Semua ruangan yang berada diapartemen milik Chaeyeon tidak pernah ia renovasi menjadi kedap suara. Ia ingin tapi tidak bisa, ia hanya mengubah satu ruangan kedap suara hanya untuk Hitomi agar suara keras dari luar tidak langsung memekikan telinganya.
Hujan deras dengan petir yang tiba-tiba menggelegar memekikan telinga itu membangunkan si gadis bertubuh cukup tinggi yang tidak sengaja tertidur di bathupnya. Gadis itu berdiri tergesa dengan panik, dan keluar kamar menggunakan bathrobenya demi memasuki salah satu kamar yang terdengar suara tangisan takut dari salah anggota apartement itu.
Hitomi mengukung tubuhnya diantara dua kaki yang dilipatnya, menangis tersedu seolah meminta seseorang menemaninya. Chaeyeon memeluk gadis itu menenangkan begitupun dengan Nako yang entah sejak kapan membawakannya air putih.
Cahaya kilat dan suara petir tidak bisa tersamarkan membuat si gadis berambut ungu itu ketakutan.
"Gapapa, tenang ada mama disini sayang." Chaeyeon menenangkan gadis itu diikuti Nako yang mulai menceritakan kisahnya hari ini pada Hitomi.
Keduanya berbagi cerita saling tertawa, mengalihkan pikiran si gadis yang ketakutan agar tenang. Meskipun saat cahaya kilat mengecoh ketiganya, si tertua dengan sigap mengover telinga si paling muda.
"Ma gamau pake baju dulu?" Tanya Nako.
Chaeyeon menepuk dahinya lupa lalu berlari kecil menuju kamarnya, memilih baju dengan asal dan berakhir menggunakan kaos hitam milik Seungcheol dengan celana bercorak macam miliknya.
Sebelum ia keluar gadis itu menatap kamarnya yang berantakan sekilas, mengambil kacamata yang berada diantara dua kertas yang menjadi alasan gadis itu hampir frustasi.
.
.
.
.
.Pukul 1 malam, seseorang yang bisa dibilang anggota rumah itu baru saja pulang dengan pakaian yang basah kuyup. Apartemen itu masih terang bahkan ketiga kamar yang biasanya sudah tertutup rapat itu masih terbuka lebar.
Seungcheol memasuki kamarnya, lebih tepatnya kamar Chaeyeon dan melihat kamar yang biasanya rapi itu terlihat sangat berantakan. Dirinya dengan segera mandi dengan air hangat dan tidak lupa membuang air yang masih tertampung oleh bathup.
Setelah selesai pria itu membersihkan air hujan yang menetesi lantai dari bajunya. Saat membersihkan kamar itu, Seungcheol menemukan lima buah test pack menunjukkan hasil negatif. Dan juga satu hasil diagnosis atas nama Lee Chaeyeon didalamnya.
Seungcheol berlari keluar mencari Chaeyeon, si gadis yang berada dalam masa sensitif terhadap suara langsung terbangun dan keluar kamar Hitomi menuju kamarnya mendapati kamarnya yang sudah tersusun rapi dan sebagian lampu-lampu apartemennya sudah mati.
Pintu kamarnya terbuka menampilkan pria yang terengah-engah memeluk tubuhnya dengan tiba-tiba membuatnya hampir kehilangan keseimbangan. Untuk pertama kalinya ia melihat prianya menangis, apalagi menangis tanpa tau alasannya.
"Mas?" Panggil lirih Chaeyeon yang masih berada dipelukan pria itu.
"Hmm."
"Bisa tolong lepasin ga? Aku susah nafas."
Seungcheol melepaskan pelukan itu dan membawa si gadis duduk disofa kamar, menatap wajah penuh ketakutan itu dengan seksama. Meskipun mereka sedang mempersiapkan pernikahannya untuk dua bulan kedepan, tetap saja Chaeyeon akan ketakutan jika ia akan hamil sebelum menikah.
Seungcheol mengusap wajah itu dengan penuh kasih sayang. Mengecup kening Chaeyeon, mencium punggung tangan Chaeyeon. Seolah bertujuan menenangkan gadis itu. Matanya menatapnya hangat, menyorot mata tajam itu dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore U [Scoups X Lee Chaeyeon]
FanfictionChoi Seungcheol yang tidak pernah percaya kata 'Cinta pandang pertama' itu harus menarik kalimatnya setelah adik sahabatnya kembali. Lee Chaeyeon, mahasiswi pindahan dari Jepang yang terus mendapat perhatian lebih dari sahabat kakak laki-lakinya itu.