#3

711 90 6
                                    

Matahari kini berada tepat diatas kepala, artinya sebentar lagi umat muslim harus malaksanan Slalat Dzuhur.

Aya, Hanifa, dan Dreamis sedang duduk dipinggir anjungan menikmati bakso bakar dan jus buah.

Adzan berkumandang, Aya dan Hanifa bersiap-siap menuju Masjid Amirul Mukminin atau biasa disebut Masjid Terapung karena lokasinya yang berada tepat diatas perairan pantai losari.

"Udah adzan, Han kita ke Masjid yuk" ajak Aya sambil membereskan makanan dan minumannya.

"Bentar aku habisin jusku dulu" jawab Hanifa sambil meminum jus buahnya.

"Aku dan Hanifa harus shalat dulu, kalian tunggu saja disini" ucap Aya sambil mengambil tasnya.

"Baiklah" sahut Mark sambil memakan baksonya yang sudah memasuki ronde ke-2. Mark sangat menyukai bakso bakar tersebut, jdi dia memesan 1 porsi lagi.

Haechan memandangi Aya dan Hanifa yang berjalan menuju Masjid, tiba-tiba ia berpikir "Dia orang yang sangat taat pada agamanya"

Aya dan Hanifa kini telah berada di Masjid Terapung, mereka menitipkan sepatu mereka ditempat penitipan karena aturan yang melarang orang yang masuk menggunakan alas kaki.

Mereka memasuki Masjid tersebut dan berjalan ke arah tempat wudhu wanita, "Ay kok kayak mimpi yah?" sahut Hanifa

"Kayak mimpi apaan?" tanya Aya sambil menaikkan lengan bajunya karena akan berwudhu.

"Ini loh ya, aku ga nyangka banget bisa ketemu sama Dreamies. Kayak mimpi gitu loh ya, apalagi Mark! Ya Allah ganteng banget" ucap Hanifa sambil senyum-senyum melihat dinding.Aya hanya tertawa, kemudian mengambil air wudhu.

Di Anjungan Pantai Losari, Dreamis sedang berbincang mengenai Indonesia dan makanan yang mereka makan.

"Indonesia sangat indah, aku akan sangat sedih ketika meninggalkan negara ini. Apalagi ada noona cantik seperti Aya dan Hanifa yang mengurus kita" ucap Jisung sambil memasang wajah sedih.

"Hey dia lebih mudah setahun darimu, mengapa kau memanggilnya noona?" sahut Jeno sambil memukul pelan tangan Jisung.

Jisung hanya memanyunkan bibirnya dan melanjutkan game yang ia mainkan bersama Chenle.

"Makanan disini sangat enak, apalagi masakan Aya kemarin. Aku akan merindukan masakannya saat kembali ke Korea" ucap Renjun.

"Ngomong-ngomong Aya orang yang terlihat sabar, namun ia berteman dengan Hanifa yang lebih banyak tingkah" kata Chenle.

"Benar, itu seperti Kun hyung dan Hendery hyung" sahut Haechan sambil mengambil ponselnya.

Haechan beranjak dari tempat duduknya dan mengatakan "Aku ingin keliling, apa ada yang mau ikut?" ucap Haechan.

Para member yang kekecangan menolak ajakan Haechan karena merasa sudah tidak sanggup berjalan lagi.

Haechan akhirnya pergi sendiri, ia berjalan kearah utara. Disepanjang jalan ia melihat wanita-wanita Indonesia mengenakan kain penutup kepala yang biasa disebut Hijab.

"Mengapa wanita disini menggunakan kain dikepala mereka?" tanya Haechan dalam hati sambil melihat sekitarnya.

Haechan telah sampai didepan sebuah bangunan yang besar, bangunan itu berada diatas perairan pantai losari. Ya, itu adalah Masjid terapung tempat Aya dan Hanifa shalat.

Didalam masjid Aya dan Hanifa telah melaksanakan shalat dzuhur dan bersiap-siap untuk kembali ke anjungan.

"Yuk Ay" ajak Hanifa sambil memakai kaus kakinya.

"Bentar Han, hp aku hilang" ucap Aya dengan wajah kepanikan.

"Lah? kamu nyimpennya dimana Ay?" tanya Hanifa sambil membantu Aya mencari hpnya

"Tadi aku pegang doang Han" jawab Aya dengan wajah makin panik.

"Kamu balik aja ke anjungan, biar aku cari sendiri. Takutnya mereka nunggu lama" ucap Aya.

"Terus kamu?" tanya Hanifa sambil memegang ponselnya.

"Udah gapapa! ntar juga ketemu kok" sahut Aya sambil menenangkan Hanifa agar tidak khawatir.

Hanifa kemudian beranjak dari Masjid terapung menuju Anjungan Pantai Losari menemui Dreamies.

Dear You : Kita Yang Berbeda | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang