#9; valentine 💔

142 65 13
                                    

Pagi itu, setelah bangun dari tidur Revi merapikan tempat tidurnya lalu menelpon mamanya. Betapa leganya dia, setelah tau orang tuanya sudah sampai di Malang.

Revi mandi, berberes untuk pergi ke sekolah. Ia membawa buku ajar dan buku-buku muridnya yang sudah ia koreksi bersama Andre. Ia tersenyum sendiri saat memindahkan buku-buku itu, teringat keunikan yang ia lakukan di restoran bersama Andre yaitu mengoreksi tugas murid. Hal itu unik dan membuatnya tersenyum.

Revi juga mempersiapkan permen coklat untuk murid-muridnya. Ia tak pernah lupa memberikan permen coklat saat hari valentine untuk murid-muridnya.

Bisa dibayangkan bawaan Revi yang banyak. Melelahkan untuknya ditambah ia harus mengurus dan merawat Karin.

Ia menelpon Andre. Ia tak mau Andre sampai terlambat menjemputnya.

"Udah di jalan bawel." Andre langsung menjawab sinis Revi.

"Heh aku malah belum ngomong apapun. Udah ngerocos aja." Jawab Revi kesal.

"Iya-iya. Tunggu." Andre membalas singkat.

Andre sudah sampai di depan rumah Revi. "Bantuin dong." Pinta Revi. Ia membawa tas tenteng berisi permen coklat dan buku-buku, tas laptop dan tas kecilnya.

"Buset. Mau ngajar atau perang sih?. Bawaan banyak gitu." Andre menggeleng lalu membantu Revi meletakkan barang-barangnya ke bangku belakang.

"Makasih." Kata Revi setelah mereka berdua masuk mobil.

"Ya sama-sama." Jawab Andre.

"Nih aku kasih kamu satu bungkus permen coklat. " Revi memberikan satu bungkus permen coklat yang kira-kira isinya 30 buah dan diatasnya diberi pita merah. Ia sengaja memberikan satu bungkus penuh untuk Andre entah tak mengerti dengan alasan apa.

"Tumben. Dalam rangka apa ini?." Tanya Andre sambil tersenyum.

"Udah ambil aja. Hmm.. Aku cuma lagi baik aja hari ini." Jawab Revi tersenyum singkat. Ia tak mengerti mengapa Andre lupa hari ini adalah Valentine.

"Ada racunnya gak nih?. " Ledek Andre dan tertawa kecil.

"Ada. Banyak." Jawab Revi sinis dan menatap jendela mobil.

Andre tertawa. "Becanda doang, ibu guru." Ia menyenggol bahu Revi.

"Udah setir aja mobilnya yang bener." Revi menghela napas.

"Iya, ibu guru." Andre tersenyum seraya mengemudikan mobilnya.

Saat di kelas, Revi seperti biasa mengajar. Di akhir jam pelajaran ia membagikan permen coklat pada murid-muridnya. Murid-muridnya sangat senang meski pemberian yang sederhana. Tak jarang beberapa murid ikut memberikan coklat pada Revi dan menitipkan coklat pada Karin lewat Revi.

Saat pulang sekolah, Revi memasukkan semua coklat ke tas tentengnya. Tapi memisahkannya, yang punya Karin ia bungkus lagi dengan plastik putih. Dan punya dirinya plastik hitam. "Pasti mama bapak suka ini. Tunggu mereka balik deh baru makan bareng-bareng coklatnya." Gumam Revi dalam hati.

Di siang hari, Revi menunggu di depan gerbang sekolah. Ia menanti Andre untuk menjemputnya.

Setelah Andre sampai ia langsung naik ke mobil. Andre bertanya apa isi tas tentengnya sehingga kelebihan muatan. Dan Revi menjawab itu isinya coklat.
Kemudian itu membuat Andre berpikir sepanjang perjalanan mereka ke RS.

"Ini hari valentine ya?." Tanya Andre.

"Hmm.. " Jawab Revi malas.

"Kalo gitu, temenin aku sebentar ya ke toko hadiah." Ajak Andre dengan semangat.

Dua Malaikat Untuk KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang