Ting Tung
"Kok ga ada yang buka pintu yah Ay?" tanya Hanifa heran
Aya mengernyitkan alisnya dan memasang tatapan seperti sedang meneliti sesuatu.
"Coba sekali lagi kali yah Ay"
Ting Tung ... Ting Tung
Sepertinya memang tak ada orang, entah kemana Haechan dan Mark pergi sepagi ini. Biasanya ketika Aya memencet bel sekali saja, mereka akan membukanya.
Aya memutuskan untuk menelpon Haechan, namun sayang Hp Haechan sedang berada diluar jangkauan.
"Coba aku telpon Mark aja" sahut Hanifa sembari mengeluarkan Hpnya dari saku
Hanifa terus mencoba, namun hasilnya sama saja. Tak ada dari mereka berdua yang bisa dihubungi.
"Balik aja deh Ay, capek nunggu yang ga pasti"
Aya sedikit tertawa, kemudian beranjak dari depan pintu apartement bersama Hanifa.
Pagi ini sedikit mendung, sepertinya akan turun hujan.
Dan benar saja, hujan tiba-tiba turun dengan sangat deras, padahal Aya dan Hanifa ada diperjalanan. Dan sialnya, mereka mengendarai motor kali ini.
Seperti sengaja saja ingin dipersatukan dengan alam.
"Allahu Akbar! Basah kuyup kita Ay" teriak Hanifa
"Kita mampir dlu aja kali yah?"
"Ho oh buruan deh, dari pada kehujanan. Kan ga lucu Ay"
Mereka berhenti di Masjid Raya yang tak jauh dari Vida View, apartement tempat Haechan dan Mark tinggal.
Dengan tubuh yang sudah basah, mereka masuk ke teras masjid sekedar berlindung dari hujan.
"Itu kok kayak kenal yah topinya" kata Hanifa
Aya mencari-cari, namun ia tak menemukan yang dimaksud Hanifa.
"Mana sih? Ga ada" kata Aya
Hanifa menyipitkan matanya, mencoba meneliti setiap sudut Masjid. Namun ia tak menemukan yang ia cari.
"Apa aku salah liat yah?" kata Hanifa pelan
Aya menghela napas kasar dengan memberi senyuman khasnya sembari memegang kepala Hanifa.
-----ooOoo-----
"Assalamu'alaikum"
Pintu rumahnya terbuka, apa ada orang yang masuk ke dalam? atau itu maling?
"Ummi? Abah? Kalian udah balik? Ya Allah kangen banget" teriak Aya
Ia kemudian berlari masuk ke rumah untuk memeluk orang tuanya, namun pelukan itu tak sampai karena Ummi dan Abah menghindar. Bukan tanpa sebab, Aya sedang basah kuyup karena kehujanan tadi bersama Hanifa.
"Bersih-bersih dulu sana" kata Ummi
"Kamu emang dari mana? Terus sama siapa?" tanya Abah
"Tadi aku dari rumah temen bah, bareng Hanifa. Eh tau-taunya malah dapet hujan" jelas Aya
"Terus Hanifa mana? Kamu tinggalin di jalan?" tanya Ummi
"Ya Allah nggaklah mi, tadi aku anter ke kostnya soalnya besok kan kita mau kuliah"
Ummi dan Abah hanya tersenyum dan membiarkan putrinya itu beranjak untuk membersihkan diri.
Tak sampai 20 menit, Aya akhirnya keluar dari kamar untuk menghampiri orang tuanya itu setelah 2 bulan tak bertemu karena ia mengalami koma.
Aya memeluk erat Ummi dan Abah, melepas rindu yang akhirnya terbayarkan juga.
-----ooOoo-----
"Bagaimana? Apa kau sudah puas dengan penjelasannya?" tanya Mark
Haechan menghela napas kasar, "Aku tidak tau, entah ada apa dengan dirku"
Haechan mengeluarkan Hpnya dari kantong jaketnya.
3 panggilan tak terjawab (Aya)
"Ternyata sejak tadi Aya menelponku"
Haechan terkejud, ia ingat bahwa semalam Aya mengatakan akan datang untuk mengantarkan sarapan.
"Ah mengapa aku sangat bodoh. Aku tidak akan bertemu dengannya hari ini" ucap Haechan kesal
Haechan kemudian merebahkan tubuhnya diatas sofa dengan perasaan penuh sesal karena harus pergi pagi tadi ketika Aya mengunjunginya.
Langit masih sedikit mendung, angin menyusup masuk melalui ventilasi. Terasa sejuk.
Haechan terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu yang entah apa itu.
Akan ku tunjukkan kuasaku
Kalimat yang sejak semalam bersemayam dalam pikiran Haechan itu, seperti memberikan peringatan keras.
"Apa aku telpon Aya saja?" tanya Haechan dalam hati
Setelah memikirkannya selama beberapa menit, Haechan pun meraih Hpnya di meja kemudian menelpon Aya.
"Halo, Aya"
"Ada apa?"
"Kau tadi menelpon, jadi aku menelponmu kembali"
"Ah itu. Tadi aku datang ke apartementmu, namun sepertinya tak ada orang"
"Maaf, aku lupa bahwa kau akan datang. Aku ada urusan pagi tadi, jadi harus ku selesaikan"
"Baiklah, aku mengerti"
"Jadi, kapan kita akan bertemu lagi?"
"Jika tidak ada hal yang penting, kita tidak bisa bertemu"
"Sejujurnya, aku ingin menanyakan beberapa hal kepadamu"
"Apa itu?"
"Aku tidak bisa menjelaskannya lewat telepon"
"Baiklah. Besok pukul 1 siang setelah aku selesai kuliah, kita bertemu. Tapi aku akan mengajak Hanifa"
"Baiklah, bisahkah kita bertemu di La Buana Cafe?"
"Ah aku mengerti. Sampai jumpa besok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You : Kita Yang Berbeda | Lee Haechan
FanficDiawali dari kedatangan sebuah grup bernama DREAM LAND ke Indonesia yang mempertemukan Haechan dengan gadis bernama Aya. Aya adalah penggemarnya, namun tetap teguh pada agamanya. Aya juga menjadi tour guide pengganti untuk DREAM LAND. Ini semua tent...