Sebelum membaca tolong berikan vote/komen. Kalo keduanya, pahalanya lebih^^
*****
Hari baru, suasana baru. Mari sejenak lupakan kejadian semalam.
Siang itu Kayla berkunjung ke rumah sakit untuk bertemu kekasihnya Andre. Saat berjalan menuju ruang kerja Andre, ia melewati kamar inap tempat Karin pernah dirawat. Ia berhenti sejenak dan menatap ke arah pintu itu.
"Di sana pernah ada seorang anak kecil yang kehilangan semuanya, bahkan sakit fisiknya. Tapi ada seorang perempuan yang baik yang rela menjaga dan merawatnya hingga ia sembuh." Ucap Kayla dalam hati. Pandangan Kayla penuh arti ke arah pintu itu.
"Bahkan aku sendiri pernah mengatakan pada Revi bahwa ia wanita hebat karena bisa merawat seseorang yang koma saat pertama kali aku bertemu dengannya." Kata Kayla dengan pelan, penuh perasaan hingga ia tak sadar ia telah meneteskan air matanya. Ia segera mengalihkan pandangannya supaya tidak berlanjut menangis.
Namun Kayla mengingat obrolannya semalam bersama ayahnya usai pesta ulang tahun semalam. Ia diminta agar cepat melangsungkan tunangan dengan Andre karena mengingat umur Kayla yang sudah hampir menginjak 30 tahun.
Hal ini menjadi dilemma untuk Kayla. Di satu sisi, ia semakin tersentuh atas cinta Andre pada Revi, di sisi lain ia juga tidak bisa jika tidak memenuhi kemauan orangtuanya.
Kedatangan Kayla ke rumah sakit agar bisa menemui Andre dan mengajaknya bicara mengenai acara tunangan yang akan mereka lakukan segera.
*****
"Jadi selesai kerja ini kamu mau ajak aku beli cincin bareng sama ke designer baju tunangan kita?." Tanya Andre. Ia yang baru saja kembali dari tugasnya langsung menemui Kayla di ruangannya.
"Iya. Soalnya, ayah udah tanyain terus kesiapan kita. Jadi aku inisiatif aja ke sini ajak kamu beli cincin sama cari design untuk baju tunangan kita." Kayla tersenyun cerah pada Andre.
"I-iya aku mau. Sabar ya sampai aku selesai kerja." Andre membalas senyum.
"Oke sayang." Kayla mengangguk sambil tersenyum.
*****
Siang itu seperti biasa, Revi harus piket sampai sore. Ia tertidur di meja guru piket karena ngantuk. Ia memapah sisi wajahnya dengan telapak tangannya. Sementara Karin sudah diantarkan pulang oleh Dilla.
"Halo sayang." Sapa Haris. Tapi sapaannya itu tampaknya tidak menyadarkan Revi dari tidurnya.
"Budeg." Haris geram. Ia pun menjambak agak keras rambut Revi.
"Aduh." Spontan Revi berteriak.
"Akhirnya bangun juga. Kenapa kemarin lebih milih pulang sama Andre daripada saya?." Tanya Haris.
"Geger otak sampe lupa ingatan ya?. Kemaren udah ngelakuin hal kurang ajar." Revi menjawab sinis.
"Tapi kan itu di posisi tempat yang tepat bukan di sekolahan. Tuh baru gak tepat." Haris mengeles jawabannya.
Revi menatap sinis, lalu ia sadar untuk melibat jam dinding yang ada di belakang Haris.
"Permisi, saya pulang dulu." Revi bangun dari kursinya dan berjalan meninggalkan Haris.
"Eit.. Tunggu.. Kenapa kamu tuh aneh ya?. Berusaha menghindar aku terus, dah gitu tiap ada Andre aku selalu dibaikin?." Haris menahan langkah Revi dengan ucapannya.
Revi terhenti lalu membalikkan badannya.
"Saya buru-buru. Permisi." Revi menjawab singkat lalu meninggalkan Haris yang masih berdiri di belakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Malaikat Untuk Karin
RomanceKarina adalah seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang ceria, pintar dan pandai menari balet. Suatu hari ia dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Dimana ayah, ibu dan dirinya terjebak dalam kebakaran. Ia koma sedangkan ayah dan ibunya meningg...