#14

492 67 1
                                    

Haechan dan Aya menjajaki seafood di 'Rumah Makan & Seafood Losari' yang terletak di Jl. Lamaddukelleng No.30, Losari.

Mereka duduk paling ujung, Haechan disebelah kiri agar tidak ada yang melihatnya sedangkan Aya disebelah kanan agar menutupi Haechan.

"Ini Mba menunya" seorang pelayan pria memberikan buku menu kepada Aya.

"Haechan-ssi kau ingin makan apa?" tanya Aya sembari melihat-lihat menu

"Apa yang Aya sukai, akan aku makan juga" jawab Haechan menggoda Aya

Aya sekilas menatapnya dan berkata "Ah aku mengerti"

Haechan sedikit heran, mengapa reaksi Aya biasa saja? Ia semakin tidak percaya diri untuk mengungkapkan perasaannya.

"Pesen King Crab saus asam manis, ikan kudu-kudu, cumi goreng mentega, sama cah kangkung. Ohiya nasinya 2 porsi, kalau yang lainnya 1 porsi aja yah mas" jelas Aya

Pelayan pun meninggalkan Haechan dan Aya untuk membawa menu ke dapur agar segera disiapkan.

Seperti biasa, Haechan terus memandang Aya namun Aya hanya tunduk atau melihat kearah lain.

"Aya, jika aku mengatakan bahwa aku menyukaimu apa kau akan percaya?" kata itu keluar tanpa rasa ragu dari mulut Haechan

Aya terdiam, seketika napasnya terasa sesak, ia merasakan jantungnya berdenyut sangat cepat.

"Hah? Kau sedang bercanda?" tanya Aya berpura-pura heran

Haechan masih menatap Aya, dan menghembuskan napasnya kasar "Hmm kau bisa menebaknya haha"

Haechan berusaha mengungkapkan perasaannya, namun tidak ditanggapi serius oleh Aya. Hal itu membuatnya sedikit menyerah.

15 menit kemudian seorang pelayan membawa pesanan Aya dan Haechan.

"Wah terlihat sangat lezat" sahut Aya menatap makanan itu dengan penuh gairah

Haechan cekikikan dengan tingkah Aya. Haechan pun mengeluarkan kamera untuk merekam dirinya saat makan, karena itu adalah alasan yang ia gunakan agar bisa bersama Aya.

Mereka menyantapnya dengan sangat lahap, bahkan Haechan sampai meminta pelayan membawakan nasi lagi untuknya.

"Apa kau sudah kenyang Haechan-ssi?" tanya Aya

"Sangat sangat kenyang, aku merasa perutku akan meledak sekarang" jawab Haechan seperti tak sanggup lagi

Setelah duduk beberapa menit untuk membiarkan perut mereka mencerna makanan, mereka berjalan menuju kasir untuk membayar makanannya.

"Meja nomor 7 yah mas" kata Aya

"Semuanya Rp 376.000 mba" kata pelayan itu menyebutkan harganya

Aya mengambil dompetnya dari tas, kemudian Haechan mencegatnya "Biar aku yang membayarnya Aya" ucap Haechan

"Perusahaan menggajiku, jadi aku yang akan membayar makanan ini" kata Aya

"Itu berlaku ketika bersama semua member. Karena hanya ada aku, maka aku yang akan membayarnya" jelas Haechan

Akhirnya Aya mengiyakan keinginan Haechan untuk membayar semua makanan yang mereka bayar.

Setelah meyelesaikan pembayaran, merekapun pergi ke Anjungan Pantai Losari untuk berjalan-jalan.

Karena cuaca sangat panas, Aya menutup kepalanya dengan kedua tangannya. Haechan yang melihat hal tersebut langsung megambil topi ditasnya dan memberikan kepada Aya.

"Pakai ini, cuaca sangat panas. Bisa-bisa tanganmu terbakar karena melindungi wajahmu" ujar Haechan sembari memberikan topi untuk Haechan

Aya menerima topi dari Haechan dan langsung menggunakannya.

