Sabtu pagi.
Revi sudah bangun duluan untuk membantu mamanya masak nasi goreng.
Di dapur hanya ada ia dan mamanya."Kita nih masak nasi goreng, tapi mama tuh gak suka deh makannya. Rada bosen." Kata mamanya sambil menggiling cabai, sementara Revi sedang menggoreng bawang goreng.
"Terus mama maunya apa?. Nanti biar aku belikan."
"Tumben anak mama pengertian banget."
"Mama mau bubur ayam. Nanti beliin ya. Masa nasi gorengnya ga usah terlalu banyak ya."
"Oke boss."
Setelah nasi gorengnya jadi, Revi memindahkannya ke meja makan. Ia melihat Karin dan Andre yang sudah bangun. Terlihat wajah Andre yang masih bengkak dan malas. Sementara Karin malah tertidur dengan kepalanya di atas paha Andre.
Revi tersenyum sejenak menatap mereka. Ia kembali ke dapur untuk mengambil air kompresan untuk mengompres wajah Andre.
Ia duduk di sebelah Andre.
"Andre, kamu bangun dong. Aku mau obatin luka kamu nih." Revi mencolek lengan Andre.
"Bangun bangun!! Dah sore!." Suara mamanya Revi yang besar membangunkan Andre, ia sedang lewat di belakang mereka. Andre menggelengkan kepalanya dan membuka matanya.
"Gitu, Rev. Kalo bangunin harus keras suaranya." Mamanya tertawa.
Revi ikut tertawa melihat mamanya dan reaksi Andre. Tapi Karin masih tertidur di pangkuan Andre.
"Kamu mau marah sama aku?. Mamaku yang bangunin kamu." Revi tertawa sambil menunjuk wajah Andre.
"Enggak kok." Andre mengucek matanya yang masih sedikit mengantuk.
"Sini aku kompres pipi kamu yang memar itu." Revi mengambil handuk kecil yang sudah ia peras untuk mengompres pipi Andre.
Andre mencodongkan wajahnya ke Revi sambil tersenyum senang.
"Kamu masih ngantuk ya?. Semalem langsung tidur kan?." Tanya Revi.
Andre malah sibuk memandangi wajah Revi sambil tersenyum manis.
"Kamu gak ngiler kan tidurnya?. Spreinya, semua baru aku ganti, soalnya Karin tidurnya di situ." Revi hendak merendamkan lagi handuk kecil itu untuk mengompres pipi Andre tapi Andre tetap memandangi wajah Revi.
"Ih kamu tuh kenapa sih?. Sampe nguber muka aku segala?!." Bentak Revi kesal.
Andre membelai rambut Revi dan meletakkan sebagian rambut yang di pipi Revi ke belakang telinganya.
Revi tersenyum atas perlakuan Andre itu. "Apaan sih?." Pipi Revi langsung memerah seperti kepiting rebus.
Karin terbangun dan ia melihat Revi yang sedang mengompres pipi Andre. Terlihat oleh Karin, kalau Andre terus tersenyum pada Revi yang membuat pipi Revi terus memerah.
"Ibu Revi malu ya?." Karin membuat mereka berdua kaget dan salah tingkah. Karin sengaja menggoda Revi dan Andre, ia juga tersenyum lebar seperti orang yang sudah mengerti.
"Karin! Kamu buat ibu kanget aja deh!." Revi mengeryitkan keningnya dan sontak meletakkan handuk kecil ke dalam mangkuk kecil.
Bunyi telepon Andre.
-Panggilan video dari ibu❤-
Sontak Revi melihat layarnya dan panik. Ia hendak beranjak dari sofa tapi tangan Andre mencegahnya. "Lepasin, itu mama kamu telepon." Ujar Revi panik.
"Ya biarin. Ibu aku mau kenalan sama kamu dan Karin." Jawab Andre tetap mengenggam tangan Revi.
"Itu ibunya ayah telepon ya?." Tanya Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Malaikat Untuk Karin
RomanceKarina adalah seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang ceria, pintar dan pandai menari balet. Suatu hari ia dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Dimana ayah, ibu dan dirinya terjebak dalam kebakaran. Ia koma sedangkan ayah dan ibunya meningg...