Setibanya Andre dan Revi di rumah sakit, mereka mendapati Kayla yang sedang mengajak bicara Karin. Tampak Karin sesekali tersenyum dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Kayla. Namun, Andre menatap Kayla dengan pandangan biasa saja. Sangat berbeda dengan tatapannya pada Revi jika sedang membujuk atau menenangkan Karin.
"Hai Rev." Sapa Kayla yang menyadari kehadiran Andre dan Revi.
"Hai Kay." Sapa Revi. Karin lompat dari tempat tidurnya dan memeluk Revi kemudian memeluk Andre.
"Karin.. Kamu ngobrol apa aja sama kak Kayla?." Tanya Revi sambil mengusap kepala Karin.
"Tentang terlambat sekolah." Jawab Karin singkat.
Revi dan Andre saling melempar senyum satu sama lain, senang akhirnya Karin mau bicara. Kayla yang melihat pacar dan teman pacarnya itu tersenyum hanya bisa ikut tersenyum juga meski di dalam hati ingin cemburu hanya karena saling senyum.
"Om Andre dan Bu Revi mau bawa kamu ketemu temennya om Andre. Supaya kamu ga bosen disini terus." Revi menggandeng tangan Karin.
Sementara itu tante Dian terlihat sedang bersiap-siap dan membereskan barang-barangnya.
"Maaf, pak Andre dan bu Revi. Saya mohon izin pulang ya. Elvi anak saya lagi sakit demam." Tante Dian memelas.
Seketika Karin menjawab. "Memang tante ga pernah peduli sama aku. Pedulinya cuma sama anak kandung tante sendiri." Wajah Karin berubah menjadi kesal dan nada bicaranya meninggi.
"Karin." Ucap Andre sambil memberi isyarat untuk jangan marah.
"Iya, ibu bisa pulang kok. Biar Karin setelah dibolehkan pulang dari RS, bisa menginap di rumah saya aja. Gak apa. " Revi memperbolehkan bu Dian pulang.
Batin Andre,
"Entah dari apa hati Revi ini terbuat. Meski berulang kali mengeluh lelah mengurus dan membagi waktu untuk Karin, tapi dia terus melawan rasa lelahnya itu. Beruntung banget aku bisa kenal dengannya.""Ayo Karin, kita pergi." Ajak Revi sambil tersenyum, mengajak Karin pergi duluan meninggalkan Kayla dan Andre.
Ruang psikolog anak ada di lantai 4 rumah sakit, jadi mereka harus naik 2 lantai lagi. Saat berjalan bersama dengan Karin, Revi mengajaknya berbicara seperti membicarakan lagu kesukaannya dan hobinya.
Sementara itu, Kayla mendekati Andre.
"Aku ga pernah ada masalah kamu jemput perempuan lain. Tapi kamu harus bilang sama aku dulu dong. Ga gitu caranya Ndre." Kayla menatapnya kesal.
"Iya.. Aku minta maaf. Aku cuma pingin Karin diobatin mentalnya secepatnya. Itu aja." Andre memeluk Kayla erat dan membelai rambutnya.
Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba Karin merasa ia ketinggalan membawa jaketnya. Ia menghentikan langkahnya dan membuat Revipun berhenti.
"Bu, jaket favorit aku ketinggalan. Aku kalau keluar selalu pakai jaket itu."
"Oh, biar ibu ambilin. Kamu tunggu disini aja. Kan kita juga belum jauh jalannya." Revi meninggalkan Karin di jalan dekat ruang suster.
Ia menuju kamar Karin dan sesampainya di depan pintu, betapa kagetnya dia. Revi melihat Andre dan Kayla yang sedang berpelukan.
Batin Revi, "Ya wajarlah mereka kan pacaran. Tapi ini bukan tempat untuk bermesraan. Ga pantes."
Revi tanpa membuat bunyi apapun berjalan mendahului mereka dan mengambil jaket Karin. Sontak membuat Andre dan Kayla berdeham dan berhenti berpelukan. Revi juga meninggalkan mereka tanpa suara dan hanya diam.
Kayla dan Andre merasa tidak enak melihat Revi yang melewati mereka.
Batin Andre,
"Duh, kok Revi bisa kesini sih?. Aku malu banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Malaikat Untuk Karin
RomantikKarina adalah seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang ceria, pintar dan pandai menari balet. Suatu hari ia dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Dimana ayah, ibu dan dirinya terjebak dalam kebakaran. Ia koma sedangkan ayah dan ibunya meningg...