Andre segera menjemput Karin di sekolahnya. Ia mendapati Karin sedang gundah gulana di gerbang sekolahnya. Andre segera turun dari mobilnya dan menghampiri Karin. Ia menepuk pundak Karin pelan dan Karin membalikkan badannya. "Ayah Andre.." Lirihnya. Andre memeluk Karin dan mengusap kepalanya. "Ayah Andre perlu ketemu sama kepala sekolah kamu. Ayah harus luruskan semua masalah ini." Tegas Andre.
"Ada apa mau menemui saya?." Pak Anton berdiri menghadap Andre tepat di meja kerjanya.
"Saya perlu bicara dengan Bapak dan Haris. Ada yang perlu saya luruskan." Andre dengan nada tegasnya menjawab Pak Anton.
"Perihal apa ya?." Tanya Pak Anton.
"Perihal Haris dan Revi." Andre menatap lurus ke depan tepat ke mata Pak Anton.
"Baik. Silakan duduk dulu. Biar saya suruh asisten saya panggilkan Haris." Pak Anton kembali duiduk di kursi kerjanya. Sementara asistennya memanggil Haris.
Tak lama kemudian, Haris datang ke ruangan Pak Anton. Ia terkejut ada Andre di sana. Tapi ia hanya menahan ekspresi kagetnya karena ia tidak mau Andre mengira yang tidak-tidak.
"Silakan Pak Andre, apa yang mau anda beritahu." Ucap Pak Anton.
"Sebenarnya.. Revi tidak hamil anak dari Haris. Semua yang dituduhkan pada Revi itu semua tidak benar. Revi.... " Ucapannya terputus sebentar sebentar lalu melanjutkannya. "Revi itu pacar saya."
Sontak Haris mengedipkan matanya merasa agak kaget dengan ucapan Andre. Pak Anton berdeham lalu melipatkan kedua tangannya di depan dadanya. "Terus, apa bukti dari perkataan anda itu?".
"Dia gak punya bukti apapun. Saya sarankan, bapak tetap pada keputusan awal saja." Tantang Haris.
Andre sedikit panik mendengar pertanyaan Pak Anton tersebut. Ia belum memiliki bukti apapun untuk membela Revi. Kemudian ia berdiri dan mengepalkan kedua tangannya. Ia tampak agak kesal dengan ucapan Haris yang seolah menantangnya. "Saya akan kembali lagi untuk membawa bukti supaya Revi bisa kembali bekerja di sini." Andre menjawab dengan tegas kemudian ia menatap mata Haris dengan tajam. "Baik, kami akan tunggu. Tolong secepatnya." Ucap Pak Anton.
*****
Revi membuka pintu kosnya. Ia mendapati Andre dan Karin di depan pintunya. "Karin?. Maaf ibu lupa jemput kamu." Ucap Revi dengan penuh rasa bersalah.
"Nggak apa kok, ada ayah Andre yang jemput aku." Karin tersenyum gembira lalu menggandeng tangan Andre. Hal kecil yang dibuat Karin tersebut membuat Andre tersenyum senang.
"Gimana kalian tahu sekarang aku di sini?." Tanya Revi.
"Mama kamu yang beritahu aku waktu antar Karin pulang." Jawab Andre.
"Yaudah kamu pulang aja, toh Revi dah kamu anterin kan." Ucap Revi ketus pada Andre.
"Seenggaknya, ibu bilang terimakasih kan ayah Andre udah anterin aku pulang." Ucap Karin menuntut pada Revi.
"Iya makasih ya Ndre udah anterin Karin pulang." Revi memberikan senyum paksa pada Andre.
"Revi aku perlu ngomong berdua sama kamu." Andre menatap Revi dalam-dalam. Ia seperti benar-benar ingin memberitahu Revi sesuatu yang penting.
"Yaudah, kalau gitu aku masuk ke kosan ibu ya. Supaya ayah dan ibu bisa ngomong berdua." Karin tersenyum pada mereka berdua lalu melepaskan gandengannya dengan Andre dan masuk ke kosan Revi.
Revi dan Andre duduk di teras kosan. Teras kosan terletak di depan kosan, sehingga dapat melihat senja yang indah.
"Ada apa?." Tanya Revi.
"Aku mau janji sesuatu sama kamu. Kali ini, biarin aku buat kamu bahagia." Andre menatap Revi yang sedang menghadap ke lurus ke depan. Revi menghiraukan tatapan Andre, meski ia tahu Andre sedang melihat ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Malaikat Untuk Karin
RomanceKarina adalah seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang ceria, pintar dan pandai menari balet. Suatu hari ia dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Dimana ayah, ibu dan dirinya terjebak dalam kebakaran. Ia koma sedangkan ayah dan ibunya meningg...