Subuh mulai terasa kehadirannya, angin bergejolak merasuk hingga tulang kedua pasutri yang baru saja dipersatukan itu. Gorden terlihat bergemuruh ditiup angin.
Terlihat Aya menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut karena kedinginan, berbeda dengan Haechan yang tidak menggunakan sehelai pun selimut. Padahal ia menggunakan T-shirt tipis berwarna putih dan celana training pendek berwarna hitam.
Waktu menunjukkan pukul 04.20. Haechan lebih dulu bangun karena suara alarm hp Aya yang seperti merusak gendang telinganya. Aya belum bangun, ia masih tertidur nyenyak. Tadinya ia tidir dengan memeluk erat tubuh Haechan, namun karena Haechan tidak tahan untuk ke toilet, jadi ia harus rela melepaskan pelukan hangat dari sang istri.
Keluarnya dari toilet, Haechan menghampiri Aya yang masih terbungkus dengan selimut. "Sayang bangun, udah subuh loh" ucapnya mengelus lembut pucuk kepala Aya.
"Hmmm" guman Aya
"Buruan bentar lagi waktu subuh loh. Mandi dulu sana"
"Mandi apa?"
"Mandi kembang sayang. Yah mandi wajib lah"Jelas saja perkataan Haechan membuat Aya cekikikan. Mana mungkin pasutri yang sudah melakukan ritual malah mandi kembang, itu namanya musyrik. Haha.
Aya bangun dengan dibantu Haechan, lalu berjalan sendiri ke kamar mandi agar sesegera mungkin ia mandi dan melaksanakan shalat subuh pertamanya bersama Haechan.
-----ooOoo-----
"Aya buruan, ntar lewat loh" sahut Haechan karena Aya masih memperbaiki mukenahnya yang sempat miring.
"Iya..iya ini udah selesai kok"
Kini mereka melaksanakan shalat bersama. Ada rasa bahagia yang tak tercapai nilainya. Bisa bersatu dengan orang yang dicintai adalah Anugerah terindah yang dihadiahkan Allah untuk mereka.
Jika diingat kembali saat mereka pertama kali bertemu, seperti tak ada pertanda sama sekali bahwa pada akhirnya hati mereka akan berlabuh di dermaga yang sama. Namun kembali lagi, apa yang ditakdirkan Allah adalah yang terbaik.
"Assalamu'alaikum warahmatullah"
Haechan berbalik karena Aya sudah bersiap-siap untuk mencium tangan suaminya. Lalu Haechan membalas dengan mengecup lembut kening Aya.
Belum beranjak dari tempat mereka shalat, Aya dan Haechan masih memanjatkan dzikir-dzikir kecil sebagai pelengkap subuh ini.
-----ooOoo-----
S
uara gesekan antara besi terdengar jelas, aroma menyengat namun sangat menggugah perut tercium jelas. Sepertinya kari ayam dan rendang.
Haechan berjalan keluar dari kamar menuju dapur. Ia mendapati istrinya yang kini hanya menggunakan T-shirt pink muda dengan celana training yang ternyata milik Haechan.
Jelas pagi ini Aya memasak sarapan untuk dirinya dan sang suami yang tak ada hentinya menggoda. Ketika Aya sedang sibuk memasak, tiba-tiba Haechan datang memeluknya dari belakang.
"Chan aku lagi masak"
"Gini dulu aja, aku kangen banget sama kamu"
"Kan aku ada disini, kenapa harus kangen sih"
"Meskipun kamu ada didekatku yah tetap aku kangen"
"Terus aku harus dimana kalau didekatmu aja kamu masih kangen"Aya berbalik sembari melepas lingkaran tangan Haechan yang melilit seperti ular ditubuhnya, tak lupa memberikan sapaan hangat berupa kecupan selamat pagi dipipi Haechan yang terbukti membuat Haechan hampir meninggoy.
Aya menuntun Haechan untuk duduk dimeja makan agar tidak mengganggu kegiatan memasaknya. Meskipun dengan wajah memelas, Haechan tidak bisa menentang atau wajan panas akan menempel diwajahnya.
"Duduk tenang disini, aku siapin sarapan dulu. Oke?"
"Hmm" guman Haechan dengan wajah melasAya berjalan mengambil tepat untuk menyimpan makanan yang sudah ia siapkan pagi ini lalu menyusunnya rapi diatas meja.
"Makan yang banyak" ucap Aya
Bukannya menjawab, Haechan malah berpangku tangan menatapi Aya yang sedang menyendok makanan di piring Haechan.
"Udah puas ngeliatinnya? sekarang makan"
Mereka menyantap sarapan dengan penuh kenikmatan, tentu saja masakan Aya akan selalu enak bagi Haechan. Tapi jangan salah, memang masakan Aya sangat enak.
Dengan makanan yang masih ada dimulutnya, Haechan bertanya "Ohiya, kamu kan Dream Love. Bias kamu diantara kita ber-7 siapa?"
Aya terlihat kebingungan, mengapa tiba-tiba Haechan mempertanyakan hal tersebut, "Maksud kamu apa?"
"Aku tau kamu sama Hanifa fans kami. Waktu antar kamu pulang dari rumah sakit, aku liat ada lightstick sama poster kami dirumah kamu"
"Ah kamu udah liat itu. Hmn iya sih aku emang fans kalian"
"Terus bias kamu siapa?"
"Ada, aku suka banget sama dia"
"Ckck siapa sih????"
"Yah kamu lah"Haechan menghentikan makannya sejenak dan memilih minum terlebih dahulu, "Jjangkamman jadi selama ini kami suka sama aku? bahkan sebelum kita ketemu?"
Tak menjawab dengan suara, Aya hanya mengangguk pertanda membenarkan perkataan Haechan. Dengan sangat senang Haechan mendekat dan memeluk Aya dengan sangat erat. "Aaaaaaa ternyata selama ini kamu yang lebih dulu suka sama aku"
"CHAN!!!!!! LEPAS IH!!!"
Haechan melepaskan pelukannya yang erat itu karna takut Aya semakin marah.
-----ooOoo-----
Sudah 3 hari berlalu, hari ini Aya dan Haechan akan melaksanakan resepsi kedua di Seoul. Kali ini acaranya outdoor, berbeda dengan di Makassar kemarin.
Gaun putih dengan hijab berwarna senada dikenakan oleh Aya. Haechan juga sama, ia menggunakan setelan berwarna putih. Tapi kali ini pakaian yang mereka kenakan adalah pakaian baru, bukan yang kemarin mereka kenakan pada resepsi sebelumnya.
Dekorasi senada juga terlihat sangat menawan, ditambah dengan para tamu undangan yang datang dengan pakaian terbaik mereka.
Di pelaminan, terlihat Aya dan Haechan berdiri bergandengan. Sesekali ada kerabat yang akan datang untuk sekedar berfoto dengan mereka.
Dari kejauhan 4 orang yang menurut Aya tak asing menghampirinya yang masih berdiri bersama suaminya, Haechan. 3 orang wanita, dan 1 pria.
"Eonni" teriak salah satu gadis dari ketiganya. Sapaan akrab untuk Aya darinya. Benar, itu adalah Jieun. Rekan kerja yang sudah seperti adik bagi Aya. Diikuti dengan Hyejin, Soobin, dan Koeun dari belakang.
"Jieun-ah!!!! Aku pikir kalian semua tidak akan datang" Aya memeluk Jieun erat, tanpa sadar air matanya sudah membasahi pipinya. Disusul oleh Hyejin dan Koeun yang ikut memeluk Aya.
Tentu Soobin tidak akan ikut memeluk, jadi ia memilih untuk berpelukan dengan Haechan. Sebelumnya Soobin dan Haechan tidaklah akrab, tapi karena Aya dan Soobin memiliki hubungan yang baik, mau tidak mau mereka harus akrab.
"Jadi kalian akan tinggal dimana?" tanya Hyejin memecah suasana haru. Aya dan Haechan saling tatap sekedar meyakinkan satu-sama lain.
"Aku akan ikut suamiku tinggal disini" jawab Aya dengan senyum tulusnya sambil menggenggam erat tangan Haechan.
Hyejin, Jieun, Soobin, dan Koeun kini sedang menikmati hidangan. Tentu hidangan halal. Tapi para tamu menikmati hidangan yang disediakan, apalagi separuhnya adalah masakan khas Indonesia yang dimasak langsung oleh orang Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You : Kita Yang Berbeda | Lee Haechan
FanficDiawali dari kedatangan sebuah grup bernama DREAM LAND ke Indonesia yang mempertemukan Haechan dengan gadis bernama Aya. Aya adalah penggemarnya, namun tetap teguh pada agamanya. Aya juga menjadi tour guide pengganti untuk DREAM LAND. Ini semua tent...