Malam itu Karin melukis dirinya, ayah dan maminya. Entah mengapa ia sulit tidur. Batinnya,
"Ayah, mami.. Mampir ya ke mimpi Karin. Karin mohon. Karin kangen sama ayah dan mami." Kata Karin sambil menyelesaikan lukisannya.
Andre menjenguk Karin di ruangannya. Ia sudah selesai menyelesaikan operasinya dan mendatangi Karin.
"Om Andre. Dimana, bu Revi?." Karin langsung mencari Revi.
"Bu Revi lagi gak enak badan. Tapi besok dia pasti kesini kok." Andre membelai rambut Karin lembut.
"Om Andre. Bu Revi baik banget ya selalu temanin aku selama koma. Sayang banget sama aku." Karin tersenyum sambil membayangkan ketapa baiknya Revi.
"Kadang aku bingung, apa iya sekarang masih ada orang sebaik itu?. Karena dunia ini kejam dan sulit menemukan orang sebaik dan sesabar bu Revi." Lanjut Karin lalu menatap Andre.
Andre duduk di sebelah Karin. Ia tak paham mengapa anak sekecil itu sudah paham dengan dunia yang kejam. Apa ia sudah terbiasa dihakimi dan tersakiti oleh orang disekitarnya?. Batin Andre.
"Bu Revi itu sayang banget sama kamu. Sabar jagain, merawat, mengobati, mengganti baju kamu, mandiin kamu, bahkan buang kotoran kamu saat kamu sakit. Jadi kamu ga boleh melawan dan harus sayang sama bu Revi ya." Andre tersenyum.
"Tapi kenapa tante dan om gak jengukin Karin ya?." Tanya Karin mendadak membuat Andre bingung. Ia berusaha berpikir dengan tenang.
"Mereka sibuksibuk, Karin. Tapi mereka pasti jengukin kamu kok." Ucap Andre meyakinkan Karin.
"Iya om Andre. Aku juga pengen dijenguk keluargaku sendiri. Oh iya, ini gambar keluarga Karin, om. Ini, ayah, Karin dan mami." Jelas Karin sambil menunjuk satu per satu ia dan orang tuanya.
"Wow gambarnya bagus. Kamu gambar ini sendiri?." Andre menatap gambar Karin yang ia tunjuklan ke hadapan Andre.
"Iya, om. Semoga ayah dan mami cepat sembuh dan ketemu sama aku. " Karin tersenyum penuh harap.
"Iya." Jawab Andre singkat sambil tersenyum lirih. Ia tak sanggup membohongi Karin.
Setelah mereka berbincang cukup lama, Karin akhirnya ngantuk dan tidur. Andre kembali ke ruangannya.
Kayla menelponnya. Kayla sangat senang karena kadonya sudah ia terima.
"Makasih ya, Dre. Kadonya lucu. Aku suka banget." Ujar Kayla. Ia sedang makan malam bersama teman satu timnya.
"Iya, sama-sama. Jangan marah-marah lagi ya sama aku. Aku sayang sama kamu." Ucap Andre seraya melepaskan jas dokternya.
"Iya ga marah lagi kok. Aku sayang kamu juga. Kamu lagi apa?."
"Lagi istirahat sebentar. Tadi abis temani Karin sebentar."
"Istirahat yang cukup ya. Aku kirim salam ya sama Karin. Aku seneng deh dia udah sadar dari komanya. Nanti kalo aku ke sana, aku mau bawa dia jalan-jalan bareng kamu. Pasti seru deh." Ucap Kayla dengan semangat.
Dalam hati Andre, ia sangat menyukai itu. Tapi ia juga tak menampik kalau ia ingin Revi itu Kayla. Sehingga masa-masa ia lewati untuk merawat Karin itu adalah bersama pacarnya sendiri dan tak perlu bersama orang lain. Tapi takdir berkata lain.
"Iya.. Aku juga berharap yang sama. Kamu juga jaga kesehatan dan istirahat yang cukup ya."
Mereka pun menutup telpon mereka setelah agak lama berbicara.
Setelah telponan dengan Kayla, entah mengapa ia masih teringat saat ia memberikan 3 mawar untuk Revi dan saat ia terbuai untuk mencium Revi. Ia sadar itu perbuatan salah, tapi mengapa Revipun tak mencegahnya? Apa yang sebenarnya Revi rasakan saat itu?. Batin Andre
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Malaikat Untuk Karin
RomanceKarina adalah seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang ceria, pintar dan pandai menari balet. Suatu hari ia dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Dimana ayah, ibu dan dirinya terjebak dalam kebakaran. Ia koma sedangkan ayah dan ibunya meningg...