Habis badai terbitlah cerah, Eshal membuat satu slogan penyemangatnya pagi ini ini. Kejadian kemarin, saat Zachery malu sebab salah menyangka Zidan sebagi suaminya seperti suntikan mood super baginya. Rasanya begitu menggelitik, mengundang tawa untuk pecah kala mengingat bagaimana Zachery yang biasanya ketus, pemarah, arogan salah tingkah karena malu. Apalagi berkat petuah dan tips pak Ibnu kemarin, dia sudah siap bertempur hari ini.
"Hei! Tumben cerah banget duduk disitu" tegur Thufail melirik kursi yang sudah dua hari ini Eshal duduki.
Satu senyum lebar tercetak diwajah manis Eshal "Pagi, Pak Thufa! Diluar matahari bersinar cerah, masa saya enggak semangat, Pak" Eshal mendekat tangannya membuat isyarat untuk berbisik "sama nih Pak, orang semena - mena itu enggak baik kalo dibiarin aja. Jadi saya semangat buat ngelawan itu"
Gelak tawa Thufail terdengar nyaring, jangan lupa tone dalam Thufail selalu membuat tawa bapak satu anak ini terdengar menggelegar. Thufail jelas tahu siapa orang yang dimaksud Eshal. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya tercinta.
Keseruan diantara keduanya harus terhenti saat telpon dimeja Eshal berbunyi.
"Hal—"
"Suruh Thufail masuk! Lagi kerja malah bercanda. Enggak disiplin!" suara tegas Zachery di sebrang sana terdengar samar ditelinga Thufail.
"Ini namanya keramahtamahan Pak. Masa lupa sih sama 5s di kantor Bapak. Kalau Bapak lupa saya bantu ingetin— sapa, salam, sopa—" Eshal menjauhkan gagang telpon kala bosnya disana menutup sambungan dengan cara menghentakkannya keras.
Eshal tersenyum seperti baru saja mendapatkan kemenangan "pak Zachery udah nunggu didalem, Pak" gadis yang hari ini menggunakan setelan kuning gading itu menjeda "hati - hati Pak, moodnya lagi anjlok"
Thufail terkekeh mendengar penuturan Eshal. Sedikit banyak Eshal memperhatikan bosnya yang tempramental ternyata.
"Tenang aja. Saya udah kebal. Saya masuk kalau gitu" ia mengangkat tangan kanannya berpamitan pada Eshal dengan satu senyum kecil. 1 - 0 skor sementara hari ini, kemenangan untuk Eshal. Pikirnya.
Sungguh kejadian kemarin membuat mood Zachery rusak hari ini. Ia merasa dipermalukan meski tidak secara terang - terangan.
Dan juga dirinya sangat tidak suka melihat senyum kemenangan yang terpampang jelas di wajah sekretarisnya saat berpapasan pagi ini didepan ruangan. Membuat dirinya merasa terkalahkan.
"Ada apa Bos yang terhormat manggil saya?" Thufail masuk dengan senyum kotak khas miliknya.
Wajah Zachery semakin mengeras "buang jauh - jauh itu senyum!" ketusnya.
"Sialan kamu Thuf, kenapa mesti bohong kalau laki - laki yang namanya Zidan itu suaminya Eshal?" Umpat Zachery dari kursi kerjanya.
"Ow, ow. Tenang - tenang. Emangnya kenapa?" Tanya Thufail dengan santainya ia duduk di sebuah sofa hitam sementara Zachery masih menahan kesal. Ia ingin sekali memotong gajih Thufail, tetapi tidak tega mengingat pria satu ini adalah calon ayah dua anak. Bisa - bisa stres gara - gara istrinya mengomel karena jatah bulanan berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRE D'AMOUR
ChickLit╭ αffαírє d'αmσur (n.) huвungαn cíntα sαmα tídαk pєrcαчαnчα tєrhαdαp cíntα mєnαrík mєrєkα sαtu sαmα lαín. ╯ ••• "Kamu sengaja sakit buat ca...