#26

394 58 2
                                    

Waktu menunjukkan pukul 16.18, Hanifa baru saja kembali daru Mushola dekat cafe. Sedangkan Aya masih menunggu di cafe tersebut bersama Haechan dan Mark.

"Udah shalat?" tanya Aya

"Udah dong, mau kemana lagi?"

"Bisakah kita pergi ke suatu tempat yang bisa membuktikan bahwa Allah adalah Tuhan yang sebenarnya?" tanya Haechan

Aya terlihat sangat terkejut, sebegitu tidak percayanya kah Haechan bahwa Allah adalah Tuhan yang sebenarnya?

Aya masih terdiam melihat sekitar sembari memikirkan jawaban yang tepat untuk Haechan.

Aya menghembuskan napasnya kasar, "Baiklah, kita ke toko buku sekarang"

Aya dan Hanifa yang ditemani Haechan dan Mark di belakang keluar dari cafe.

"Kalian menggunakan motor?" tanya Mark heran

"Iya, kami mengendarai motor" jawab Hanifa

Aya da Hanifa meninggalkan cafe lebih dulu, kali ini yang membawa motor adalah Aya. Sedangkan Haechan dan Mark menggunakan mobil yang mereka sewa selama tinggal di Indonesia.

Motor mereka melaju tidak terlalu cepat karena ada mobil Haechan dan Mark yang mengikuti mereka dari belakang.

Langit kini tidak cerah, namun sepertinya tak akan turun hujan.

Angin terasa sangat sejuk dimusim hujan seperti saat ini. Entah sudah berapa bangunan yang telah mereka lewati.

Di persimpangan jalan, mereka berhenti. Bukan tanpa sebab, itu karena lampu lalu lintas menyalakan warna merahnya. Dan aturannya harus berhenti.

Mark yang mengendarai mobil dengan Haechan disampingnya memajukan mobil mereka agar sejajar dengan motor yang dikendarai oleh Aya dan Hanifa.

Haechan menatap Aya dari balik pintu mobil yang kacanya sengaja diturunkan oleh Haechan.

Namun, pandangan Aya tetap lurus kedepan, terkadang juga kearah lampu lalu lintas sekedar melihat apakah sudah lampu hijau.

Dan lampu hijau kini sudah menyala, artinya pengendara sudah boleh melanjutkan perjalanan mereka.

Kebahagiaan belum lengkap dalam hidupku tanpa hadirmu. Namun mengapa sangat sulit untuk menaklukkanmu, hanya karena Tuhan yang kita sembah berbeda?

-----ooOoo-----

Perpustakaan Dunia Islam.

Sekelompok gadis terlihat berlari dengan tergesa-gesa, mereka juga bahkan membawa beberapa kamera.

Yah! Itu adalah penggemar Haechan dan Mark, mereka berlari untuk menghampiri idola mereka itu.

Haechan dan Mark terlihat sangat panik karena gadis-gadis itu sudah mengerumuni mereka.

"Haechaaaannnnnn!!!!!"

"Markkk!!!!!!"

"Omg mereka beneran Haechan sama Mark?"

Mereka tak hentinya bersorak, namun mereka terdiam ketika melihat Aya dan Hanifa yang juga ada didekat mereka.

"Siapa mereka" tanya seorang gadis yang kira-kira berusia 20thn

Aya dan Hanifa saling memandang, mereka merasa sangat takut. Sangat jelas wajah Aya terlihat pucat.

Gadis-gadis itu kemudian mengangkat kamera mereka lalu mengambil gambar Haechan, Mark, Aya, dan Hanifa yang berada dijarak dekat.

Sontak Haechan menarik tangan Aya dan kemudian berlari, Mark terdiam kemudian melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Haechan.

'Astaghfirullah'  ucap Aya dalam hati

Ia terlihat sangat panik, ia ingin melepaskan tangan Haechan namun Haechan memegangnya dengan sangat kuat. Juga kerumunan gadis yang masih mengejar mereka dibelakang.

Gadis-gadis itu terus saja mengejar sembari memotret Haechan yang memegang Aya dengan wajah gelisah. Mereka juga memotret Mark dan Hanifa yang berlari.

Mereka berlari memasuki sebuah Mushola dan bersembunyi dibagian teras yang memiliki dinding tinggi sehingga bisa melindungi mereka.

Sesampainya disana, Aya sontak melepas tangannya yang dipegang oleh Haechan, begitu juga Hanifa.

Napas mereka terengah-engah karena berlari sekitar 200 kilo untuk menghindari penggemar Haechan dan Mark.

"Aya, kamu tidak apa-apa?" tanya Haechan khawatir

Aya hanya menggelengkan kepalanya karena sudah tak sanggup bicara dengan napasnya yang tidak teratur.

Wajah Aya memerah dengan keringat yang membasahi dirinya.

"Trus kita pulangnya gimana?" tanya Hanifa panik

Aya masih menggeleng, sedangkan Haechan dan Mark hanya saling memandang.

Motor Aya dan Mobil yang disewa Haechan dan Mark tertinggal didepan toko buku. Mereka tidak bisa mengendarainya karena sudah diserbu penggemar.

Kurang lebih 10 menit mereka disana, suasana sudah mulai aman. Mereka memutuskan untuk kembali ke toko buku dengan menaiki taxi online  untuk mengambil kendaraan mereka.

-----ooOoo-----

"Ini udah aman ga sih kita keluar? Ucap Hanifa yang memantau lewat jendela taxi

"Kayaknya udah aman deh" sahut Aya

Haechan dan Mark hanya memandang keluar jendela karena tidak paham dengan apa yang dibicarakan oleh Aya dan Hanifa.

"Ayo kita keluar sekarang" ajak Aya

Mereka kemudian keluar dari taxi namun dengan sangat hati-hati karena takut masih akan ada penggemar yang melihat mereka.

Aya dan Hanifa berlari mengambil motor mereka, begitu juga Haechan dan Mark yang kini sudah masuk kedalam mobil.

"Buruan Ay" sahut Hanifa

Aya menarik gas motor dan pergi meninggalkan Haechan dan Mark.

Dear You : Kita Yang Berbeda | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang