Episode 6: Ada Yang Marah

2.4K 223 3
                                    

Sudah berlalu lima menit lamanya jam istirahat di kantor Eshal. Dia masih harus menyelesaikan satu proposal lagi untuk kemudian di serahkan kepada Zachery.

Saat pukul dua belas lebih lima menit Eshal menyelesaikan pekerjaannya. Sementara Zachery sudah pergi sejak tadi, ia akan menyerahkannya setelah jam istirahat. Kali ini ada yang harus ia lakukan segera sebelum jam istirahatnya itu habis.


 Eshal tersenyum saat mendapati gadis kecilnya tengah tertidur di ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Eshal tersenyum saat mendapati gadis kecilnya tengah tertidur di ruang tengah. Tungkainya berhenti di depan Kirana kemudian menepuk lembut pipinya "Kirana sayang, bangun. Mbak udah pulang, ayo kita makan".

Eshal selalu menyempatkan diri untuk bisa makan siang di rumah bersama Kirana. Ini adalah salah satu bentuk perhatian yang bisa Eshal berikan untuk Kirana, agar adiknya itu tidak merasa kesepian. Walau ada Budhe Ana atau Zidan jika sedang senggang, Eshal merasa sudah menjadi kewajibannya memberikan perhatian lebih pada adik satu -satunya itu.

"Mbak Eshal udah dateng?" tangan Kirana mengusap matanya untuk menghilangkan kantuk. Kehadiran Eshal dihadapannya membuat senyumnya mengembang dengan tulus.

Eshal mengangguk kemudian menarik tangan Kirana menuju dapur "tadi, gimana di sekolah?" tangannya bergerak menyalakan kompor untuk menghangatkan makanan yang ia masak pagi tadi.

"Tadi bu guru nyuruh kita buat gambar"

"Oh ya? Terus Kirana gambar apa?" Eshal melanjutkan obrolannya sembari menuangkan sup ke dalam mangkuk. Sedangkan Kirana membantunya menyiapkan alat makan di meja.

"Kirana gambar Mbak Eshal, Kirana, Mas Zidan, sama Budhe Ana" ada jeda dalam ucapan Kirana membuat Eshal menengok kearah si adik kecil "soalnya bu Guru minta buat gambar keluarga" sambungnya.

Membeku ditempat, Eshal selalu merasa ada ribuan batu menghantamnya saat satu kata 'keluarga' terucap. Mungkin jika teman Kirana akan menggambar orangtua mereka. Tidak dengan Kirana yang bahkan tak ingat wajah kedua orangtua mereka karena keduanya meninggalkan Kirana saat umur satu tahun.

Eshal menekan perasaan sedihnya dalam - dalam, dia berusaha mengukir senyum di wajahnya kemudian menghadap Kirana "Mbak penasaran gambarnya kayak apa? Pasti Mbak cantik di gambar yang Kirana bikin"

Kirana ikut tersenyum senang "iya dong!" Kirana berlari kecil ke kamarnya mengambil selembar kertas yang berisi gambarnya tadi di sekolah kemudian kembali ke meja makan.

"Lihat, Mbak! Kirana dapet nilai A" Kirana dengan perasaan bangganya menyodorkan kertas hasil gambarnya pada Eshal.

"Bagus banget! Kok Mbak baru tahu hasil gambar tangan Kirana sebagus ini" gadis berumur 9 tahun itu sepertinya memiliki bakat menggambar. Tidak seperti dirinya setiap mencoba menggambar manusia akan berakhir menjadi orang - orangan sawah

"Mas Zidan kegantengan disini" protes Eshal.

"Mas Zidan 'kan emang ganteng" Kirana terkikik "nanti Kirana mau tunjukkin sama Mas Zidan"

AFFAIRE D'AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang