6.A: One step, two step

568 50 7
                                    

Maap lupa kalo dah weekend abis weekend gue tetep ngerjain tugas jadi let's gooooo!!!~
.
.
.



Setelah berpisah dari restoran, Seungcheol dan Chaeyeon melanjutkan perjalanan menuju tempat utama, tempat favorit Seungcheol yang bahkan tidak banyak orang tau. Seungcheol memakai jalanan perdesaan.

Mau make perkampungan ga enak meskipun secara harfiah dua kata itu beda menurut gue.

Jalan yang memang lebih lama dibanding dengan jalan raya tetapi keuntungannya adalah arah ini tidak akan pernah terkena macet. Diperjalanan juga gaada yang namanya canggung, malah Chaeyeon mancing Seungcheol buat nyeritain gimana kisah cinta dia yang kandas dua kali.

"Lu kalo di Jepang serius gabisa deket gitu sama temen selain karna faktor Dokyeom?" Tanya Seungcheol.

"Gaada waktu buat nyari cowo bang, disana otak gue termasuk ukuran pas-pasan jadi kudu ngejar yang lain."

"Ya trus kenapa ga pindah dulu?"

"Dah terlanjur jiwa Jepang banget dulu gue, jadi gamau pergi karna dari SD udah disana."

"Hidup sendirian?" Tanya Seungcheol asal.

"Engga, hidup sama sepupunya Papi yang nikah sama orang Jepang."

"Dulu kepikiran bakal balik ga sih?" Chaeyeon menatap jalanan dengan tatapan kosong saat mendengar pertanyaan itu.

"Enggak." Jawabnya singkat.

Chaeyeon yang sadar ia akan mengubah suasana jika ia tidak bisa memgontrol pikirannya sekarang, ia lebih memilih menatap jalanan basah disampingnya.

"Bang, have you ever share your worries with other people?" Tanyanya.

"Selain bunda gue kayakya jarang cerita soal kecemasan gue bahkan Yena sekalipun, so kayak gue berasa gampang banget dulu cemas sama sesuatu." Jelas Seungcheol saat berhenti pada saat mengantri keluar dari gang perdesaan.

"But now you can control your anxiety, right?" Sebagai jawaban Seungcheol hanya menganggukan kepalanya, Chaeyeon melihat jawaban itu dari pantulan jendela.

Chaeyeon membalikan wajahnya hingga tak sengaja menatap mata Seungcheol. Chaeyeon salah tingkah begitupun dengan Seungcheol, ia kembali menjalankan mobilnya sembari mengetukkan jari.

"How about you?" Tanya Seungcheol untuk pertama kali.

"Kalo gue kayaknya tetep cerita ke yang lain gitu, tapi bagian penting dari cerita itu pasti gue pendem sendiri sih."

"Kenapa?"

"Cause that's my habbit." Jawabnya kemudian terkekeh.

Seungcheol penasaran tetapi ia tidak memiliki hak untuk tau lebih lanjut saat ini. Hingga sebuah lagu terputar dari radio mobilnya dan suara gumaman terdengar ditelinganya.

'Have I told you lately'

"That I miss you badly." Harmoni Chaeyeon terdengar pelan tapi cukup untuk Seungcheol, ia tersenyum mendengar gadis itu menikmatinya.

Sesampainya ditempat yang Seungcheol tuju, hanya gerimis yang tersisa. Seungcheol yang akan keluar dari mobil tersadar jika Chaeyeon merasa tidak nyaman dengan roknya menawarkan jaketnya pada Chaeyeon untuk menutupinya.

"Trus lu gimana?" Tanyanya.

"Gue? It's fine kok, tapi kalo lu maunya ganti biasanya bunda ninggalin di mobil, tapi blazer mau?" Chaeyeon terdiam, menimang pilihan.

"Diem berarti mau ganti."

"Dasar aneh, seneng banget nyimpulin sesuatu." Ucap Chaeyeon Saat melihat Seungcheol keluar dari mobil dan membuka pintu kursi belakang mencari paperbag milik ibunya.

Adore U [Scoups X Lee Chaeyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang