. Ia adalah Bu Indri. Dia dokter anak yang bertanggungjawab atas Karin. Terlihat jelas namanya di jas dokternya. Penampilannya sangat rapih dengan hijab di kepalanya."Maaf. Perkenalkan saya dokter Indri. Saya ini dokter yang bertanggungjawab atas Karin."
Revi kaget, ia bingung sudah seminggu ia tidak tahu dokter yang bertanggungjawab atas Karin.
"Tapi kenapa saya gak pernah ketemu ibu ya?. " Tanya Revi bingung.
"Ya iyalah. Mungkin pas kamu belum kesini atau pas kamu pulang, bu Indri periksa Karin." Celetuk Andre dengan tatapan sinisnyan. Sementara bu Indri tersenyum."Jadi Karin ini kondisinya belum membaik. Belum ada progress. Terus setiap kali kalian menjaga jangan lupa obati luka luka Karin ya. Karena lukanya serius jadi harus rutin diobatin dengan obat dari saya itu." Katanya sambil menunjuk obat-obatan Karin.
"Iya bu. Saya paham." Kata Revi.
Bu Indri meninggalkan mereka bertiga dari ruang Karin.
"Jadi apa orang koma itu bisa sadar lagi ya?. " Tanya Revi pada Andre.
"Ya bisa dong. Tapi gak ada yang jamin kapan dia bisa sadar." Jawab Andre. Ia memperbaiki alat pernapasan Karin. Lalu menghela napas panjang.
"Ya biasa aja kali jawabnya. Aku kan bukan dokter jadi aku gak tau."
"Ya kamu juga aneh nanyanya. Ngomong-ngomong, kamu ini siapanya Karin?"
Kini mereka duduk diantara tempat tidur Karin, saling berhadapan.
"Aku Revita. Aku ini guru, wali kelasnya Karin." Revi mulai menjelaskan mengapa ia bisa bertanggungjawab atas Karin."Kasihan juga Karin. Kelurga dari orang tuanya gak mau menjaganya. Tapi keluarganya juga berasal dari keluarga begitu sih. Iya makanya. Aku merasa gak tega kalau harus meninggalkan Karin." Revi menatap wajah Karin dengan rasa iba.
Tiba-tiba hp Andre berbunyi.-Panggilan dari Kayla ❤-
Revi kaget dengan suara HP itu. Spontan ia bertanya, "Siapa?"
Andre berkedip kaget. "Apa urusannya sama kamu?."
Seketika Revi malu karena pertanyaannya yang tiba-tiba itu. Ia merundukkan wajahnya dan menutupi matanya karena malu. Ia sering berbuat seperti itu saat muridnya menerima telpon saat jam pelajaran."Halo sayang?. Kamu kenapa?. " Andre menjawab telpon itu seraya berjalan keluar ruang inap Karin.
Terdengar jelas oleh Karin, bahwa Andre sudah punya kekasih. Ia menaikkan selimut Karin lalu pergi pulang ke rumahnya. Tetapi saat menelpon yang mengarah balkon, Andre menyadari ada langkah keluar dari ruangan Karin. Ia mengintip bahwa benar Revi meninggalkan Karin untuk pulang.
Dalam hati Andre, ia ingin tahu lebih banyak tentang hubungan Karin dan Revi. Mengapa ia begitu sayang pada Karin. Masih menjadi tanda tanya untuk Andre.
Andre bertukar kabar dengan Kayla pacarnya. Andre yang kini berada di Bali harus LDR dengan Kayla. Karena Kayla sedang bekerja sebagai broadcast di salah satu stasiun TV di Jakarta. Mereka memang tak pernah absen saling mengirim kabar setiap harinya.
Sesampai di rumah Revi merasa lelah dan ingin langsung mandi dan tidur. Ia menenteng handuk di pundaknya. "Kenapa kamu seminggu ini pulangnya jam 5-6 sore terus sih Revi?. " Tanya mamanya yang sedang memasak di dapur.
"Iya, tadi temen Revi curhat panjang lebar, ma. Gak enak aku tinggalin. " Jawab Revi. Ia terpaksa terus berbohong. Ia pun tak suka berbohong, tapi hanya ini cara satu-satunya.
"Yaudah kalo gitu besok kamu jangan pulang kesorean lagi ya. Hari ini kan udah capek pulang sore, jadi besok jangan kecapean dan pulang kesorean ya. " Sahut ayahnya yang telah selesai memeriksa burung peliharaannya.
"Iya pak, ma." Jawab Revi singkat. Ia tak mau memperpanjang masalah.
Btw, kenapa Andre cakep juga ya kalo diliat-liat? Duh.. Jadi kepikiran terus deh wajahnya. Ucap Revi dalam hati dengan pipi memerah malu. "Tapi dia juga orangnya nyolot, nyebelin. Huft. " Revi membuka pintu kamar mandinya lalu mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Malaikat Untuk Karin
RomanceKarina adalah seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang ceria, pintar dan pandai menari balet. Suatu hari ia dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Dimana ayah, ibu dan dirinya terjebak dalam kebakaran. Ia koma sedangkan ayah dan ibunya meningg...