Episode 28: Whatever The Risk Is

442 31 5
                                    

Eshal tahu, sangat tahu kapan Zachery datang. Dia tahu kemana langkah kaki Zachery bergerak. Meski dari hasil curi - curi pandang.

"Kenapa lirik - lirik si Bos terus? Wajahnya resah begini. Habis dapat siraman rohani?" Hana membiarkan putranya bermain dengan Zidan dan Kirana sementara dirinya menghampiri Eshal yang tengah duduk di gazebo seorang diri.

Eshal sempat menghela nafas sebelum akhirnya menjawab "enggak. Enggak habis di apa- apain"

"Jangan - jangan galau mikirin si Bos?!" Eshal diam tak menampik ucapan Hana. Membuat ibu satu anak itu cukup terkejut "jadi beneran? Kamu suka sama si Bos?"

Eshal berpikir sejenak sebelum akhirnya mengucap "masih terlalu jauh untuk kesana"

"Mba Hana" Eshal duduk menghadap Hana dengan intens "menurut Mba, kalau ada orang yang ngomong mau kenal lebih lanjut. Gimana tanggapan mba?"

"Hmm" Hana terlihat berpikir beberapa saat "tanya tujuan dia apa. Cuma buat coba - coba atau memang serius"

"Tapi ini enggak sampai sedalam itu mba. Hanya mengenal dulu"

"Maka dari itu. Tanya tujuannya jelas atau enggak. Dan yang paling penting tanya hati kamu. Apa kamu siap untuk membiarkan dia mengenalmu dengan segala konsekuensi yang ada. Semua pilihan akan ada konsekuensinya. Sekarang coba tanyakan sama diri kamu konsekuensi mana yang sekiranya bisa kamu tanggung dari kedua pilihan itu"
Eshal termenung akan ucapan Hana. Dia mulai menimbang akan dia bawa kemana keputusannya nanti.

"Hai!" Eshal melirik si pemilik suara. Gadis tempo hari yang pernah mengira dia sebagai istri Zidan.

Eshal hanya tersenyun kaku, sempat melirik presensi Zachery yang berada disamping si gadis.

"Jadi, mbak rekan kerjanya mas Zach ya?" Afsana memang kalau berucap tak pernah basa basi persis Zachery, hanya bedanya Afasana ini lebih ceria sedangkan Zachery memiliki setingan serius.

"Oh, aku Afsana mba. Adik mas Zachery yang paling cantik"

"Wong cuma ada kamu tok!" Celetuk Zachery nampak enggan melirik Eshal.

Zachery kembali berucap "adik saya katanya mau kenalan sama istrinya Zidan. Sudah saya tinggal dulu"

Eshal dibuat bingung sekarang, kenapa tiba - tiba sikap Zachery seperti saat mereka pertama bertemu, acuh tak acuh. Apa sebenarnya mau lelaki itu?

"Mba, nama saya Afsana" wajah riang itu mengulurkan tangannya pada Eshal. Ia menyahut uluran tangan itu dan sempat terkesima pada sifatnya yang easy - going "saya Eshal"

Afsana berdekhem beberapa kali "mba beneran sepupunya kan, bukan istrinya?"

Senyum Eshal mengembang begitu saja tatkala pertanyaan itu muncul, dia tahu kearah mana maksud pertanyaan gadis ini. Afsana maupun Zidan keduanya sama - sama memiliki ketertarikan. Meski tidak tahu takdir akan membawa mereka kemana, tapi keduanya berusaha untuk menikmati momen yang ada.

Ya, mungkin saja dia harus sedikit belajar dari keduanya.

"Bukan. Saya bukan istrinya Zidan, Zidan sepupu saya rumahnya disebelah rumah saya"

"Tapi kan mba sepupu juga-"

Eshal menggeleng mantap "Zidan itu buat saya dan Kirana sudah seperti sosok kakak bahkan ayah untuk kami"

"Kirana? Adek kecil itu?" Afsana menunjuk Kirana yang masih betah melihat kelucuan tingkah Fadil.

***

Afsana adalah definisi Sinta yang mengejar cinta Arjuna. Gadis itu benar - benar melakukan langkah cepat untuk mengenal Zidan lebih lanjut. Pun dengan Zidan dia menyambut hangat sikap Afsana, bahkan dia meminta izin langsung pada Zachery untuk mengajak adiknya keluar. Lalu bagaimana dengan Zachery dan Eshal? Mereka masih mencoba menerka isi hatinya masing - masing. Meyakinkan dirinya bahwa mereka memang sudah berjalan pada rel seharusnya.

AFFAIRE D'AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang