Episode 3: Genderang Perang

3.4K 311 1
                                    

Zachery duduk di kursinya dengan tangan yang sibuk membolak – balik kertas proposal dan juga laporan yang harus ia tanda tangani. Tapi pikirannya cukup terganggu oleh karyawannya yang kelewat berani terhadapnya itu— Eshal Ghazala. Dia itu dominan dan tidak boleh ada orang yang menentangnya seperti itu.

Ketukan pintu menginterupsi atensi Zachery yang tengah mengawang dengan perasaan sebal pada Eshal, "masuk" ucapnya.

Kepala Thufail—si lelaki berambut mullet menyembul dari pintu "Kamu manggil aku, Zach?"

"Pak Zach" ralat Zachery, di kantor dirinya berusaha berlaku sama rata meskipun dengan sahabat karibnya sejak usia 5 tahun itu.

Thufail memutar bola matanya malas, apa salahnya toh diruangan itu hanya ada mereka berdua, pikirnya. Sepatu pantofelnya berketuk menuju sofa hitam dan mendudukkan dirinya disana tak jauh dari meja kerja Zachery.

Setelah selesai membaca proposal terakhir, Zachery berdiri dan beralih duduk disamping Thufail.

"Stafmu—Eshal, gimana dia?" bukan Zachery namanya jika harus berbasa – basi dulu.

Thufail Rafisqy— ayah satu anak itu mendelik pada sahabatnya, merasa janggal "hah? Penasaran nih, Zach?"

"Gila kamu! Maksud saya gimana performa kerja dia?" kesal Zachery, gadis itu terlalu menyebalkan untuk dia sukai.

Bibir roundlips itu menekuk kebawah, bahunya bergerak saat kepalanya mengangguk santai. Ia bersandar di sofa eksklusif yang hanya ada 3 unit didunia yang sengaja dibeli Zachery—lumayanlah, cobain barang mahal "She is good, 4 tahun ini performa kerjanya terus ningkat. Tepat waktu, sama realisasi idenya yang selalu memuaskan" jelas Thufail.

"Pak enggak ada niatan buat pecat Eshal 'kan? Dia termasuk salah satu aset penting perusahaan loh" ingat Thufail mengingat kinerja serta kreativitas Eshal yang selalu memuaskan.

Satu halis tebal Zachery terangkat, dia tahu sebab dia juga sudah membaca berkas Eshal "enggak, enggak akan dipecat. Cuma sedikit ngasih pelajaran tentang kedisiplinan, kerapihan, dan enggak ngomong sembarangan"

Thufail hanya menghela napasnya, sifat dominasi karibnya itu memang sudah menjiwa "sama aja, dengan kata lain kamu mau buat dia enggak betah".

"enggak – enggak. Bilang aja ini buat uji ketahanan dia di perusahaan ini" Zachery tersenyum penuh kemenangan memikirkan banyak hal untuk memberi Eshal pelajaran. Sementara Thufail hanya menggeleng tak mengerti apa yang ada di pikiran Zachery.

 Sementara Thufail hanya menggeleng tak mengerti apa yang ada di pikiran Zachery

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Eshal berjalan menuju ruangan bosnya—Zachery. Tadi Thufail, kepala departemennya menyampaikan jika dirinya dipanggil oleh Zachery. Eshal tak tahu kali ini apa yang akan terjadi padanya, tapi ia merasa bosnya satu itu seperti menaruh dendam padanya.

"Oke, Let's see what he wants from me" semangat Eshal pada dirinya. Ia tidak akan kalah pada bos arogannya itu.

"Enggak usah sambat didepan ruangan saya" suara itu tepat berasal di dekat telinganya membuat gadis 27 tahun itu tentu saja terkejut bukan main, ia sampai memegangi dadanya yang masih berdegup dengan kencang.

AFFAIRE D'AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang