Yuk vote & komen ❤
Revi menemui bapaknya di ruang TV saat Andre, Karin dan Kayla sudah pergi. Ia duduk di hadapan bapaknya.
"Pak, tadi ngomong apa sama Andre?." Tanya Revi dengan ekspresi ingin tahu.
"Bapak gak mau kamu dipermainkan, Rev. Jadi, sejak bapak tahu dia sudah punya pacar begitu, bapak gak mikir dua kali agar dia jauhi kamu."
"Kenapa bapak lakuin itu semua?."
"Karena bapak gak suka lihat hati anak bapak dipermainkan gitu aja. Bapak tahu hati kamu sebenarnya sedih kan?. Bapak dan mama tahu hatimu meskipun kamu gak bilang apapun sama kami." Bapak Revi yang semula nonton TV, mematikannya dan fokus bicara pada Revi.
Mama Revi datang dari dapur lalu duduk di sebelah Revi. Ia memeluk pundak Revi.
"Kami gak mau putri kami satu-satunya terluka. Kami menjaga dan merawat kamu dengan cinta. Jadi bapak dan ibu gak sudi kamu dipermainkan begitu."
Suatu penuturan yang sangat menyentuh hati Revi. Ia luluh mendengarkan perkataan orangtuanya yang sangat mengerti hatinya saat ini. Revi tak sanggup membendung air matanya. Ia pun meneteskan air matanya. Ia sangat lemah jika mendengar kata-kata dari orangtuanya. Revi hanya diam sambil memeluk mamanya.
*****
Siang itu Revi ke rumah Dilla untuk curhat tentang keadaannya saat ini."Dil, gua nggak ngerti apa yang udah gua perbuat ini salah atau benar." Revi menatap Dilla dengan tatapan bingung campur kecewa.
"Apa ada Rev?. Cerita aja sama gua." Dilla mengusap lengan Revi.
"Gua tahu, Kayla itu baik, Andre itu baik. Mereka udah pacaran dua tahun. Tiba-tiba gua dateng di tengah-tengah mereka karena Karin yang bawa gua ke situ. Gua jadi deket sama Andre karena Karin. Gua gak pernah berharap gua sama Andre bakal sedekat ini hanya karena merawat Karin dan jadi orangtua untuk dia. Apa gua salah, Dil?."
"Rev, lo itu orang baik. Gua tahu lo di posisi yang lagi kurang beruntung saat ini. Tapi, lo harus tahu hadiah untuk lo itu Karin. Sedangkan Andre itu bonus yang gak bisa iya bisa nggak untuk lo dapetin." Ucap Dilla dengan suara menenangkan Revi.
Revi menunduk, merenung sejenak jawaban Dilla. "Iya, ada benernya lo Dil. Karinlah hadiah spesial dari Tuhan. Bukannya Andre." Ucap Revi dengan nada pelan. Ia tak sanggup membendungkan air matanya. Perlahan air mata Revi mengalir di pipinya.
Dilla mengelus pundak Revi. Ia berusaha menenangkan batin Revi.
"Ikhlaskan, Rev. Berarti dia belom jodoh lo. Gua percaya dan yakin perbuatan baik lo ini suatu saat ada karma baiknya juga." Dilla mengusap air mata Revi dan memeluknya singkat. "It's okay, my bespren." Ucap Dilla sambil tersenyum lebar.
"Bestfriend, bukan bespren." Sela Revi sambil menangis tapi tertawa juga.
"Nah gitu dong, tawa dikit." Dilla terkekeh sambil menyenggol lengan Revi.
Kebetulan ART Dilla lewat dari di depan mereka, Dilla memanggilnya, "Bi, tolong buatin es jeruk untuk temen saya ya."
"Jangan bi." Sela Revi.
"Kenapa?. Bukannya seger siang panas gini, Rev." Tanya Dilla.
"Jangan, es teh manis aja." Jawab Revi sambil cemberut tapi masih menangis.
"Yaelah lu, lagi sedih sempet-sempetnya protes." Dilla menyipitkan matanya lalu berdecak. Ckckck.
"Baik, non." Jawab ART itu.
Dilla tersenyum lebar sambil menatap Revi, "Jangan sedih lagi."
"Iya, mommy." Revi menghapus air matanya lalu memeluk Dilla sambil memaksakan bibirnya untuk tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Malaikat Untuk Karin
عاطفيةKarina adalah seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang ceria, pintar dan pandai menari balet. Suatu hari ia dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Dimana ayah, ibu dan dirinya terjebak dalam kebakaran. Ia koma sedangkan ayah dan ibunya meningg...