kayla

46 7 0
                                    

Pagi itu, Revi terbangun di atas lantai. Ia tertidur begitu pulas hingga tak sadar sampai mengguling ke bawah tempat tidur. Masih dengan sikap malas, ia mengucek kedua matanya lalu berusaha bangun dan duduk ke atas tempat tidurnya. Tak lama, ia mendapati HP-nya yang bergetar tepat saat ia menyandarkan badannya ke badan tempat tidur. "Apa nih?." Ucapnya dengan masih setengah nyawa. "Kok banyak notif gini?." Revi bingung karena ia belum pernah mendapat notif yang banyak begitu. Saat ia mengeceknya ternyata pesan dari Kayla.

Ia membaca pesan itu.

"Revi.. Saat kamu baca pesan ini, itu artinya kamu masih sayang sama aku. Kamu masih luangin waktu untuk baca ini. Waktu cutiku udah selesai. Awalnya waktu cuti itu aku ambil untuk menghabiskan waktu dengan pacar yang aku sayangi banget. Awalnya aku mau gunakan waktu cuti ini untuk mempersiapkan acara lamaran untuk aku dan Andre. Tapi sayang... Takdir berkata lain yah. Aku minta maaf selama kehadiran aku, buat kamu dan Karin jadi gak nyaman.

Sejujurnya, hari ini tepat hari spesial dimana aku bakal dilamar Andre. Aku yang seharusnya bahagia, berujung marah dan kecewa sama Andre karena dia tiba-tiba menghentikan acara kami. Dan setelah aku diberi tahu ibunya, ternyata dia pergi menemui kamu. Katanya kami dalam masalah besar. Di saat yang sangat spesial dan (seharusnya) bahagia untuk kami, dia malah memilih untuk pergi demi kamu. Aku coba meredam rasa kesal ini. Tapi aku mencoba pasrah sama apa yang terjadi hari ini. Ternyata di saat amarah dan kecewa hadir, ada kebahagiaan lain yang menanti. Aku bersyukur, hari ini aku dinyatakan lulus dan diterima sebagai mahasiswa di Universitas Singapura. Aku bakal berangkat besok malam.

Aku tahu di balik setiap duka, Tuhan menyiapkan rencana suka untuk umatNya. Aku pun sadar kalau Andre tercipta bukan untukku, tapi untuk satu-satunya dan hanya dialah orangya, yaitu kamu Revi. Aku bukan kalah, aku cuma sadar apa yang aku miliki saat ini bukan berarti itu jadi takdir hidupku. Aku tau dari tatapan kamu ke Andre, kamu punya cinta yang besar untuk dia, bahkan lebih besar dari aku. Kalian berdua pantas bahagia bersama. Aku juga berhak memilih kebahagiaan aku sendiri. Semoga suatu saat, kita masih bisa bertemu lagi dalam suasana bahagia."

-With love, Kayla

Terpatung. Setelah membaca pesan teks yang dikirimkan Kayla, Revi merasa terenyuh. Ia tidak pernah berpikir kalau Kayla akan sejauh ini. Ia menghela napas frustasi. "Kayla, kamu begini cuma buat aku merasa bersalah aja." Revi menunduk merenung. Entah apa yang akan dia lakukan untuk Kayla. Ia tersadar dan mengecek kapan pesan itu dikirimkan. Benar saja, pesan itu dikirim kemarin pukul 11 malam. Ia sadar kalau itu artinya Kayla akan pergi ke Singapura malam hari ini.

Tak lama, ada pesan dari Dilla. Revi pun membacanya.

"Rev, tetap semangat ya. Oh iya jangan lupa jemput Karin. Jangan trauma lihat sekolah ya. Karena lo ibunya Karin, lo harus kuat dan sabar. Semangat!."

Revi mendengus. Ia merasa perkataan Dilla ada benarnya juga. Meski kini ia tidak bekerja lagi di sekolah itu, namun tetap menjadi tugasnya menjemput Karin karena ia adalah ibunya.

*****

Setelah selesai mencuci pakaiannya, Revi bersiap menjemput Karin. Ia menyemangati dirinya sembari berdandan di depan cermin. Ia sudah siap dan kini hanya perlu berangkat ke sekolah Karin.

Benar saja, Karin sudah menunggu di depan gerbang sekolah. "Yey! Aku tahu ibu pasti bakal jemput aku." Karin menyengir senang pada Revi. Ia tahu bahwa ibunya takkan lupa menjemputnya, meski Karin tahu betul perasaan ibunya itu belum sepenuhnya pulih atas kejadian kemarin.

"Pastilah, meskipun ibu gak kerja di sini lagi, tapi ibu gak akan lupa untuk jemput anak cantik ibu." Revi mengusap kepala Karin sambil tersenyum. "Yuk kita pulang." Ajak Revi.

"Eh.. tunggu dulu bu. Tadi aku lihat ada ayah Andre masuk ke sekolah. Jadi aku nunggu ibu dulu baru ajak ibu ke dalam." Ujar Karin.

"Memang ada apa dia ke sini?."

Dua Malaikat Untuk KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang