Eshal tersenyum saat melihat tawa riang dari wajah sang adik. Lama ia tak melihat wajah itu secerah hari ini. Ia patut berterimakasih pada Zachery yang benar - benar menghadiahi Kirana dengan 'Jalan-jalan'. Tapi setitik hati kecilnya teringat sesuatu yang sudah terjadi beberapa hari kebelakang "siapa yang nyangka, anak sekecil Kirana punya hati yang besar" ia tak berhenti memandang adiknya
Zachery menengok kearah Eshal "dia bahkan nerima kata - kata paling nyakitin dari mbaknya sendiri. Orang yang harusnya jaga dia, yang harusnya ngelindungin dia. Tapi Kirana masih maafin saya. Kalo inget hari itu kadang saya ngerasa malu banget jadi mbaknya"
"Eshal" Zachery menyahut lembut "saya gapernah membenarkan perbuatan buruk seseorang. Tapi, kadang keadaan dan diri kita enggak selalu seperti yang kita inginkan. Ada kalanya kamu enggak bisa ngontrol dirimu sendiri. Tapi kamu sudah sangat hebat mau memperbaiki kesalahan kamu. And yes I know, she is such a big heart. Dan Kirana akan mengerti kalo kamu gapernah bermaksud seperti itu. Kamu orang yang berharga dimata Kirana."
"Kirana sekarang udah baik - baik aja. But, the question now is- you. How about you?"
Eshal menengadah hanya untuk melihat wajah Zachery. Untuk pertama kalinya dia mendapatkan pertanyaan seperti itu, dan bukan dari sepupunya Zidan. Bagaimana keadaannya? Satu pertanyaan yang ia tak tahu dapat dengan mudahnya menyentuh sisi sensitif dalam hatinya. Baginya pertanyaan itu amat berarti, karena menyiratkan kepedulian padanya.
"It's okay not to be okay" dan bersamaan dengan itu air mata Eshal turun semakin deras. Ia tak bisa menahannya. Air mata itu bagaikan tumpahan beban yang selalu ia pendam.
Dia lelah, dia ingin menangis
Zachery melangkah mendekat hanya untuk memeluk dan mengusap lembut punggung ringkih itu. Ini kali kedua dirinya mendapati Eshal menangis dan selalu membuat sesuatu dalam dirinya tersiksa setiap melihatnya.
"Mbak!"
Sahutan melengking itu menyadarkan keduanya. Membuat dua pasang kaki itu serentak mundur mencipta jarak.
"Mbak ayo kita cobain yang lain. Mas Zach juga harus ikutan!"
Sementara Eshal disana sibuk untuk menghapus sisa air mata di wajahnya. Zachery sudah mengambil tindakan lebih dulu, mengalihkan perhatian Kirana dari Eshal "ayo sweetheart! Mau naik apa lagi?" sahutnya menggendong tubuh Kirana.
"Ayo naik kincir angin! Kirana mau lihat pemandangan bareng mas Zachery sama mbak Eshal. Pasti seru!"
Hampir setengah hari Kirana, Eshal, dan Zachery menghabiskan waktu di taman main bersama. Meski begitu tak membuat Kirana berhenti berceloteh saat perjalanan pulang.
"Mas Zachery sekali - kali nginep dong di rumahnya Kirana" sahutnya tiba - tiba. Tak ayal membuat nanar muka Zachery dan Eshal terkejut. Gadis ini memang masih perlu dibimbing. Belum tahu mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, secara norma agama dan lingkungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRE D'AMOUR
ChickLit╭ αffαírє d'αmσur (n.) huвungαn cíntα sαmα tídαk pєrcαчαnчα tєrhαdαp cíntα mєnαrík mєrєkα sαtu sαmα lαín. ╯ ••• "Kamu sengaja sakit buat ca...