Sedikit demi sedikit akhirnya Zachery mengerti, ada perasaan yang terlibat dari hatinya pada Eshal. Mulai dari logika yang memudar dari pikirannya saat segala sesuatu berhubungan dengan Eshal.
Mulai dari dia yang tak suka laut akhirnya mulai untuk tidak membencinya.
Mulai dari dia yang tak suka menaruh kepercayaan pada orang lain, mencoba untuk belajar hal itu.
"Kamu yang buat jantung ini berdegup enggak normal. Tapi gimana bisa kamu juga yang buat degupan ini balik lagi tenang" Zachery mendapatkan ketenangan itu saat memeluk Eshal. Bukti lain diluar logikanya bahwa yang bekerja disini adalah perasaannya.
"Saya enggak bermaksud untuk bikin kamu bingung" ia melepas pelukan, dan menatap Eshal dengan tatapan yang mendalam "saya ingin minta izin kamu, untuk mengenal kamu lebih jauh. Begitu sebaliknya kamu boleh mengenal saya lebih jauh" Zachery mengungkapkan apa yang ia rasakan. Tapi ia tak ingin melangkahkan pijakannya terlalu terburu - buru.
Pun dengan Eshal, ia mengalami perasaan senang dan takut secara bersamaan. Dia takut akan kembali menaruh kekecewaan pada sebuah hubungan. Dia saja untuk meyakini adanya cinta sangat sulit. Melihat apa yang telah terjadi pada keluarganya. Kemudian seseorang pernah hadir, seakan memberi penawar. Tapi justru kembali menabur racun. Sehingga membuatnya sulit percaya akan cinta.
Tapi ia pun tak dapat menampik perasaan senang dan nyaman ketika ada Zachery yang ada disampingnya. Sisi Zachery yang belum pernah ia tahu sebelumnya juga membuatnya tak lagi menaruh benci pada lelaki itu.
Dia mencoba berpikir sebaik mungkin tapi tidak bisa. Mungkin bagi orang lain akan mudah untuk memberikan jawaban. Sebab, Zachery tidak meminta hal lebih melainkan ingin mengenal lebih dekat. Tapi dirinya bukan lagi anak kecil yang tak mengerti arti tersirat dari kata 'mengenal'. Apa dia berpikir terlalu jauh? Eshal tak ingin lagi membuat dirinya berharap.
"Mungkin ini kedengarannya konyol. Tapi, boleh saya minta waktu?"
Gurat wajah Zachery tidak berubah. Sebetulnya dia menghargai permintaan Eshal, tapi rasanya dia tak bisa lagi menunggu lebih lama. Meski pada akhirnya ia menganggukkan kepala "3 hari, Eshal. Saya kasih kamu waktu 3 hari"
Akhir pekan, seharusnya Eshal sedang bersantai - santai didalam kamar. Tapi dia harus berdiri disini sembari menunggu sang sepupu kesayangan di bandara, alias menjadi tukang jemput.
Zidan baru saja kembali dari Singapura setelah menyelesaikan pentas seni Sanggar Budaya se-Asia.
Masih 5 menit lagi sampai pesawat Zidan melandas di bandara Adi Sucipto. Namun jeda waktu tersebut justru membuat pikiran Eshal berputar mengenai kejadian tadi malam. Jujur dia belum memiliki jawaban untuk ia berikan pada Zachery. Haruskah ia biarkan saja? Atau haruskah ia hentikan sebelum melangkah terlalu jauh?
"Mbak, permisi" tepukan dipundaknya barusan membuat Eshal tersadar bahwa ada seseorang yang baru saja memanggilnya.
Itu bukan Zidan. Tunggu, siapa perempuan ini? Rasanya Eshal belum pernah mengenal perempuan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRE D'AMOUR
ChickLit╭ αffαírє d'αmσur (n.) huвungαn cíntα sαmα tídαk pєrcαчαnчα tєrhαdαp cíntα mєnαrík mєrєkα sαtu sαmα lαín. ╯ ••• "Kamu sengaja sakit buat ca...