Pagi hari. Revi seperti biasa membersihkan rumah, mengganti galon, memberi makan cupang dan burung bapak. Saat ia sedang sarapan, bapaknya menelpon. Bapaknya memberikan telpon itu ke neneknya.
Revi sangat senang mendengar neneknya sudah membaik dan bisa berbicara dengannya. Revi juga mengungkapan betapa rindunya ia pada neneknya. Ia berharap bisa bertemu dengan neneknya dan neneknya juga berharap yang sama.
Setelah berbicara dengan neneknya dan bapaknya, Revi kembali melanjutkan makan sarapannya.
Chat masuk.
Andre:
Kapan kamu pulang? Aku ada perlu.Revi:
Kenapa? Bilang aja sekarang.Andre:
Pokoknya harus ketemu langsung.Revi mengabaikan pesan itu dan terus makan. Ia bersiap pergi ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, ia memberikan ujian untuk kelas 2. Kemudian mengajar di kelas 1 dan kelas 3. Sangat melelahkan untuk Revi. Tapi ia harus tetap semangat.
Tibalah bell pulang. Revi menghela nafas berat. "Akhirnya aku pulang. Meskipun bukan pulang ke rumah dulu." Gumamnya dalam hati.
Ia mengeluarkan motornya dari parkiran dan di depan gerbang sekolah ada mobil menutupi geraknya. Ia sudah beberapa kali naik mobil Andre. Jadi ia tahu itu mobil Andre. Revi berusaha mendahuluinya tapi ia rem mendadak karena Andre sengaja membuka pintu mobilnya agar Revi berhenti.
"Aduh. Apaan sih?. " Bentak Revi. Ia menaikkan kaca helmnya.
"Aku mohon, ikut sekarang. Please ya." Pinta Andre dengan wajah memelas.
Tapi Revi tak mau menyerah terlalu mudah. Ia mengajukan syarat.
"Oke. Tapi ada syaratnya." Tantang Revi.
"Apa syaratnya?. " Tanya Andre.
"Kamu naik motor aku dan boncengin aku." Revi tersenyum lebar.
"Terus mobilnya?."
"Parkir aja di sekolah ini. Gak akan ilang 7 hari 7 malem aku jabanin."
"Hmm.. Iya deh." Jawan Andre dengan nada terpaksa.
"Rasain kamu. Sekali-sekali orang sombong bersampul orang suci kaya kamu rasain panas-panasan naik motor."
Kata Revi dalam hati.
Kini mereka naik motor bersama. Revi sudah berganti celana bisa duduk ke depan.
"Kamu kok tau aku pulang jam segini?. " Tanya Revi.
"Hah?." Tanya Andre.
"Kamu kok tau aku udah pulang??." Teriak Revi.
"Apa sih? Ga denger." Sahut Andre yang benar-benar tak mendengar jelas apa yang ditanya Revi.
"Udahlah. Kamu budeg kalo lagi pake helm." Revi memasang wajah bete.
Tiba-tiba Andre ngerem dan membuat Revi menggenggam jaket yang digunakan Andre. Ternyata ada kucing yang lewat di jalan dan membuat Andre mendadak berhenti.
Tak disangka, Andre justru menarik kedua tangan Revi dan memintanya untuk berpegangan padanya. Meski bukan sebuah pelukan hanya berpegangan dijaketnya, itu membuat Revi semakin menyukainya. Revi mulai nyaman dengan perlakuan dewasa Andre. Hatinya campur aduk setiap harinya karena Andre.
"Kok malah ke mall?." Revi menatap Andre bingung saat tiba di parkiran.
"Hari ini, aku beliin kamu rok. Aku kan udah kotorin rok kamu waktu itu." Kata Andre sambil menggaruk belakang kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Malaikat Untuk Karin
RomanceKarina adalah seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang ceria, pintar dan pandai menari balet. Suatu hari ia dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Dimana ayah, ibu dan dirinya terjebak dalam kebakaran. Ia koma sedangkan ayah dan ibunya meningg...