Haechan langsung berlari ke tengah anjungan saat sampai di Pantai Losari "Akhirnya sampai juga" teriak kecil Haechan

Aya tersenyum dan mengabadikan foto Haechan yang terlihat bahagia "Entah kapan aku bisa melihat langsung senyumanmu seperti ini lagi, yang pasti aku bahagia"

"Ayaaaa kemarilah" teriak Haechan

"Baiklah, aku datang" ujar Aya

Merekapun berjalan menuju pinggir anjungan untuk memotret beberapa gambar.

Haechan mereka video Aya yang sedang mengikat tali sepatu sambil berbisik kearah kamera "Dia wanita yang aku sukai"

"Aya aku akan memotretmu" sahut Haechan

"Jangan, aku tidak pandai saat dipotret oleh orang lain" ujar Aya dengan menutup wajahnya

"Yaaaa! Ini dokumentasi untuk perusahaan" lagi-lagi Haechan menjual nama perusahaan

Aya mengehela napas, dan menyetujui permintaan Haechan.

Haechan mulai memotret Aya, namun Aya masih terlihat malu-malu.

"Sudah, ayo kita pergi makan ice cream" ujar Aya

Mereka berjalan menuju penjual ice cream diujung Anjungan. Haechan terus saja merekam Aya apapun situasinya.

"Haechan-ssi kau ingin ice cream rasa apa?" tanya Aya sambil melihat-lihat menu ice cream yang tersedia

"Aku mengikutimu saja" jawab Haechan

"Pak, rasa coklat dua yah" sahut Aya memesan ice cream

"Ini yah mba" penjual ice cream memberikan pesanan Aya dan Haechan

"Makasih yah pak" ucap Aya

"Terima cash" Haechan mengikuti Aya berterima kasih

Aya tertawa kecil, karena ucapan terima kasih Haechan belum berubah sama sekali.

"Ayo kita duduk disana" ajak Haechan sambil menunjuk tempat duduk beton dibawah yang ada dibawah pohon

"Ah sangat dingin" sahut Haechan

"Aya-ssi ayo kita berfoto bersama" ajak Haechan

"Baiklah, tapi jaga jarakmu" kata Aya sambil menunjuk jarak tempat duduk mereka

-----ooOoo-----

Pukul 12.00

Sebentar lagi waktu Shalat Dzuhur tiba, Aya bersiap-siap menuju Masjid terapung.

"Haechan-ssi aku harus pergi shalat sekarang, apa kau mau ikut? Kau bisa duduk didepan masjid" ujar Aya

"Aku ikut" kata Haechan

Mereka pun berjalan bersama menuju Masjid terapung dengan ice cream yang belum habis ditangan Haechan.

"Aku akan shalat dulu, kau bisa menunggukan?" tanya Aya

"Tentu saja" jawab Haechan dengan senyum manis diwajahnya

Setelah mengambil air wudhu, Aya langsung melaksanakan Shalat Dzuhur. Haechan menyaksikannya sambil merekam kegiatan shalat yang dilakukan Aya.

Haechan benar-benar memperhatikan gerakan shalat Aya, ia bertanya-tanya dalam hati "Apa dia tidak lelah? Dia melakukan itu 5× dalam sehari"

Setelah menunggu sekitar 15 menit, Aya akhirnya keluar dan menghampiri Haechan yang duduk melihat isi kameranya.

"Haechan-ssi apa kau menunggu lama?" sahut Aya membuat Haechan terkejut

"Aigo kamjjagiya" lugas Haechan

"Tidak, ini tidak lama. Disini sangat sejuk jadi aku betah" lanjut Haechan

Merekapun melanjutkan perjalanan. Kali ini mereka akan berkunjung ke Pantai Akkarena.

Diperjalanan mereka hanya diam. Aya menyetir mobil sambil mendengarkan lagu dari speaker mobilnya, sedangkan Haechan hanya melihat kearah kiri dan kanan.

30 menit perjalanan, merekapun sampai. Mereka berjalan masuk menuju pantai untuk mengabadikan setiap moment.

Mereka berlari ke jembatan yang ada diatas pantai seperti 2 orang anak kecil yang dibawa main di pantai.

Suasana yang panas dan langit yang terang padahal ini sudah masuk Desember, membuat mereka menyerah dan akhirnya memutuskan untuk menepi kepinggir pantai.

Dear You : Kita Yang Berbeda | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang