Malam itu Revi sudah bersiap untuk bertemu Haris. Ia mengenakan blouse putih dengan tali yang mengikat pita di pinggang, celana bahan abu-abu. Ia telah menelpon Dilla untuk mengatur strategi malam itu. Revi mengatakan pada orangtuanya bahwa ia akan pergi jalan dengan Dilla. Tapi karena Dilla baru bisa menyetir jadi dijemput di depan jalan. Ia pun berpesan agar Haris menjemput di depan jalan saja.
Di depan meja rias, Revi bercermin. Tersenyum memandangi wajahnya. Ia merasa sangat cantik malam itu. Ia biasanya mengajar menggunakan lipstik nude, tapi malam ini ia menggunakan lipstik merah bata. Revi ingin tampil berbeda malam ini. Tapi ia juga tak ingin terlihat terlalu mencolok.
Haris yang sudah mengetahui data semua guru, dapat dengan mudah menghubungi Revi. Ia mengirim chat pada Revi untuk cepat menunggunya di depan jalan besar, karena ia sudah hampir sampai. Ia bersiap lalu keluar dari kamarnya. Terlihat Karin sedang belajar di kamar dan mamanya yang sedang menonton sinetron di TV, sementara bapaknya pun ternyata sama. Orang tua Revi memang sangat suka menonton sinetron malam hari.
"Ma, pak. Aku pamit ya udah ditunggu Dilla di depan." Revi pamit pada orangtuanya.
"Iya. Hati-hati." Jawab bapaknya.
"Pulangnya jangan kemalaman. Kalo kemalaman, pulang pagi aja kamu." Ujar mamanya dengan nada lantang.
"Pulang pagi biar langsung kita coret dari KK." Lanjut bapaknya.
Orangtuanya tatap-tatapan senang karena berhasil membuat anaknya kesal.
"Iya-iya. Aku titip Karin ya." Revi mengenakan sepatunya.
"Ibu Revi, jangan lama-lama." Sahut Karin yang langsung berlari keluar kamar mendengar percakapan Revi dan orangtuanya.
"Iya, Karin. Ibu ga lama, memang ada apa?."
"Nanti aku kangen sama ibu." Senyum Karin mengembang lalu ia melambaikan tangannya ke arah Revi yang sudah siap berdiri di pintu.
"Oke sayang. Kerjain tugas-tugas kamu ya." Pesan Revi.
"Iya, bu." Jawab Karin.
Sementara itu depan jalan, Revi tak perlu menunggu lama karena mobil Haris sudah langsung sampai. Mobil BMW berwarna hitam dengan plat dua angka. Saat Haris hendak membukakan pintu untuk Revi, langsung dihalangi Revi dan ia membuka duluan pintunya.
"Bisa buka sendiri." Revi tersenyum paksa lalu masuk ke dalam mobil Haris.
Haris menatap kesal Revi yang tidak membiarkannya membukakan pintu untuknya.
Saat di dalam mobil, Haris menatap Revi dari bawah sampai atas. Ia terkesima kalau Revi bisa tampil cantik juga. Dari cara Haris menatap Revi tidak bisa dibohongi, ia tampak kagum.
"Cantik banget ibu Revi. Apalagi sekarang rambutnya pendek." Haris tersenyum pada Revi.
"Oh iya dong, selama ini bapak aja yang gak melek." Ujar Revi dengan nada mengejek.
"Aduh udah ganteng begini, jangan dipanggil bapak dong. "
"Betul juga, panggil engkong aja bagusnya." Revi menunjukkan senyuman paksanya lalu kembali memasang wajah juteknya.
"Berarti kamu suka yang engkong-engkong ya?."
"Emang siapa yang suka?. Udah ah, mending jalan aja buruan!." Ujar Revi sinis.
"Oke." Haris menjalankan mobilnya perlahan.
Saat di lampu merah, terlihat Haris yang curi-curi pandang dan ingin memegang tangan Revi. Dengan sigap Revi melakukan sesuatu, ia mengupil dengan tangan kanannya yang hampir diraih Haris. Sontak hal itu membuat Haris merasa jijik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Malaikat Untuk Karin
Любовные романыKarina adalah seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang ceria, pintar dan pandai menari balet. Suatu hari ia dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Dimana ayah, ibu dan dirinya terjebak dalam kebakaran. Ia koma sedangkan ayah dan ibunya meningg...