Episode 21: Alergi

1.6K 167 7
                                    

Rupanya teori mengenai tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini terbukti adanya. Lihat saja bagaimana bosnya yang tadi pagi bersikap sangat baik, ramah, bahkan senyuman kecil hingga tawa yang sempat hinggap diwajah tampannya sekarang sirna sudah tak bersisa.

Pria itu sudah kembali menjadi pria yang sama ditemui Eshal 3 minggu kebelakang— menyebalkan, perfeksionis, Arogan. Ya, meski kadar marah – marahnya sedikit turun, tapi sejak tadi Eshal sudah bolak – balik hampir tiga kali hanya untuk mengurusi proposal tender untuk lelang minyak pala bulan depan. Padahal dijadwalnya tertulis jika batas waktu pengajuan proposal masih lusa.

Baru saja ia mendudukan dirinya di kursi, ruangan Zachery terbuka. Membuatnya seketika bangkit.

“Apa proposalnya masih ada yang perlu di perbaiki Pak?”

Zachery menggeleng “tidak. Kamu ikut saya ke De’ Glass factory. Saya mau tinjau pencetakan botol parfumnya sudah sejauh mana”

Eshal panik sendiri. Seingatnya jadwal untuk meninjau ke De’ Glass factory itu besok. Apa dia salah mengingat jadwal? Buru – buru ia mengambil catatannya untuk mengecek. Setelah membaca jadwalnya hari ini keningnya mengerut bingung.

“Tapi, Pak—”

“Saya yang memajukan jadwalnya. Mereka sudah menyetujui, jadi apa masalahnya?” tak diberi kesempatan untuk menjawab Zachery sudah kembali berucap “cepat, saya tidak mau terlambat dan harus menunggu sampai waktu makan siang selesai”

Menyebalkan memang bosnya yang satu ini!

Masalahnya itu ada di Bapak, tahu ga sih?! Enak banget ngubah jadwal pakek ga ngasih tahu. terus buat apa jadiin saya sekretaris bapak?!— ingin sekali Eshal melontarkan kalimat itu pada Zachery. Namun harus ia tahan saat mata itu sudah menatapnya tajam karena dirinya tak kunjung bergerak dari kubikelnya.

“Meluncur Pak!” sahut Eshal membawa perlengkapannya dan segera berlari kecil menyusul Zachery.

Eshal menenggak habis air didalam gelas dengan cepat, tenggorokannya sudah kering sejak 1 jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eshal menenggak habis air didalam gelas dengan cepat, tenggorokannya sudah kering sejak 1 jam yang lalu. Tapi ia baru sempat membasahinya sekarang, lantaran terlalu sibuk berkeliling di De’ Glass factory. Lebih seperti inspeksi sih, karena ia datang bersama Zachery.

“Pelan – pelan aja kan bisa. Mereka masih punya stok air mineral berpuluh – puluh liter kalaupun kurang” Zachery yang duduk dihadapannya menyahut.

Sahutan itu justru membuat aliran air yang harusnya masuk ke tenggorokan malah belok kearah lain membuatnya seketika tersedak.

“Saya udah bilang pelan – pelan” Zachery bangkit dan ikut menepuk pelan bahu Eshal

Batuknya reda, tapi tidak dengan jantungnya yang kini malah ikutan tersedak mendapat sentuhan kecil dari bosnya itu.

“P..Pak saya ke toilet dulu. Kalau sudah mau pesan makan, sekalian ya Pak. Saya ga rewel soal makanan” memang Eshal termasuk spesies langka, yang tanpa tahu malu menyuruh bosnya untuk memesankan makanan.

AFFAIRE D'AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang