16. > Sengketa

34 19 1
                                    

Jikjin - TREASURE

Yang mau request silahkan...

JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

HAPPY READING!

_____________________________________

4.980 detik kemudian...

"Mau apa lo? Pergi sana!" ucap Senja ngegas.

"Abis nangis masih bisa galak ya lo?" balas Kala yang tengah bersandar pada kepala kursi setelah duduk sepersekian detik sebelumnya.

"Gue masih nangis bukan abis nangis!" balas Senja entah kenapa tak terima, mengusap air matanya yang berjatuhan secara berkala.

"Gue milih kata 'abis nangis' ... secara nggak langsung gue doain supaya lo berhenti nangis." Jeda sejenak. "Sama kayak pemikiran, kesedihan berlebih juga nggak baik. Pada akhirnya, nyusahin diri lo sendiri."

"Berisik. Pergi lo!"

"Boleh aja kalo lo mau berbagi ke gue. Gue-"

"Lo modus! Pergi sana!"

"Gue serius, Cewek Aneh."

"Gue nggak mau diseriusin sama lo, Aruna!"

"Ck. Bisa-bisanya ya lo, udah nangis kayak gini masih aja ngeladenin gue."

"Ya makanya lo pergi sana!"

"Nggak, Cewek Aneh. Gue nggak akan pergi."

"Ngeyel banget sih lo!"

"Lo juga ngeyel." Jeda sejenak. "Kali ini, lo nggak perlu gengsi sama gue. Gue juga nggak bakal ngasih tau siapa-siapa kok, kalo lo nangis kejer di sini. Salahin aja hati gue yang nggak tegaan ini."

"Dasar sok baik!"

"Iya, gue emang sok baik."

"Dasar sok gentle!"

"Iya, gue emang sok gentle."

"Dasar sok keren!"

"Iya, gue emang sok keren."

"Dasar sok suci!"

"Gue emang masih suci kok."

"Kok lo nggak marah sih?!"

"Kan tadi gue udah bilang, lo boleh berbagi sama gue. Apapun. Dan itu artinya, gue akan menerima apapun yang lo lakuin, asalkan lo nggak bikin gue melayang ke depan pintu akhirat."

Senja terdiam, merasa lelah dan tidak sanggup lagi meladeni Kala. Gadis yang masih menangis itu bersandar begitu saja pada kepala kursi, kemudian menunduk sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, tak peduli lagi pada Kala yang menatapinya dari samping.

"Gue ... paling nggak bisa kalo ngeliat cewek lagi nangis, apalagi tepat di depan mata gue, sedeket ini."

"Elo yang deketin gue!"

"Anggep aja ... gue boneka ajaib besar yang tiba-tiba dateng...," Kala mendekat, secara perlahan mengarahkan kepala Senja ke bahunya, "Dan dengan senang hati jadi tempat lo bersandar." Cowok itu merogoh saku, meletakkan saputangan putih di pangkuan Senja.

Benda lembut itu Senja genggam, diremat dengan air mata mengalir deras. Lalu setelah sepersekian detik mengepalkan tangan erat-erat, gadis itu dengan cepat menarik diri dari Kala, berganti memeluknya dengan wajah yang tenggelam pada bahu lebar cowok itu. Tentu saja, Kala balas memeluknya, menepuk-nepuk punggung Senja yang bergetar hebat, bergantian dengan elusan di rambutnya. Dia sungguh tak peduli meski Senja memilih jasnya daripada saputangannya, untuk menampung air mata itu. Karena justru yang lebih dia pedulikan-

Our TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang