Hari ini, tepat 2 bulan Aya koma. Tidak ada tanda-tanda ia akan sadar dari komanya. Bahkan, dokter sempat berpikir untuk melepas infusnya.
Seminggu yang lalu orang tua Aya kembali ke Surabaya karena nenek Aya, yaitu Ibu dari Umminya sedang sakit keras.
Tidak ada yang megurusnya disana karena Ummi Aya adalah anak-satunya.
Setiap hari Haechan datang untuk mengunjungi Aya, ia berharap Aya segera membuka matanya. Namun, hal itu tidak pernah terjadi.
Hanifa, yang sempat mengambil cuti selama 1 minggu kini mulai aktif kuliah meskipun hanya setengah hari saja. Ia harus kembali lagi ke Rumah Sakit untuk melihat keadaan Aya.
Waktu menunjukkan pukul 01.00, Hanifa, Haechan, dan Mark sedang berada diruang perawatan Aya. Mereka terus saja menunggu keajaiban yang membuat Aya sadar.
Hal yang selalu dilakukannya, yaitu menatap Aya. Haechan menatap Aya dengan penuh pengharapan.
"Apa itu?" sontak Haechan terkejut karena Aya menggerakkan tangannya
Hanifa yang berdiri didekat jendela terkejut, begitupun Mark yang duduk disamping Haechan.
"Dia menggerakkan tangannya" ucap Haechan sambil melihat kearah Aya
Seakan tak percaya, namun benar adanya. Sesekali Aya meggerakkan tangannya, bahkan sedikit demi sedikit ia mulai membuka matanya.
Seperti keajaiban, sebelumnya dokter mengatakan harapan untuk Aya sadar dari komanya sangatlah tipis.
Hanifa terlihat akan menangis sembari menutup mulutnya yang sedikit menganga karena terkejut dengan keadaan Hanifa.
"Allahu Akbar, Aya" tangis Hanifa pecah berlari memeluk Aya
Haechan tidak menyangka, penantiannya untuk Aya sadar akhirnya telah berakhir.
Aya melihat ke arah Haechan dengan senyum tipis memperlihatkan gigi kelincinya.
"Aku kenapa?" tanya Aya terengah-engah
"Kamu koma udah 2 bulan Aya, kita semua pikir udah ga ada harapan lagi" tangis Hanifa pecah membuat Haechan dan Mark ikut menangis
Aya kemudian berbalik melihat Haechan dan Mark dengan wajah penuh tanda tanya.
"Kalian? Bukankah seharusnya kalian sudah kembali ke Korea?" tanya Aya heran
Hanifa, Haechan, dan Mark saling memandang. Apakah mereka harus mengaku bahwa Haechan dan Mark memilih untuk tetap di Makassar untuk Aya?
"Aya maaf! Ini semua salahku, aku yang terlalu egois hingga membuatmu koma" ucap Haechan tertunduk
"Kau tidak salah apa-apa, tolong jangan membuatku merasa bersalah"
Aya mencoba untuk membuat Haechan tenang, dan alhasil Haechan mencoba untuk menerima keadaan.
-----ooOoo-----
Sudah 3 hari berlalu, dan dokter sudah mengizinkan Aya untuk pulang ke rumahnya.
Hanifa sedang mengemas pakaian Aya, sedangkan Haechan sedang mengumpulkan beberapa perabotan yang digunakan selama di Rumah Sakit.
Tok tok tok
"Aku sudah menyewa mobil dibawah, ayo kita pergi sekarang" ajak Mark
Mereka mulai bergegas. Haechan dan Mark mengangkat barang sedangkan Hanifa memapah Aya yang masih sedikit lemas.
"Pelan-pelan Ay"
Mereka sudah sampai dibawah dan segera memasuki mobil yang telah disewa oleh Mark.
Mark menyetir dengan Haechan yang duduk disebelahnya. Sedangkan Aya dan Hanifa duduk dibelakang.
Aya duduk menghadap ke jendela yang sedikit terbuka, merasakan semilir angin yang masuk kedalam mobil membuat Aya merasa bahagia.
Haechan tidak berhenti tersenyum karena Aya yang kini sudah sadar dari komanya selama 2 bulan.
"Ay aku seneng banget kamu udah sadar. Tau ga, setiap hari aku nangis kalau ngeliat kamu. Haechan sama Mark juga dateng tiap hari loh buat ngeliat keadaan kamu" jelas Hanifa
Aya menjawabnya hanya dengan senyuman tipis diwajahnya yang masih terlihat pucat.
-----ooOoo-----
Waktu menunjukkan pukul 2 siang. Hanifa baru saja pulang kuliah dan memilih untuk mampir di rumah Aya.
"Assalamu'alaikum" Hanifa muncul dari balik pintu
"Wa'alaikumsalam" jawab Aya yang sedang duduk menonton TV diruang tengah
Hari ini Aya sudah mulai membaik, ia bahkan sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah meskipun tidak semuanya.
"Ay laper nih" sahut Hanifa sembari memegang perutnya
"Itu di kulkas ada kari ayam tinggal kamu panasin doang" jawab Aya menunjuk ke arah dapur
Hanifa berjalan menuju dapur untuk memanaskan kari ayam yang ada di kulkas.
"Ay ini aku panasin semua yah, nanggung, mending aku makan semua aja" teriak Hanifa dari dapur
"Iya" balas teriak dari Aya
Aya sedang fokus menonton film di TV dan tiba-tiba sebuah pesan masuk.
"Assalamu'alaikum Aya, bagaimana keadaanmu"
Itu pesan dari Haechan. Tapi ini pertama kalinya Haechan mengucapkan salam selayaknya seorang muslim, meskipun ia bukan muslim.
"Wa'alaikumsalam aku sudah baikan, bagaimana dengan kau dan Mark?"
"Senang mendengar keadaanmu yang kini sudah membaik. Aku dan Mark hyung juga baik-baik saja"
"Syukurlah"
"Ngomong-ngomong besok malam akan ada festival musik religi di Anjungan Pantai Losari, ayo pergi bersama?"
"Maaf, kau tau bukan bahwa aku tidak akan pergi berdua dengan pria yang bukan mahramku"
"Bukan seperti itu, kita akan pergi bersama Hanifa dan Mark juga. Kau bisa mengajak orang lain jika mau"
"Baiklah, akan ku beritahukan kepada Hanifa juga"
"Sampai jumpa besok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You : Kita Yang Berbeda | Lee Haechan
FanficDiawali dari kedatangan sebuah grup bernama DREAM LAND ke Indonesia yang mempertemukan Haechan dengan gadis bernama Aya. Aya adalah penggemarnya, namun tetap teguh pada agamanya. Aya juga menjadi tour guide pengganti untuk DREAM LAND. Ini semua tent...