More & More - Twice
Yang mau request silahkan...
JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
HAPPY READING!
_____________________________________
Sekitar pukul empat sore, Senja memakirkan motornya di basement gedung apartemen tempatnya tinggal. Ketika berbalik, gadis dengan rambut tergerai itu tersentak, kaget luar biasa karena seorang cowok yang entah sejak kapan kini sudah berada di hadapannya. Yang lebih mengejutkan lagi adalah, cowok itu tersenyum konyol, kemudian membuat beberapa raut wajah yang sangat aneh.
"Halo Senja! Long time no see!" ucap cowok itu sembari tersenyum lebar.
"Long time no see, long time no see. Baru tadi pagi ketemu long time no see katanya? Nggak jelas banget sih," Senja menatap aneh cowok bernama Sangga itu, cowok yang tadi pagi bersikap dan berbicara aneh padanya.
"Wah, kita jodoh banget bisa ketemu di sini! By the way, lo dari mana jam segini baru pulang?" Sangga masih setia tersenyum lebar.
"Ini cowok kenapa sih? Kenal juga enggak. Ih," Senja masih menatap Sangga aneh. Gadis blasteran Indo-Turki itu mendorong Sangga, kemudian pergi begitu saja. Hal itu membuat Sangga tertawa kecil sembari menggeleng, lalu berjalan mengikuti Senja dengan riang.
"Nanana, nanana, yuhuu." Sepanjang perjalanan mengikuti Senja menuju ke lift, Sangga terus saja menyenandungkan nada itu, yang kadangkala diimprovisasi agar tidak membosankan. Ketika memasuki lift, Senja bersedekap dengan raut wajah kesal, membuat Sangga yang berdiri di sebelah gadis itu tertawa kecil. "Lo itu strange yes." Cowok itu kembali tertawa kecil.
Senja memutar bola matanya, merasa jengah. "Diri sendiri aneh pakek ngatain orang lain aneh. Dasar gila," batinnya kesal.
"Lo kok diem aja sih dari tadi? Lo sariawan? Atau sakit gigi? Atau sakit tenggorokan? Atau apa?" Sangga masih menatap Senja dengan senyum lebarnya.
"Andai aja gue bisa sihir, gue bakal buat cowok perusak suasana hati ini lenyap dari Bumi ini," batin Senja geram.
"Gue tiba-tiba aja penasaran deh. Kenapa sih, nama lo Senja? Apa karena lo lahir waktu matahari terbenam? Atau karena lo punya cahaya jingga kayak matahari terbenam? Atau karena lo, bisa terbenam juga?" Sangga kemudian tersentak sendiri. "Astaga! Masa iya sih? Kok bisa?"
Senja menghela nafas kasar, merasa muak dengan segala omong kosong Sangga. Tak lama setelahnya, suara denting lift sebagai pertanda telah sampainya mereka di lantai tujuan terdengar, membuat Senja menghela nafas lega.
"Lo kenal siapa aja di apartemen ini?" tanya Sangga ketika dirinya dan Senja berjalan keluar dari lift. "Kalo nggak ada, lo kenal sama gue aja," cowok itu tersenyum lebar.
"PD baanget," Senja mengalihkan pandangannya dengan tatapan malas. "Dia pikir dia seberharga itu apa?"
Tak lama setelahnya, Senja menghela nafas lega, karena akhirnya gadis itu sampai di depan apartemennya. Sementara Senja merogoh saku jas almamater hitamnya untuk mencari access card pintu apartemennya, Sangga bersandar di depan pintu apartemennya sembari bersedekap dengan kaki kanan yang disilangkan ke atas kaki kiri, tak lupa terus menatapi Senja dengan senyum lebarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Twilight
RomanceSetelah semestanya menggelap secara tiba-tiba, Senja diharuskan membangunnya kembali, bersama pemuda-pemudi yang satu persatu datang ke dalam lingkaran semestanya. Bersama keajaiban yang membuat Senja harus menyesuaikan diri lagi dan lagi. Termasuk...