27. Lamaran

42 7 0
                                    

Pagi itu, Andren dan ibu Gita mengantarkan Revi dan Karin pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang Karin terlihat agak murung sambil menatapi keluar jendela. Revi menyadari hal itu. Ia mendekatkan kepalanya ke atas kepala Karin.

"Ada apa sih?. Kok anak ibu murung begitu?." Tanya Revi sambil mengelus kepala Karin.

Sontak bu Gita dan Andre menoleh sedikit ke belakang.

"Apa bener besok ayah Andre mau tunangan sama tante Kayla?." Tanya Karin.

Pertanyaan itu membuat Andre terdiam seribu bahasa. Revi berusaha tersenyum dan membelai rambut Karin. "Karin, kamu tahu dari mana?."

"Bu, aku bertanya sama ayah Andre. Bukan ibu. Jadi ibu tolong jangan menjawab." Jawab Karin dengan suara lirih.

Bu Gita memberi kode pada Andre agar Andre menghentikan mobilnya dan memberi penjelasan pada Karin.

"Tapi bu-." Keluh Andre. Akhirnya ia pun menghentikan mobilnya. Andre menghela napas, menatap Karin penuh arti.

"Karin, maafkan ayah Andre. Mungkin selama ini ayah Andre seperti memberi harapan untuk ibu Revi dan sudah merawat Karin layaknya anak ayah Andre sendiri. Tapi ayah Andre punya janji yang harus ayah Andre penuhi ke tante Kayla. Tapi ayah Andre dan ibu Revi tetap berteman baik kok. Kami akan selalu ada.. ada.. untuk.. " Seketika kata-kata yang keluar dari mulut Andre mulai melemah. Ia tak kuasa menahan rasa sakitnya.

Karin memandangi wajah Andre dengan penuh emosi. Ia menangis layaknya anak kecil yang sedang kehilangan segalanya.

"Aku sudah pernah kehilangan orangtua kandungku. Apa aku harus kehilangan orangtua impian aku lagi?." Seketika kata-kata itu menusuk hati Andre dan Revi.

Revi tahu, Andre mengatakan hal itu karena arahan darinya semalam saat sebelum mereka tertidur di sofa. Ia memberikan pernyataan pada Andre agar Karin mengerti bahwa mereka tetap bersama untuknya. Revi mengerti dan paham betapa sakitnya hati Andre saat mengatakan hal itu pada Karin.

Karin membuka kunci mobil dan keluar dari mobil dengan cepat. Ia marah dan memutuskan keluar dari mobil.

"Karin!." Teriak ibu Gita, Andre dan Revi.

"Andre! Ibu kecewa ya sama kamu! Ibu pikir kamu sudah dewasa untuk memutuskan pilihan kamu. Kamu ternyata beda di depan ibu dan di belakang ibu!. Sudah, ibu mau kejar Karin. Kalian selesaikan urusan kalian dulu." Seusai bu Gita mengungkapkan kekecewaan hatinya, ia langsung mengejar Karin.

Revi dan Andre saling menatap satu sama lain dengan deraian air mata.

"Kamu dah melakukan yang benar kok. Sisanya biar aku yang beri pengertian ke Karin." Ucap Revi dengan rasa hati yang berat. Ia menghapus air matanya.

"Kamu tahu, Rev. Rasanya ngomong gitu ke anakku sendiri kayak aku lagi nancapin pisau ke dadaku sendiri. Semua yang aku lakukan ini cuma hanya demi kamu. Karena aku cinta sama kamu." Ucap Andre kesal lalu membanting setir mobilnya.

"Aku tahu ini berat untuk kita berdua. Semoga kita bisa lewatin ini semua, Dre. Maaf, aku sudah masuk ke kehidupan kamu." Revi menunduk lalu menghapus air matanya untuk kesekian kalinya. Ia kemudian keluar dari mobil tetapi masih berdiri di balik pintu mobil yang sudah ia tutup. Ia menangis sesegukan hingga tak sanggup sedikitpun memandang Andre dari balik jendela mobil.

******

Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain berharap seiring berjalannya waktu semua akan menerima takdirnya masing-masing, kecuali hanya satu jalan yaitu jika Kayla memilih mundur dengan sendirinya.

*****

Keeseokan harinya tibalah hari Senin. Di sekolah seluruh siswa bersiap untuk melaksanakan upacara bendera.

Dua Malaikat Untuk KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang