berakhir dengan kita

49 7 0
                                    

Keesokan harinya pada siang hari, Andre meminta izin kepada orangtua Revi agar ia bisa membawa Revi ke kampungnya yang masih satu provinsi. Orangtua Revi tentu menyetujuinya.

"Kami sih setuju aja. Asal kamu kendarain mobilnya hati-hati ya!." Ucap ayahnya Revi.

"Kami titip salam juga ya buat ibu kamu di sana. Sehat-sehat ya." Tambah mamanya Revi sembari tersenyum hangat.

Andre kini sudah mengantongi izin dari orangtua Revi dan Revi pun telah setuju untuk pergi bersamanya setelah ia pulang dari sekolah. Mereka bisa pergi karena besok adalah tanggal merah dan mereka bisa menghabiskan waktu di rumah ibunya Andre.

*****

Sore hari.

Andre sudah menunggu Revi di depan rumahnya Revi. Mereka akan segera berangkat sore itu. Revi keluar dari rumah dengan membawa koper kecilnya dan tas selempang di bahunya.

"Ibu, jangan kelamaan yah di sana." Ujar Karin dengan wajah sedihnya.

"Ya kamu sih, ibu sama ayah ajak gak mau ikut." Jawab Revi.

"Nggak mau, soalnya ada kejutan untuk ayah sama ibu. Aku lagi siapin semuanya itu."

"Emang apa sih?." Tanya Andre. Ia bingung tiba-tiba Karin sudah pandai menyembunyikan sesuatu.

"Ah ada deh. Pokoknya kejutan."Sementara mata Andre dan Revi langsung tertuju pada orang tua Revi. Mereka berpikir kalah mama dan bapak Revi sudah tahu rencana Karin. Tapi sontak orangtua Revi memberi isyarat dengan mengangkat bahu dan menggeleng yang berarti mereka juga tidak tahu.

"Yaudah, kalau gitu ayah sama ibu pergi dulu ya." Ujar Andre.

"Titip salam sama oma ya yah." Karin tersenyum.

Setelah mereka berpamitan, Revi dan Andre pun memasuki mobil. Mereka bersiap untuk pergi ke kampung Andre.

Dalam perjalanan, Revi mulai membuka obrolan.

"Ndre, kemarin malam jadi malam yang penuh haru ya buat kita. Tapi mau gimana lagi, Kayla sudah buat keputusan kayak gitu."

"Iya. Kayla lebih tegas daripada aku yang laki-laki."

"Maksudnya?." Revi menengok ke arah Andre.

"Maksudnya, sekarang aku gak perlu takut lagi saat bersama kamu. Dan sekarang, aku bisa panggil kamu sayang." Andre terkekeh.

"Apaan sih?." Revi memukul pundak Andre sambil tertawa.

"Duh sayang, sakit tau!." Andre mengusap pundaknya lalu mencolek dagu Revi.

"Ihhh apaan sih kan kumat!." Revi tertawa.

*****

Dalam perjalanan, Revi tertidur. Andre sesekali menengok ke Revi dan ia tersenyum karena wajah Revi yang lucu saat tertidur. Ia membelokkan mobilnya menuju pantai. Andre ingin perjalanannya bersama Revi kali ini diselingi berkencan berdua, karena mereka jarang sekali memiliki waktu berdua. Wajar saja, kini mereka sudah memiliki anak yang baik sekaligus cerewet yaitu Karin.

Sesampainya di pantai, Andre membangunkan Revi.

"Hmm?." Gumam Revi malas.

"Dari dulu susah banget banguninnya. Dasar!. Aku turun, kamu sendiri ya di mobil."

"Hah?. Udah sampe?." Revi langsung membuka matanya dan mencari Andre. Namun, saat ia melihat ke jendela, ia malah melihat pantai yang indah.

"Lho ini kan pantai, Dre?."

"Iya, memang. Aku mau kita kencan berduaan dulu sebelum ke rumah ibu. Cepetan turun."

Andre bergegas turun dari mobilnya, sementara Revi masih mengucek-kucek matanya dan membenarkan rambutnya sebelum turun dari mobil.

****

Mereka pergi ke jembatan kayu penghubung pantai dengan penginapan. Revi dan Andre menikmati pemandangan yang indah dan cuaca yang cerah. Sesekali mereka saling mempotret satu sama lain dan juga meminta bantuan orang lain untuk memfotokan mereka.

"Berhenti dulu dong. Aku mau lihat pemandangan pantai." Pinta Revi pada Andre.

"Iya. Apa sih yang nggak buat pacar, ehh maksudnya calon istri." Jawab Andre dengan nada menggoda yang justru membuat Revi tertawa.

"Apaan sih, dasar jelek!." Revi menunjuk wajah Andre.

"Aku ganteng."

"Jelek."

Mereka pun saling ejek dan tertawa. Setelah selesai saling ejek dan tertawa, Revi menatap ke depan memandangi pemandangan pantai yang indah, tangannya meraih pagar pinggiran jembatan itu. Andre justru tidak fokus pada pemandangan pantai, tapi ia memperhatikan wajah manis Revi. "Eh, tapi ini bukan pantai yang aku, kamu dan Karin datangin kan?." Tanya Revi yang membuyarkan fokus Andre. "Oh eh?. Iya, bukan, ini beda. Ini lebih... Andre mendekatkan wajahnya pada Revi lalu melanjutkan kalimatnya, "Sepi." Andre kembali menggoda Revi. Tapi hal itu tak menggoyahkan Revi, justru ia malah tertawa.

Setelah puas tertawa, Andre kembali terfokus pada Revi.

"Rev." Tiba-tiba Andre dengan lembut memasukkan rambut yang berada di depan mata Revi ke dalam telinganya. Hembusan angin membuat rambut Revi jadi tidak beraturan. Tatapan Andre dan intonasi Andre saat memanggil nama Revi, membuat Revi terdiam dan terenyuh pada Andre. Tatapan Andre membiusnya untuk fokus menatap mata Andre yang indah itu. Mereka semakin dekat, sementara Andre kini menatap bibir indah Revi. Tak terelakkan lagi, mereka saling membius satu sama lain dan mereka berciuman. Berciuman di tengah jembatan di pantai. Untungnya, benar yang dikatakan Andre, pantai yang mereka kunjungi tidak banyak wisatawan yang berkunjung, karena pantai dan villa di pantai ini hanya untuk orang-orang kelas atas saja, dan Andre mendapatkan kesempatan itu.

Revi mengalungkan kedua tangannya di leher Andre sembari mereka menikmati ciuman penuh cinta mereka. Perlakuan Revi tersebut membuat Andre terpacu untuk terus mencium Revi. Setelah beberapa menit mereka berciuman, mereka melepaskan ciuman mereka. Dengan posisi yang masih sama, Andre melingkarkan tangannya di pinggang Revi dan Revi melingkarkan tangannya di leher Andre. Mereka tersenyum satu sama lain. Mendengar hembusan napas masing-masing yang begitu dekat. "Aku sayang kamu, Dre. Aku cinta kamu. Aku tahu mungkin agak cringe mendengar pernyataan begini, tapi setidaknya aku mau mengakui apa yang ada id hati aku." Revi tersenyum pada Andre. Raut wajah mereka tak dapat dibohongi. Mereka sangat bahagia. "Aku lebih mencintai kamu, Rev." Mendengar itu, Revi kembali tersenyum dan mengecup bibir Andre. Melihat tingkah Revi yang menggemaskan itu, Andre kembali mencium bibir kekasihnya itu. Akhirnya mereka kembali larut dalam ciuman itu.

*****

Setelah selesai menikmati kencan berdua di pantai, Revi dan Andre kembali melanjutkan perjalanan mereka ke kampung Andre. Kini di dalam mobil, terlihat jelas kalau Andre yang sangat bucin pada Revi. Ia sering menyandarkan kepalanya ke pundak Revi dan itu membuat Revi justru tertawa namun karena keseringan Revi pun kesal. "Ihh berat kepala kamu!." Ejek Revi. "Beratan kepala kamu tuh." Jawab Andre. Begitu terus mereka saling mengejek satu sama lain tapi berujung tertawa.

Akhirnya mereka pun sampai di kampung Andre.

Dua Malaikat Untuk KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang