Jujur, ini adalah kali pertama hati Zachery merasakan sebuah euphoria yang tinggi setelah sekian lama. Zachery bahkan selalu merasakan degupan jantung yang hebat akhir - akhir ini.
Bahkan dia merasa dirinya setengah gila kala melihat pancaran senyum dari wajahnya sendiri dibalik cermin ruang Tengah rumah.
"Eshal, kamu kenapa bikin saya kayak orang gila?"
"Zach, kamu udah pulang?" sapaan seorang Wanita paruh baya seketika membuat senyum diwajah milik Zachery luntur seketika.
Lagi, Zachery akan selalu memilih untuk menghindar ketika ada Mayang disekitarnya. Terlampau menyakitkan, dia masih menaruh kecewa yang besar pada ibu kandungnya itu. Dia tahu itu sudah belasan tahun yang lalu, tapi sungguh kejadian itulah yang justru membuatnya mati rasa. Enggan lagi percaya pada yang mananya cinta.
"Zachery Aqsa Uqail, mau sampai kapan kamu ngehindarin mamah seperti ini? Mamah itu udah enggak muda lagi, kamu mau terus benci sama mamah?"
Zachery menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap sang mamah. Satu tarikan nafasnya yang terdengar menyesakkan "sekarang Zachery tanya, Kenapa mamah usir ayah dari rumah ini? Bisa mamah jelaskan?"
Mayang seketika terdiam, kejadian 18 tahun lalu bukanlah kejadian yang baik untuk dikenang. Semuanya hancur pada saat itu. Dirinya dan keluarganya.
"Ayah kamu-" tenggorokannya tercekat, dia tahu ini sudah 18 tahun berlalu. Akan kah Zachery percaya dengan ucapannya kali ini?
Raut kecewa Zachery tak dapat ia hilangkan. Ibunya tetap terdiam kala pertanyaan ini muncul. Jadi benar ya, ibunya merasa tidak pantas bersanding dengan sang ayah yang memang memiliki status lebih rendah dimata sosial.
Afsana datang menghampiri Mayang "Mah, udah saatnya mas Zach tahu. Dia bukan anak kecil lagi"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kemelut pikiran Zachery tak bisa berhenti. Ia meradang merindukan sang ayah. Hanya satu tahun dia masih bisa berkontak dengan ayahnya setelah perceraian kedua orang tuanya. Selepas itu tak ada lagi komunikasi apalagi sebuah pertemuan. Meski tak dapat ia pungkiri, sampai hari ini pun dia masih mencari keberadaan sang ayah. Jika memang karena strata sosial, ibunya adalah orang yang paling kejam sampai membuatnya tak bisa lagi bertemu panutan hidupnya. Orang yang amat berharga untuk Zachery.
Zachery duduk diranjangnya dengan musik instrumental yang masih mengalun. Pikirannya masih kacau. Dia mengambil ponsel dari atas nakas, mengetik sebuah nama di pencarian kontaknya.
Besok kemana?
5 menit kemudian
Eshal is typing...
From Eshal:
Gak kemana - mana. Kenapa?
Zachery sempat terdiam, sampai ia akhirnya mengetik lagi beberapa kata.
