Berbulan-bulan Seungcheol maupun Chaeyeon tetep ketemu setiap weekend entah karna Seungcheol ngumpul atau Chaeyeon yang ngedatengin Yena buat diajak jalan atau bahkan mereka janjian untuk ketempat yang sama. Setiap malam Seungcheol yang sering berbagi cerita, begitupun Chaeyeon yang mulai terbuka tentang dirinya.
Jika kalian pikir hubungan mereka semakin jelas itu salah, karna hubungan mereka benar-benar tidak bisa dijelaskan lagi. Selama ini Chaeyeon menemaninya setiap mengalami kesusahan saat mengerjakan skripsi, mendengarkan pria itu mengeluh karena dosennya. Seungcheol juga sering menjemput Chaeyeon jika gadis itu tidak membawa mobil dan sedang mengerjakan tugas kelompok dirumah teman hingga larut malam.
Dan jika kalian pikir hubungan mereka tetap manis itu lebih salah, tetap ada percikan api perdebatan antara keduanya. Ditambah jika kedua insan itu sedang lelah secara batin dan fisik dan berada dalam tanda aware keduanya bisa saja saling menyakiti perasaan satu sama lain.
Seperti malam ini, keduanya duduk dicafe yang buka 24/7 dan berlokasi dekat perumahan gadis itu sembari menatap marah mata satu sama lain. Pria itu mendecak kemudian mengalihkan pandangannya menuju jalanan yang sudah sangat sepi itu.
"Sampe kapan sih lu harus punya kebiasaan kayak anak kecil?!" Tanya gadis itu sembari mengepalkan tangannya diatas paha untuk mencoba meredam amarahnya.
"Liat gue Bang Seungcheol!" Amarahnya tidak bisa dipendam lagi.
Anyways she had periodt today and her man can't control his ego.
"Sampai kapan bang gue harus bilang ke elu kalo Hyunjin itu cuma temen!"
"Temen apa yang perhatian banget?" Seungcheol kesal, rasa cemburunya dua kali lipat terjadi saat wanitanya membela pria lain.
"Ya Tuhan, Choi Seungcheol perhatian yang kayak apa gue tanya hah?!"
"Apa gue selalu nolak kalo lu ajak ketemu padahal gue ada tugas numpuk? Apa gue selalu ngelarang elu buat nungguin gue selesai kerkel? Enggak kan?! Lu ngeprioritasin gue, gue juga ngeprioritasin elu bang!" Gadis itu mengacak rambutnya kesal, pria didepannya ini benar-benar posesif.
"Elu selalu ada waktu buat dia dan juga lu selalu senyum sama dia. Your smile is mine." Chaeyeon menatapnya tak percaya.
"Gue wajarin elu posesif tapi enggak dengan mukul orang lain seenaknya. Selalu aja ga ngindahin kalimat gue."
"Gue cemburu sama dia yang selalu ada waktu buat elu, Lee Chaeyeon."
"Bang, gue fokus kuliah dan elu ngurus skripsi apa gue harus maksa waktu? No!"
"Sekarang gue tanya, kita tuh apa? Kenapa lu harus secemburu itu? Padahal setiap kali gue liat elu jalan sama cewek lain gue ga pernah marah." Ucapnya dengan lirih meskipun begitu masih terdengar seperti menekan.
Seungcheol terdiam, ya dia tidak memiliki hubungan apapun dengan gadis itu. Tapi ia juga tak ingin gadis itu menjadi milik orang lain. Chaeyeon mendecak sebal saat tak mendapat jawaban apapun dari pria itu. Ia berdiri sembari memakai blazernya kembali, sedangkan pria itu hanya menatapnya dengan kebingungan.
"Gue balik, jaga diri lu baik-baik ya? Dan jangan lupa selesaiin skripsi, mau lu sama gue atau engga nantinya lu harus tetep lulus tepat waktu." Chaeyeon menepuk bahu itu pelan sembari memberikan senyuman terbaiknya kemudian berjalan menjauh.
Terasa seperti keduanya memiliki hubungan yang cukup toxic sekarang membuat Chaeyeon harus melepas pria itu hari ini bahkan sebelum keduanya benar-benar memiliki hubungan khusus. Terasa seperti percuma jika dilanjutkan, gadis itu benar-benar menyerah.
Chaeyeon keluar, saat ia rasa tak ada lagi yang harus dibicarakan dengan pria itu. Chaeyeon membuka payung putihnya dan berjalan kembali ke rumahnya. Hari ini hujan, dan untuk pertama kalinya ia membenci hujan.
Seungcheol menatap kepergian gadis itu dengan nanar, ia tidak tau apakah ia masih memiliki kesempatan untuk mendapatkannya kembali. Seungcheol langsung menghubungi adiknya saat ia tak lagi menatap punggung Chaeyeon yang pergi dan meminta Yena untuk menyetirkannya, ia tidak yakin apa ia masih bisa fokus untuk mengendarai mobilnya.
Sesampainya dirumah Chaeyeon enggan ikut berkumpul diruang tengah dimana keluarganya dan Yuju yang akan menginap disini hari ini berada, ia lebih memilih untuk langsung memasuki kamarnya menghapus make upnya dan berganti pakaian. Menjatuhkan dirinya sembari menatap kosong langit-langit kamarnya.
Bunyi ponsel yang terus berdering membuatnya mau tak mau mengangkat itu, terdapat nama Hyunjin terpampang diponselnya.
"Halo Jin?"
"Halo Chae? Lu gapapa kan?"
"Harus gue yang nanya, lu gapapa kan?"
"Sorry ya Bang Seungcheol kalo cemburu suka kelewat batas." Lanjut gadis itu.
"Gue gapapa, Minju udah ngobatin soalnya."
"Hahaha enak ye yang punya pacar diurusin. Sekali lagi gue minta maaf ya Jin."
"Enak dong harus, ga usah minta maaf lagian kalo misal Minju juga lebih sering sama cowok lain yang pasti gue juga cemburu sih."
"Ya tapi notabennya beda, elu sama Minju emang pacaran. Lah gue sama Bang Cheol? Ga jelas."
"Lagian gue tuh ngewajarin dia posesif tapi engga dengan mukul orang lain."
"Udah santuy Chaey, sorry juga gue udah terlalu sering sama elu wkwkwkwk."
"Guenya malah makasih Jin dah sering lu temenin, gue tutup ya."
"Yoi, duluan."
Chaeyeon mematikan ponselnya, menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut tebalnya serta memaksakan matanya untuk tertidur. Tubuhnya terasa lelah dan sialnya air matanya terus mengalir setiap mengingat semua hal tentang Seungcheol.
Begini rasanya memperjuangkan sesuatu yang memang tidak terasa jelas dan menyerah dipertengahan jalan, pikirnya. Hingga tiba-tiba ketokan pintu dan suara Yujin mengintrupsi pikirannya dengan segera ia menghapus air matanya dan meminta Yujin untuk membukanya.
"Mbak, pengen tidur disini." Ucap Yujin sembari membuka pintu.
"Silahkan, kunci sekalian Jin gue lupa tadi." Jawab Chaeyeon dengan memaksakan tersenyum.
Yujin menempatkan dirinya disebelah Chaeyeon memeluk gadis yang lebih tua darinya itu dari samping membuat Chaeyeon menatapnya heran meskipun tetap membalas pelukan itu.
Berbeda dengan Seungcheol yang sedari tadi hanya mendengar celotehan Yena karna menyia-nyiakan seorang Chaeyeon. Ia tak salah, hanya rasa posesifnya terlalu besar dan itu memang tidak baik untuk hubungan mereka jika dilanjutkan. Seungcheol masuk kedalam kamarnya setelah sang ibu meminta Yena untuk berhenti menyalahkan Seungcheol.
"Tau ga bang, Chaeyeon sekalinya lepas bakal beneran lepas susah buat balik." Ucap Yena sebelum Seungcheol pergi.
Yena menghubungi Yujin memintanya untuk menemani gadis itu malam ini dan Yujin menerimanya dengan senang hati langsung berlari keluar rumah menuju rumah si tetangga itu hingga membuat sekeluarga Lee menatapnya bingung, Yujin tidak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi ia hanya menjawab jika ia tak bisa tidur hingga Chaeyeon memintanya untuk datang saja.
Besok pagi Seungcheol memiliki jadwal sidang dan ia harus profesional ia sudah berjanji untuk lulus tepat waktu. Meskipun sidang kali ini ia tak akan ditemani Chaeyeon ia tetap percaya gadis itu akan terus mendukungnya. Mari berdoa untuk sidang kelulusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore U [Scoups X Lee Chaeyeon]
FanficChoi Seungcheol yang tidak pernah percaya kata 'Cinta pandang pertama' itu harus menarik kalimatnya setelah adik sahabatnya kembali. Lee Chaeyeon, mahasiswi pindahan dari Jepang yang terus mendapat perhatian lebih dari sahabat kakak laki-lakinya itu.