Episode 15: Perang Sesungguhnya; Kacau

2K 206 3
                                    


Tim dari Musky Corporation tiba di pulau Wakatobi pada pukul delapan pagi, setelah melakukan perjalanan udara 2 jam lamanya. Tak ada waktu istirahat karena mereka langsung berangkat untuk survey ke sebuah tempat yang akan menjadi tempat produksi parfum.

Sepulang dari tempat produksi mereka melakukan beberapa evaluasi di hotel kemudian bersiap untuk presentasi pada pukul empat sore nanti.

Eshal kembali ke kamar yang ia tempati bersama Bibin. Ia segera membuka laptopnya sebab harus memasukkan beberapa tambahan data hasil survey tadi untuk presentasi. Hatinya yang tidak tenang membuat pikirannya bekerja lebih ekstra karena mudah sekali hilang fokus.

Selesai menyimpan datanya, segera tangannya bergerak mengransferkan file pada flashdisk yang sudah terpasang disisi laptop. Saat itu ia hendak melihat ponselnya untuk mengecek jam. Namun nahas, kuasa sebelah kanannya malah menyenggol cangkir kopi di meja yang sama dan berhasil menumpahkannya ke laptop.

"Aduh!" Eshal langsung mengambil cangkirnya, mencabut flashdisk yang masih terpasang kemudian mencari tisu untuk mengeringkannya.

"Astaga! Apalagi ini! Please, semoga masih nyala" Eshal memijat pelipisnya kemudian bangkit membuang tisu yang sudah basah oleh kopi. Tungkainya bergerak mencari hair dryer untuk mengeringkan mesin laptopnya. Mungkin bisa sedikit membantu.

"Kenapa, Shal?" tanya Bibin yang baru masuk ke kamar dan melihat Eshal tengah mengarahkan hair dryer ke arah laptop.

"Laptopnya kena tumpahan kopi" Eshal berdesah kesal.

"Hah?! Yang bener? Terus data penting buat hari ini gimana?" tanya Bibin menghampiri Eshal.

"Udah di selametin ke flashdisk. Tolong cek ini dong, Bin" Eshal menyodorkan sebuah flashdisk pada Bibin.

"Tentu" Bibin mengambil flashdisk itu kemudian berjalan menuju tasnya untuk mengambil notebooknya memastikan data - data itu masih ada disana.

"Apa nama filenya?"

"Wakatobi Scent. Gimana? Ada 'kan?" tanya Eshal berharap cemas. Tangannya masih disibukkan dengan hairdryer yang menyala kearah laptop.

"Ada. Dua file presentasi 'kan?" tanya Bibin kembali.

Eshal mengangguk, ia sedikit lega. Setidaknya ia tidak akan mati ditangan Zachery karena kehilangan file presentasi untuk para investor.

Tangannya kini bergerak mencoba menyalakan laptopnya "wah gila sih ini sampe Bluescreen?!"

"Seriusan?!" sebab bangkit ikut terkejut, karena jika Blue Screen terjadi pada layar elektronik seperti laptop itu tandanya mendapatkan kerusakan yang cukup parah.

Eshal mengangguk lemah "seenggaknya file buat presentasi masih keselamatin" ucapnya lemah.

"Coba panggil pihak service laptop, nanti aku juga coba tanya sama pak Raka"

"Aku mesti balik lagi ke Pak Raka. Masih ada beberapa hal yang mau kita obrolin buat teknis produksi" - "flashdisknya" Bibin memberikan kembali flashdisk kepada Eshal kemudian melesat pergi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AFFAIRE D'AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang